-

Wednesday, November 23, 2011

Budaya Modern Tak Terbendung, Pakis Hariwang

UNTUK mewujudkan kepedulian melestarikan seni dan budaya Sunda, Panglawungan Ki Sunda (Pakis) menggelar sejumlah seni dan budaya Sunda di rest area Kp. Nagreg, Kp./Desa Nagrog, Kec. Cicalengka, Kab. Bandung, Selasa (15/11). Pergelaran sengaja digelar Pakis untuk mengantisipasi ancaman kepunahan budaya Sunda. Pakis hariwangmaraknya budaya modern yang tidak terbendung, lambat laun bisa mengancam kelestarian dan budaya Sunda.

Seni budaya Sunda yang digelar Pakis dalam upaya ngamumule budaya dan adat istiadat kesundaan dihadiri Camat Cicalengka, Achmad Rizky Nugraha, S.I.P., Kapolsek Cicalengka, Kompol Teddy Wijaya, S.H., anggota DPRD Kab. Bandung, Oot Ruhyat Gunadi, Ketua Pakis, Lukmanul Hakim, dan pihak terkait lainnya.

Lukmanul Hakim mengatakan, pergelaran seni budaya Sunda di rest area Kp. Nagreg Jalan Raya Nagreg itu, sebagai upaya mewujudkan kepedulian dan untuk melestarikan seni dan budaya Sunda. "Kegiatan ini untuk membangkitkan seni dan budaya Sunda. Urang kudu emut kana jati diri urang Sunda," kata Lukmanul Hakim kepada wartawan di selasela pergelaran tersebut.

Lukmanul Hakim mengatakan, yang harus memiliki kepedulian tidak hanya para pemuda sebagai generasi penerus bangsa, tokoh masyarakat pun harus memiliki kepedulian serupa. Termasuk orang yang bukan dari suku Sunda tapi berada di Tatar Sunda, bisa urun rempug melestarikan dan menikmati seni budaya Sunda.

"Kami juga mengajak kepada masyarakat lainnya, hayu urang sasarengan ngangamumule jeung ngembangkeun budaya Sunda supaya terus nanjeur. Kami berharap kegiatan ini bisa membentengi pengaruh budaya negatif (budaya modern) dari luar terhadap budaya Sunda," katanya. Menurutnya, dengan ditampilkannnya pergelaran ini diharapkan sejumlah seni budaya Sunda bisa dikenang kembali, dilestarikan, dan terus dikembangkan.

Seperti gondang, kecapi suling, degung, pencak silat, jaipongan, longser, celempung, dan karinding. "Soalnya, akibat pengaruh budaya modern, ada beberapa seni Sunda yang mulai terancam keberadaannya. Seperti seni terbang dan beluk," katanya Di tempat sama, Achmad Rizky Nugraha mengatakan, pergelaran seni dan budaya Sunda itu dalam rangka ngaguar dan nanjeurkeun budaya Sunda dari ancaman kepunahan. "Memang saya khawatir budaya Sunda ditinggalkan oleh urang Sunda sendiri.

Soalnya, dalam sebuah kegiatan hajatan saat ini, orang-orang lebih condong menampilkan dangdutan daripada cianjuran dan degung," katanya.

Ia mengatakan, karena tingginya antusiasme warga Kec. Cicalengka dalam melestarikan seni dan budaya Sunda, kegiatan itu akan dijadikan kegiatan tahunan. Apalagi pelestarian budaya Sunda itu melibatkan Pakis dan pihak terkait lainnya. "Kegiatan seperti ini akan dijadikan kalender rutin dan akan terus dikembangkan," katanya.

Berdasarkan pemantauan "GM", di lokasi kegiatan sejumlah seniman dan urang Sunda terlihat mengenakan pakaian adat Sunda berupa pangsi warna hitam-hitam. Selain itu, para seniman mengenakan iket pada bagian kepalanya. Pemandangan seperti itu menunjukkan adanya kepedulian dalam melestarikan seni dan budaya Sunda sebagai warisan dari para leluhur. (engkos kosasih/"GM")**
Galamedia Kamis, 17 November 2011

Artikel yang Berkaitan

0 komentar:

-

Post a Comment