-

Wednesday, August 29, 2012

Mudik Lebaran Asyik

APA yang ada di benak Anda ketika mendengar kata mudik? Lebaran, macet, silaturahmi, sungkeman, bercengkrama dengan keluarga, dan balik lagi ke tempat perantauan. Budaya Lebaran tersebut terus berulang setiap tahun. Namun yang paling mengesankan saat Lebaran tiba adalah selain berkumpul dan bercengkerama bersama keluarga adalah saat perjalanan mudik.

Macet menjadi buah bibir para urban yang melakukan mudik. Meski topik yang dibicarakan sama tentang kemacetan di perjalanan, namun ada hal-hal yang menarik sekaligus menjengkelkan saat dalam perjalanan.

Dimulai dengan waktu tempuh perjalanan yang bisa berlipat-lipat. Misalnya jarak yang dekat saja, Tasikmalaya-Bandung yang pada hari-hari biasa bisa ditempuh hanya 2,5 hingga 3 jam, saat mudik bisa mencapai 7-12 jam. Bagi yang mendengar memang hanya manggut-manggut, tapi bagi pemudik waktu yang begitu panjang cukup melelahkan juga.

Agak mending jika mudik menggunakan kendaraan pribadi, bisa berhenti kapan dan dimana pun. Dapat dibayangkan bagi mereka yang menggunakan kendaraan umum, penuh pula penumpangnya. Belum lagi yang membawa anak kecil, sepanjang perjalanan rewel. Lengkap sudah penderitaannya.

Frans, salah seorang pemudik dari Jakarta yang hendak ke Tasik, harus rela berdiri berjam-jam karena tidak kebagian tempat duduk dalam bus. Lain ceritanya dengan Arie Badriah yang terpaksa minta dijemput oleh kakaknya karena sudah tidak kuat lagi berada belasan jam dalam bus.

"Perut saya mungkin kram karena duduk berjam-jam. Mana anak rewel terus. Belum lagi saya lagi hamil, khawatir ada apa-apa sama janin saya, makanya minta dijemput saja pakai motor," ujar Arie yang tengah hambil dua bulan.

Menurutnya, dari Jakarta sampai Bandung lancar, macetnya dari Bandung-Tasik.

Kondisi macet di beberapa titik memang ada yang parah sekali. Macet, nyaris tidak bergerak sedikit pun. Ada yang merayap, maju dua meter berhenti satengah hingga satu jam. Jalur-jalur alternatif pun diburu para pemudik dan pengemudi untuk menghindari macet. Jalanan ramai kendaraan, siang dan malam hari. Restoran hingga pedagang asongan di pinggir jalan marema diserbu pemudik.

Masih banyak segudang cerita soal perjalanan mudik. "Wios da tos usumna macet. Nikmati saja," ujar salah satu kolega. Yup, obat yang paling mujarab saat mudik memang harus menikmati perjalanan. Sebab, di wilayah Jabar itu banyak titik-titik kemacetan. Apalagi, ditambah dengan volume kendaraan yang meningkat, karena mudik pada waktu yang sama, sementara jalan dari dulu hingga sekrang nyaris sama. Segitu-gitu aja.

Oleh sebab itu, meski pemerintah sudah melakukan upaya untuk mengurai kemacetan, tapi kemacetan itu tetap saja terjadi. Namun, kemacetan dan hiruk-pikuk saat perjalanan mudik akan terbayarkan oleh suasana yang fitri di hari Lebaran. Saat kumpul bersama keluarga. Intinya, mudik kudu dibawa asyik.
(Wartawan Galamedia)**
Galamedia
jumat, 24 agustus 2012 01:20 WIB
Oleh : ELI SITI WASLIAH

Artikel yang Berkaitan

0 komentar:

-

Post a Comment