-

Saturday, August 20, 2011

Puasa dalam Catatan Sejarah

SEBENARNYA puasa sudah menjadi salah satu ibadah yang paling terkenal di dunia sejak zaman dahulu. Mulai dari zaman manusia menyembah kekuatan-kekuatan alam hingga roh-roh gaib, sampai mereka mengenal Tuhan-tuhan "baru" yang diajarkan oleh para nabi dan biksu. Puasa semula dijadikan ajang untuk melatih diri agar lebih dekat dengan yang Mahakuasa melalui penderitaan menahan keinginan-keinginan manusiawi. Puasa berlandaskan juga pada rasa ketidakberdayaan manusia di hadapan Tuhan-tuhannya. Lewat "penyiksaan" itu manusia yang melakukannya merasa damai dan lebih tenang karena merasa sudah pasrah kepada Sang Maha Segalanya.

Tokoh-tokoh filsafat Yunani menganjurkan para pengikutnya untuk puasa. Puasa ini dianggap sebagai jalan untuk menyelami hakikat seorang manusia sejati. Sebelum berperang, bangsa Romawi mempuasakan pasukannya terlebih dahulu demi kemenangan. Suku Indian di Amerika berpuasa untuk mendapatkan ilham dan mempertajam penglihatan gaib mereka. Sementara itu, di Mesir puasa dianggap sebagai salah satu bentuk kesadaran atas kesalahan yang telah dilakukan.

Para pendeta Hindu berpuasa setiap kali mereka akan menghadapi sebuah upacara keagamaan. Hari Raya Nyepi di Bali dijalani dengan menahan diri atas berbagai kegiatan. Tentunya ini juga sebuah bentuk lain dari puasa. Biksu-biksu Budha juga sering berpuasa dalam rangka introspeksi diri. Di samping itu, salah satu persyaratan ketat untuk menjadi seorang Biksu adalah menjauhi berbagai hal duniawi.

Orang-orang Yahudi berpuasa konon dalam tiga kesempatan. Pertama, ketika bersiap melaksanakan tugas keagamaan. Kedua, saat-saat duka. Ketiga, pada saat menghadapi kesulitan hidup sebagai bentuk pertobatan kepada Tuhan.

Demikianlah puasa pada awalnya dalam catatan sejarah dunia, kemudian mengalami berbagai perubahan, dari mulai bentuk, waktu, dan jenis pantangan yang dilakukan. Tujuannya pun kelak berubah menjadi tak lagi semata menghamba pada penguasa alam semesta, melainkan memenuhi kebutuhan dan mengharap keuntungan secara pribadi. Banyak yang berpuasa di kemudian hari sebagai sarana memperbaiki kesehatan fisik, atau sekadar menjelang operasi di rumah sakit. Kelak puasa juga populer sebagai bentuk protes terhadap keadaan yang terjadi di masyarakat sebagaimana yang dilakukan oleh Mahatma Gandhi saat memprotes kekerasan di India dan "puasa" alias mogok makan para mahasiswa.

Tak hanya manusia, hewan-hewan pun berpuasa dengan cara masing-masing. Ayam puasa selama mengerami telur. Ular berpuasa demi menjaga kesehatan kulitnya. Ulat berpuasa selama menjadi kepompong hingga berubah jadi kupu-kupu. Beruang menjalani puasanya selama musim dingin dengan membuat liang di dalam tanah. Ternyata puasa sudah menjadi bagian yang sedemikian dekatnya dengan kehidupan makhlukmakhluk Allah SWT di atas dunia. Sedangkan muslim berpuasa pada setiap Ramadan. (Penulis Staf Pengajar Pontren Al-Fuqon, Singaparna Tasikmalaya)**

Oleh: RANDI RIZAL

Artikel yang Berkaitan

0 komentar:

-

Post a Comment