-

Saturday, December 25, 2010

Bandung Braga Festival 2010

Bandung - Kadisparbud Jabar Herdiwan menargetkan 100 ribu pengunjung dalam Dua hari pelaksanaan Braga Festival. Herdiwan optimis target itu tercapai, karena jumlah wisatawan ke Bandung yang tinggi setiap weekend apalagi liburan panjang.
"Angka 100 ribu itu bukan hal yang mustahil karena wisatawan yang datang ke Bandung banyak," kata Herdiwan saat pembukaan Braga Festival 2010 di Jalan Braga, Sabtu (25/12/2010).
Lebih lanjut dia mengungkapkan anggaran untuk Braga Festival tahun ini sekitar Rp 300 juta, menurun sekitar 25 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp 400 juta.
Braga Festival kali ini menghadirkan 26 stand dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar, hotel, kuliner, kerajinan, dan kriya, "Yang dihadirkan tentunya berhubungan dengan kebudayaan dan kesenian Jabar. Selain itu, ada juga pameran, workshop, parade seni, dan kegiatan lain,". Braga Festival digelar hari ini hingga besok, Minggu (25/12/2010), dan akan mengadakan acara nonton bareng laga leg pertama final Piala AFF antara Malaysia vs Indonesia. Rencananya, pertandingan akan ditayangkan melalui layar lebar yang dipasang di panggung
Braga Festival sendiri digelar di Jalan Braga pendek, tepatnya berdekatan dengan Museum KAA.

Friday, December 17, 2010

Kumpulan gombal-gombalan (Lucu)

Gombal 1.
co: mbak, hati2
ce: hati2 knapa mas?
co: hati2 termakan cintaku (azeeekkk)
ce: @#$%^&*!
Gombal 2.
x : sayanggg... aku minta kunci gembok dong...!!!
y : buat apaan si emangnya.??
x : buat buka hati aku, terus aku masukin cinta kamu.... habis itu aku kunci rapet2 biar kamu selalu
Gombal 3.
x : beyb... kmu punya guru fisika gak.
y : ada, emangnya knp...??
x : tanyain dong...
y : tanyain apaan..? PR kamu...??
x : bukannn.! tanyain dia kenapa si kok kutub2 hati aku selalu ngedeketin hati kmu
Gombal 4.
x : saayyaaangg, papah kamu astronot ya..?
y : enggak kok..
x : kalo gitu pasti kakek kamu dong
y : enggak juga kok....
x : tru yang astronot siapa..?
y : enggak ada...
x : tapi kok ada berjuta2 bintang sih di mata kamu...?
Gombal 5.
x : hmm maaf yaa belakangan ini tanganku agak kasar...
y : ahh gapapa kok, emangnya knp??
x : soalnya aku tiap hari jadi kuli
y : yang bener kmu?? dimana?
x : di hati kamu, aku selalu buatin istana cinta buat kita berdua
Gombal 6.
Cowo : Langit malam ini ga indah yaa...
Cewe : Emang knapa?
Cowo : Karena 2 bintang terindah nya ada di mata kamu....
Gombal 7.
Co: yang,aku baru dari dokter mata nih..
Cw: hah?dokter mata?mata kamu knp? ...
Co: iy,td pas dipriksa dokter,ad ssuatu gitu d mata aku..
Cw: hah?apaan itu?
Co: kata dokternya,ternyata di mata aku ada kamuuuu...
Cw: *#@?!*#@?!
Gombal 8.
koncet : neng malam ini abang tidur mau pake kacamata aahh..
village flower : knp bang?
koncet: biar nanti mimpi ketemu eneng ga burem ^^
Gombal 9.
co : mbak, jangan pegangan sama besi kereta..
ce : loh..emang kenapa....?
co : kayaknya besinya kotor tuh..pegangan sama aku aja.. (huu..maunyeee)
Gombal 10.
ce : darling...
co : hmmm... nape?
ce : aku kyknya ga enak badan deh...
co : ga enak badan kenapa?
ce : jantung aku rada sakit gitu...
co : loh, kok bisa?
ce : jantung aku sakit kalo jauh dari kamu
Gombal 11.
Cowok :Mbak, mbak, orang tuanya pengrajin sofa ya..?
Cewek : Hah..!!!? bukan..Emang kenapa..?
Cowok :kok kalo deket sama mbak rasanya nyaman yach.
Gombal 12
co : Eh ce, besok anterin aku beli flashdisk yok?
ce  : Boleh, tapi mau beli dimana?
co : Terserah dimana aja. Flashdisk aku udah penuh ini. Abis, isinya kamu kamu semua. Hahahaha
ce : <(“-_-)

Gombal 12
co: Tadi denger suara petir gitu ga?
ce: Ga ga ga, aku ga denger. Aku udah tahu kelanjutannya, pasti kamu mau bilang suara petir tadi nyambar-nyambar hati akuu ..
co : Hidiih, bukaan ..
ce : Apaan dong?
co : Denger ga tadi?
ce : Iya, iya denger.
co: suara geledek tadi itu bukan petir, tapi hati aku yang berdegup kencang tiap ngeliat kamu. Hahaha 

Gombal 13:
Hmm kamu biasa mandi pake gula yah??
Hah?!enggak koq!!!!apaan sih!!
Enggak soalnya senyum kamu manis sih. kalo ga langsung aja bilang “kamu cantik deh kalo senyum”

Gombal 14:
Jurus Kuku :
cewe : (Kumat manjanya) Mass.. cinta nggak sama aku?
cowo : Wah tentu aku cinta kamu, Dik..
cewe : Cinta mas seberapa besar?
cowo : Kalo cowo² lain mungkin akan bilang ke kekasihnya kalo cintanya setinggi gunung dan sedalam lautan.. tapi aku tidak..
cewe : Trus.. cinta mas seberapa dong??
cowo : Seujung kuku..
cewe : (Kaget dan kesel) Lhoo kok cuma seujung kuku??!!
cowo : Sebentar Dik.. gunung bisa runtuh dan lautan bisa kering, tapi kuku ini, biar dipotong habis juga pasti tumbuh lagi..
seperti cintaku padamu, takkan pernah habis..
cewe : …@#$%^&* (salting tuh cewe)

Gombal 15:
Telah kutancapkan cinta itu kepadamu dalam kisah, hati biru, bunga biru,laut biru bahkan danau dan pepohonan semua membiru, Sayang……engkau telah membuat ruang cinta dalam satu sudut dihatiku, dan sudut itu takkan pernah terisi oleh siapapun.

Gombal 16:
co : Mencintai kamu bagaikan memegang mata pisau yang sangat tajam … semakin aku mencintaimu … semakin banyak darah bercucuran … mencintai mu benar2 membutuhkan pengorbanan ….
Ce : Ihh kamuuuu ..

Gombal 17:
Enakan buat kalo lagi abis berantem…
cewek : “Ngapain lo dateng kesini!?”
cowok : “I’m tired not to be with you…”Trus ini buat gombal aja..
“Cintaku pada mu lebih dari kemarin dan kurang dari hari esok..”

Gombal 18:
Lo tatap dalem2 deh dia, fokusin ke mata dia, trs pas dia nanya kenapa sih ngeliatin trs,
cowok : gpp sih, cma penasaran aja ama km.
cewek : penasaran apaan?
cowok : boleh nanya nga?
cewek : nanya apaan?
cowok : bapak km dulu astronot yah?
cewek : ga tuh, emank knp?
cowok : AKU LIHAT BINTANG DIMATAMU

Gombal 19:
co : Say…
ce : Ya..
co : Thanks ya yang
ce : Thanks kenapa…?
co : Karena kamu sudah hadir dalam hari-hariku…



Lanjutan

  1. HIKAYAT RADEN KIAN SANTANG
  2. Sejarah Prabu Siliwangi
  3. Mengenal Sejarah Aksara Sunda Bag 2
  4. Mengenal Sejarah Aksara Sunda
  5. Carita Siliwangi, Kian Santang Jeung Kembang
  6. Sejarah kesenian batik di Indonesia
  7. Sejarah dan Perubahan-perubahan Mesjid Agung Bandung
  8. Masa Kecil Zaman Gorombolan Bag 3
  9. Menelusuri Sejarah Sunda Belanda
  10. Masa Kecil Zaman Gorombolan Bag 2
  11. Masa Kecil Zaman Gorombolan
  12. IDENTITAS KOTA BANDUNG (LANDMARK)
  13. Sejarah Bandung Lautan Api
  14. Bandung identik dengan etnik Sunda
  15. Mengenal Suhunan Rumah Adat Sunda jawa barat
  16. Sunan Gunung Jati
  17. Sunan Kudus
  18. Sunan Kalijaga
  19. Sunan Muria
  20. Sunan Giri
  21. Sunan Drajat
  22. Sunan Bonang
  23. Sunan Ampel atau Raden Rahmat
  24. Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim
  25. Sunda dan Pajajaran
  26. Bangunan Bersejarah
  27. Sejarah Tokoh Nusantara, H. Hasan Mustopa
  28. History
  29. Wayang Golek
  30. Menguak Sejarah Alam Bandung Purba
  31. Ngaguar Kujang
  32. Sejarah Kota Bandung

Thursday, December 09, 2010

Makanan Khas Bandung

SURABI
Surabi atau serabi adalah makanan khas orang Sunda yang bentuknya seperti pancake namun lebih kecil dan tebal, terbuat dari tepung beras.Surabi dibakar dengan menggunakan alat tradisional yaitu tungku dan cetakan khusus dari tanah liat.Surabi ini memiliki banyak rasa, dengan rasa yang dianggap paling original khas Sunda yaitu surabi oncom. Sementara itu, di sekitar kampus Enhaii di Jalan Setiabudhi, Bandung terdapat sederetan warung yang menjajakan surabi. Warung ini menawarkan surabi dengan berbagai rasa atau istilah dalam kamus kuliner modern ‘topping’.


PEUYEUM
Peuyeum atau tape singkong adalah makanan khas Kota Bandung yang memiliki rasa manis, sedikit asam dan beraroma alkohol. Peuyeum ini dibuat dari singkong yang difermentasikan. Orang sering mengatakan peuyeum sama dengan tape singkong, tetapi sebenarnya terdapat perbedaan yaitu peuyeum lebih kering daripada tape. Hal ini dikarenakan perbedaan dalam proses pembuatan dan penyimpanannya. Peuyeum dengan kualitas bagus yaitu peuyeum yang baunya dan rasanya enak, manis dan asam. Peuyeum dapat ditemukan di toko oleh-oleh khas Bandung seperti di sekitar Terminal Leuwi Panjang, di Pasar Baru, dan di pasar-pasar tradisional.

BATAGOR
Batagor adalah singkatan dari bakso tahu goreng yaitu tahu yang diisi dengan campuran aci (tepung tapioka) dan daging ikan tengiri. Teman makan batagor adalah siomay yang juga terbuat dari campuran aci (tepung tapioka) dan daging ikan tengiri,
namun dibungkus dengan kulit pangsit. Keduanya dimakan dengan cara dicocol dengan saus kacang dan kecap. Makanan ini hampir dapat dijumpai di beberapa tempat yang menjual makanan khas Bandung. Batagor Kingsley dan batagor Riri adalah tempat yang wajib dikunjungi jika ingin mencicipi batagor khas Bandung



COLENAK
Orang Bandung memang pandai menciptakan makanan yang unik dengan nama yang unik pula. Seperti halnya dengan makanan yang terbuat dari peuyeum (tape singkong) yang dibakar di atas arang yang kemudian ditaburi dengan saus gula merah dan kelapa parut yang diberi nama colenak, singkatan dari ‘dicocol enak’..





SIOMAY
Makanan khas Bandung ini terbuat dari tepung aci dan ikan, diberi bumbu kemudian dikukus, dan disajikan atau dimakan dengan telur rebus, kol, tahu, kentang dan dicampur dengan saus kacang, yang sudah dibumbui, hampir sama dengan bumbu saos kacang batagor. Siomay ini terdapat di beberapa rumah makan, warung yang ada di kota Bandung


History

Although the oldest written reference to the city dates back to 1488, there were numerous archaeological finds of Australopithecus (Java Man) that lived on the banks of Cikapundung river and the shores of Bandung's Great Lake.

In the 17th-18th century, the Dutch East Indies Company (VOC) created small plantations in Bandung, with a road to Batavia (today's Jakarta) completed in 1786. In 1809, Louis Bonaparte, the ruler of the Netherlands and its colonies, ordered the Dutch Indies Governor H.W. Daendels to improve Java's defenses against the threat of the English, who occupied the nearby Malay peninsula. Daendels responded by building the Great Post Road (De Groote Postweg) that stretched about 1000 km between the west and the east coasts of Java. Because north coast was in the form of impassable swamps and marshes at the time, the road was diverted through Bandung along what is now Jalan Asia-Afrika.


Daendels liked Bandung's strategic location so much that he ordered the capital to be moved there. Military barracks were built and Bupati Wiranatakusumah II, the chief administrator of that area, built his dalem (palace), Masjid Agung (the grand mosque) and pendopo (meeting place) in the classical Javan alun-alun (city square) near a pair of holy city wells (Sumur Bandung) and facing the mystical mountain of Tangkuban Perahu.

Powered by its cinchona (for malaria drug quinine), tea, and coffee plantations, Bandung prospered and developed into an exclusive European style resort with hotels, cafes, and shops. Many of Bandung landmarks, including the Preanger and Savoy Homann hotels, as well as the shopping street of Jalan Braga, are still available today. The Concordia Society building, now Gedung Merdeka, was built with a large ball room as a club for rich Europeans to spend their weekends.

Pasopati bridge flyover, a new landmark of Bandung.
Pasopati bridge flyover, a new landmark of Bandung.

In 1880, the first major railroad between Jakarta to Bandung opened, boosting small industries and bringing in Chinese workers. The first of Bandung universities, the Technische Hogeschool (TH) was established on July 3rd, 1920. One of the its alumni members is President Soekarno himself. That university is now known as the Institut Teknologi Bandung (ITB)

In 1942, after Japanese soldiers landed in coastal areas of Java, the Dutch retreated from Jakarta to Bandung, but were driven out from there as well and surrendered soon after. After the end of the war, the Dutch came back with a vengeance and on March 24, 1946, during the struggle for Indonesian independence, the city of Bandung was burned down by its residents (Bandung Sea of Fire/Bandung Lautan Api) as a sign of refusal to surrender. Over 200,000 people fled the city during the incident.

In 1955, the Asia Africa Conference (Konferensi Asia Afrika) was held in Bandung, paving the way for the creation of the Non-Aligned Movement in 1961. The Indonesian parliament was located in Bandung from 1955 to 1966, but was moved back to Jakarta in 1966.

[edit] Orientation

Today's Bandung is a sprawling city of 2.7 million people and suffers from many of the same problems as other Indonesian cities. Traffic is congested, old buildings have been torn down, and once idyllic residences have turned into business premises.

Jalan Asia-Afrika, the former Grote Postweg, still remains as one of Bandung's main thoroughfares and connects together the alun-alun (city square) with many of the city's colonial landmarks.