-

Sunday, September 02, 2012

Pasar dalam Pendidikan Karakter



PASAR merupakan tempat bertemunya calon pembeli dan calon penjual yang akan melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa. Dalam sebuah pasar akan terjadi transaksi calon pembeli dan calon penjual. Transaksi tersebut merupakan kesepakatan dalam kegiatan jual-beli. Syarat terjadinya transaksi di pasar tentunya harus ada barang yang diperjual-belikan, ada pedagang, ada pembeli, ada kesepakatan harga barang dan tidak ada paksaan dari pihak manapun.

Menurut perkembangannya pasar terdiri dari dua jenis. Pertama, pasar tradisional yaitu tempat para penjual dan pembeli dapat mengadakan tawar menawar secar langsung. Barang-barang yang diperjual-belikan di pasar tradisional adalah barang yang berupa barang kebutuhan pokok. Pasar tradisional seperti itulah yang sudah ada sejak zaman dahulu di Indonesia. Kedua, pasar modern yakni tempat barang-barang diperjual-belikan dengan harga pas dan dengan layanan sendiri. Tempat berlangsungnya pasar modern tersebut adalah di supermarket, minimarket mal, plaza, dan tempat-tempat modern lainnya.

Seiring berkembangnya zaman pasar tradisional mulai ditinggalkan dan cenderung tidak diminati oleh masyarakat. Hal tersebut dikarenakan pasar tradisional dianggap kotor, bau dan tidak higinis. Berbeda dengan pasar modern yang menampilkan kesan bersih dan higienis sehingga membuat masyarakat pun meminati pasar modern tersebut.

Semua peristiwa itu memang terkesan tidak bermasalah namun ketika kita berpikir lebih dalam dan pragmatis permasalahn besar justru sedang terjadi. Pasar tradisional yang berkembang sejak dahulu justru memiliki nilai pendidikan yang sangat besar dibanding dengan pasar modern yang justru minim sekali nilai pendidikannya. Dimana sebenarnya letak keterlibatan pasar tradisional dalam pendidikan tersebut?

Peran pasar dalam pedidikan

Pendidikan adalah kegiatan memanusiakan manusia. Tanpa pendidikan manusia tidak akan menjadi manusia seutuhnya. Selama manusia hidup, pendidikan akan tetap dibutuhkan karena pendidikan merupakan peletak dasar karakter agar menjadi manusia yang tangguh dalam menghadapi tantangan hidup yang berbekal pendidikan moral, etika dan norma kehidupan. Carter V. Good mendefinisikan bahwa pendidikan adalah proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan perilaku yang berlaku dalam masyarakat. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang terpimpin sehingga dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan kepribadiannya.

Pendidikan memang sangatlah penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Namun, yang perlu kita ketahui pendidikan tidak hanya didapat di bangku sekolah. Pendidikan dalam dunia nyata merupakan pendidikan yang harus diterapkan karena manusia hidup dalam dunia nyata bukan dunia teori tanpa adanya implementasi.

Pendidikan dalam dunia nyata tersebut terlihat jelas di pasar tradisional. Apabila dimaknai luas pasar tradisional dapat dijadikan sebagai mekanisme yang dapat menata kepentingan pihak pembeli terhadap pihak penjual, disinilah akan muncul suatu sikap saling peduli antara pembeli dan penjual. Mekanisme yang terjadi tidak hanya dimengerti sebagai cara pembeli dan penjual bertemu dan kemudian berpisah namun harus dimaknai sebagai tatanan atas berbagai bagian. Mekanisme tersebut yaitu para pelaku seperti pembeli dan penjual, barang/jasa yang diperjualbelikan, aturan main yang tertulis maupun tidak tertulis yang disepakati oleh para pelakunya (pembeli dan penjual), serta regulasi pemerintah yang saling terkait, berinteraksi dan secara serentak bergerak bagaikan suatu mesin yang menjadi satu kesatuan. Disinilah terjadi konsep pendidikan menurut Carter V. Good yaitu pasar tradisional menjadi lingkungan terpimpin sebagai penumbuh kecakapan sosial dan pengembang kepribadian para pelakunya.

Dalam pasar tradisional terjadi proses pendidikan karakter yang sangat nyata. Pedagang dituntut untuk selalu menanamkan sikap kejujuran dalam menjual dagangannya. Selain itu, pedagang harus selalu ramah terhadap pembeli dan itu merupakan implementasi dari adat ketimuran kita. Hal lainnya yang terlihat jelas adalah adanya interaksi antara penjual dan pembeli yang justru merupakan proses pendidikan yang sebenarnya. Dalam transaksi terjadi suatu interaksi positif dalam hal kesepakatan harga dan di sinilah dua peran penting antara penjual dan pembeli yang memunculkan sikap saling peduli. Dari hal-hal seperti itulah pendidikan karakter akan tumbuh dan berkembang, berbeda dengan pasar modern yang justru dalam pembelian barangnya tidak melalui interaksi positif tersebut bahkan kita dapat membeli barang di pasar modern tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

Mekanisme seperti itulah yang dapat memberikan gambaran bahwa pasar tradisional memiliki peran dalam terwujudnya pendidikan karakter di masyarakat kita. Pendidikan yang terjadi dalam realitas kehidupan nyata seperti di pasar tradisioanal tersebut akan memberikan efek yang nyata pula dalam tatanan kehidupan masyrakat. Keterlibatan pasar tradisional dalam pendidikan karakter pun sebenarnya harus lebih ditingkatkan lagi dengan menata kembali pasar tradisional di Indonesia dewasa ini karena pendidikan karakter akan terwujud dengan sebuah implementasi bukan sebuah teori-teori yang justru susah untuk dimengerti.

Pemerintah harus meningkatkan kembali peran pasar tradisional karena pasar tradisional merupakan salah satu nyawa perwujudan pendidikan karakter yang nyata. Caranya adalah dengan membangun pasar tradisional dengan lebih baik, menghilangkan image bau dan tidak higienis terhadap pasar tradisional sehingga masyarakat akan memiliki pandangan bahwa pemerintah pun memiliki suatu kepedulian terhadap ekonomi masyarakat. Efek lebih besar akan tercipta yaitu proses pendidikan akan terjadi dengan lebih baik karena lingkungan terpimpin dipelihara dengan baik. Dengan pasar tradisional yang indah dan bersih proses pendidikan dalam dunia nyata pun akan terjadi dengan baik karena pendidikan bukanlah sebuah teori atas arti pendidikan melainkan suatu implementasi dari konsep pendidikan itu sendiri, salah satunya dapat terjadi di Pasar Tradisional.
(Penulis adalah pedagang di Pasar Sayati Indah, Mahasiswa FPBS UPI Bandung)**
Galamedia
kamis, 30 agustus 2012 00:58 WIB
Oleh : IMAM AKHMAD

Artikel yang Berkaitan

0 komentar:

-

Post a Comment