-

Tuesday, June 19, 2012

Menangkap Peluang Bisnis dari Cokelat

SAAT ini menjamur kafe-kafe dan toko-toko kue yang menyediakan cokelat dengan beragam olahan sebagai menu pilihan. Cokelat tidak lagi sekadar camilan untuk anak kecil, tetapi cokelat juga banyak dinikmati oleh orang dewasa.

Coklat atau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebut cokelat, merupakan makanan yang banyak disukai oleh masyarakat dunia terutama Indonesia. Tak heran jika cokelat menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat moderen, termasuk di Indonesia. Beragam olahannya hadir dalam berbagai momen, baik santai maupun formal. Bahkan cokelat pun telah menjadi bagian dari ritual kecantikan.

Cokelat baik dalam bentuk makanan, minuman, dan bahan kecantikan diolah dari biji kakao yang berasal dari Theobroma cacao. Tumbuhan yang termasuk ke dalam famili malvaceae (sternuliaceae) ini merupakan sejenis pohon kecil (berukuran 4-8 m) berdaun hijau yang berasal dari wilayah tropis Amerika Selatan. Tumbuhan ini mempunyai batang yang berkayu, akar tunggang, daun dan bunga tunggal, buah sejati serta biji bulat telur berwarna coklat yang berdaging dan berair, terbalut oleh selaput putih yang tebal.

Selain bijinya yang diolah menjadi coklat, Theobroma cacao merupakan salah satu dari 22 genus theobroma yang terkenal dengan berbagai khasiatnya. Manfaat cokelat telah diketahui sejak lama, yaitu sejak zaman suku Aztec dan Maya di Mexico yang mempercayai cokelat merupakan makanan para dewa. Pada masa itu cokelat kebanyakan diolah menjadi minuman dengan rasa yang pahit.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli, biji cokelat mengandung protein 9%, karbohidrat 14%, dan lemak 31%. Protein yang terkandung dalam biji cokelat itu memiliki kandungan fenilalanin, tyrosin, dan asam amino triptofan dalam jumlah besar.

Cokelat banyak disebut-sebut sebagai makanan yang dapat mendatangkan kebahagian atau perasaan senang bagi orang yang memakannya. Tetapi tidak jarang juga orang yang menyebut cokelat sebagai sumber penyakit, karena bila berlebihan dapat menyebabkan sakit gigi, alergi, bahkan hiperaktivitas pada anak. Pada orang dewasa dapat menyebabkan munculnya jerawat, timbulnya migrain, kegemukan, bahkan kolesterol tinggi.

Namun, dibalik bahaya yang dikandung cokelat, ternyata lebih banyak orang yang menyukainya daripada yang menghindarinya. Secara psikologis, mengonsumsi cokelat dapat menimbulkan rasa nyaman. Penelitian yang dilakukan oleh Bryan Raudenbush dari Universitas Wheeling Jesuit di West Virginia, menemukan bahwa senyawa alkaloid dalam cokelat antara lain theobromine, phenethylamine, dan kafein. Senyawa ini bersifat stimulan ringan yang dapat menstimulasi sel saraf sehingga menimbulkan perasaan bersemangat dan segar. Selain itu, theobromine juga dipercaya memiliki mood elevating effects yang dapat menimbulkan perasaan nyaman pada penikmatnya sehingga dapat secara ringan mengurangi stres.

Penemuan mutakhir telah menunjukkan bahwa cokelat memiliki zat bio-aktif yang bermanfaat bagi kesehatan. Salah satu kandungan cokelat yang mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan adalah flavonoid. Zat ini berperan sebagai antioksidan yang dapat menangkap radikal bebas. Bahkan flavonoid diduga dapat menjaga kesehatan jantung karena menghambat oksidasi kolesterol LDL (kolesterol jahat). Karenanya, mengonsumsi cokelat dalam jangka panjang tidak akan meningkatkan kadar total kolesterol atau LDL.

Sebaiknya, konsumsi cokelat dengan kandungan kakao yang tinggi agar didapatkan manfaat cokelat yang maksimal.

Selain memiliki efek antioksidan, cokelat juga bermanfaat dalam merangsang sistem kekebalan tubuh, dengan memproduksi lebih banyak sitokin (protein yang diproduksi sebagai bagian dari sistem imun tubuh). Selain bermanfaat bagi kesehatan, cokelat juga sangat bermanfaat bagi kecantikan. Kandungan antioksidan dan katekin yang terdapat dalam cokelat memiliki banyak manfaat bagi kulit, misalnya berfungsi untuk menjaga kelembutan, melembapkan, mengencangkan, dan memperhalus kulit. Cokelat juga dapat memperlambat penuaan pada kulit, termasuk mencegah kerutan pada wajah. Oleh sebab itu, tidak heran saat ini banyak sekali salon yang menyediakan pelayanan masker maupun lulur cokelat.

Terbesar ketiga

Banyak bisnis yang bisa dikembangkan dari cokelat, mulai dari makanan, minuman, hingga kecantikan. Jangan khawatir akan kekurangan bahan baku cokelat, yaitu kakao karena Indonesia (13%) merupakan negara ketiga penghasil kakao di dunia, setelah Pantai Gading (38%) dan Ghana (19%).

Hingga penghujung tahun 2011, produksi kakao Indonesia mencapai 712.231 ton. Data Ditjen Perkebunan mencatat, tahun 2008 produksi kakao nasional sebanyak 803.593 ton, tahun 2009 naik menjadi 809.583 ton, tahun 2010 menjadi 837.916 ton, dan tahun 2011 sebesar 712.231 ton.

Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi memproyeksikan angka produksi kakao Indonesia akan terus meningkat. Tahun 2020 ditargetkan akan mencapai 2 juta ton. Bisnis kakao dalam negeri memang semakin prospektif dengan masuknya biji kakao sebagai komoditas yang diperdagangan di Bursa Berjangka Jakarta. Tidak hanya itu, hilirisasi industri kakao pun tengah berkembang pesat setelah pemerintah menerapkan bea keluar untuk biji kakao.

Diperkirakan kapasitas terpasang industri kakao dan cokelat nasional pada empat tahun ke depan akan melonjak mencapai 950.000 ton, dibandingkan saat ini yang baru berkisar 580.000 ton.

Diantara upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi kakao nasional adalah, melaksanakan Gerakan Nasional (Gernas) Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao. Tahun ini merupakan tahun keempat gerakan yang dilaksanakan sejak tahun 2009. Program ini diperkirakan akan dilanjutkan hingga tahun 2012. Bahkan, mungkin sampai tahun 2014.

Gernas diharapkan bisa mendongkrak produksi dan kualitas kakao nasional. Gerakan yang digagas mantan Dirjen Perkebunan Achmad Mangga Barani ini, diharapkan dapat menjadikan Indonesia sebagai produsen biji kakao terbesar di dunia. Apalagi sebagian wilayah Indonesia cocok untuk budi daya kakao. Semakin terbuka peluang bisnis dari olahan cokelat.
(Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran)**
Galamedia
jumat, 15 juni 2012 02:50 WIB
Oleh : ANIS KHOIRUNISA

Artikel yang Berkaitan

0 komentar:

-

Post a Comment