-

Wednesday, September 24, 2014

Busa Terbang Bakal Hiasi Kota Bandung

Saat Hari Jadi Ke-204 Kota Kembang
PIJARAN kembang api dan flugos (busa terbang) yang membentuk huruf akan menghiasi Kota Bandung pada malam puncak peringatan HUT ke-204 Kota Kembang, Sabtu (27/9). Di sudut kota lainnya pesta rakyat dan parade artis siap menghibur warga.
"Puncak acara hari jadi ke-204 Kota Bandung akan dimeriahkan kembang api. Dananya sekitar Rp 1,2 miliar dari seorang pencinta Kota Bandung, bukan dari APBD," tegas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Herlan J.S. di Jln. Sumatra, Selasa (23/9).
Atraksi kembang api akan digelar Sabtu (27/9) pukul 22.00 WIB atau 23.00 WIB di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat. Dipastikan aksi kembang api ini akan berlangsung spektakuler dan lebih meriah dari perayaan hari jadi Jawa Barat.
"Sekitar 20 menit kembang api akan menyala di langit Kota Bandung. Dengan anggaran sebesar itu, tentu saja kembang apinya tidak main-main dan bukan kembang api biasa. Ini akan spketakuler, lebih waktu hari jadi Jawa Barat," jelas Herlan.
Ketinggian kembang api sendiri diperkirakan menyamai tinggi Monumen Nasional (Monas).
Busa terbang
Sebelum atraksi kembang api, digelar pesta rakyat di Jln. Dago mulai Jln. Hasanudin hingga Dago Cikapayang. Acara digelar pada Sabtu (27/9) mulai pukul 12.00 - 24.00 WIB.
"Pesta rakyat ini akan dimeriahkan busa terbang. Busa dengan berbagai huruf dan logo Bandung ini akan beterbangan selama tiga jam. Ini juga dananya dari sponsor," tandasnya.
Busa terbang bisa mengapung selama lima menit dengan ketinggian 1 km. Anggarannya sekitar Rp 25 juta dari sejumlah komunitas.
"Sudah lima menit habis dan menghilang. Ini pengganti lampion terbang," katanya.
Ada juga hiburan yang rencananya diisi artis-artis ternama Indonesia. Namun nama-nama artis ini belum ditentukan, meski sejumlah band seperti Gigi, Kahitna, Mocha, dan solois Tulus menjadi pilihan pengisi acara. Warga pun bisa menikmati Kuliner Night yang diisi 100 stan. Selain itu, Creative Awards yang akan diberikan pada dua orang dan dua organisasi kreatif.
"Creative Awards mah salah satu program Disbudpar. Anggarannya Rp 200 juta dari APBD. Tapi kalau acara band, kuliner, dan kembang api dari sponsor," terang Herlan.
Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol. Mashudi menegaskan, pihaknya akan mendukung penuh seluruh program dan kegiatan Pemkot Bandung berkaitan dengan Hari Jadi Kota Bandung (HJKB) ke-204 yang puncaknya jatuh pada 25 September mendatang. Seluruh perizinan, kata Mashudi, sudah tidak ada masalah.
"Izin HJKB sudah tidak ada masalah. Semua sudah beres," ujarnya saat ditemui di lokasi penggerebekan pabrik mi berformalin di Jln. Kopo, Gg. H. Mukti Dalam 4, RT 09/RW 06, Kel. Situsaeur, Kec. Bojongloa Kidul, kemarin.
Sejauh ini, kata Mashudi, koordinasi antara Pemkot Bandung dan polrestabes sudah berjalan baik. Bahkan untuk mematangkan seluruh rangkaian acara HJKB, hari ini, Rabu (24/9) akan kembali digelar rapat bersama.
"Rapat akan digelar besok malam (hari ini, red) terkait rangkaian acara yang akan digelar. Hanya untuk mematangkan saja. Tapi intinya kami dukung 100 persen seluruh acara," paparnya.
Ditambahkan Mashudi, dalam rangkaian acara yang akan digelar pemkot tersebut, pihaknya menyiapkan sedikitnya 2.000 pasukan. Baik dari Polrestabes Bandung maupun seluruh jajaran polsekta yang ada. "Semua sudah kita siapkan. Kita siap amankan acara ulang tahun ini," ujarnya.
Cara mubazir
Seperti halnya pesta De'Syukron pada hari jadi Provinsi Jabar, rencana HUT Kota Bandung dengan pesta kembang api akbar, menuai pro dan kontra di masyarakat. Meskipun kegiatan tersebut digelar guna mengundang wisatawan sekaligus mengembalikan kejayaan Kota Bandung.
Pesta kembang api akbar dengan mendatangkan kreografer dari Singapura sah-sah saja. Tapi selaku umat beragama sebaiknya tidak semua dilakukan tanpa berlebihan.
Demikian disampaikan pemerhati kebijakan publik UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Dr. Sahya Anggara, M.Si. saat dikonfirmasi "GM" di kampus UIN SGD, Jln. A.H. Nasution Bandung.
Menurut Sahya, perbuatan mubazir tentunya dilarang agama. Sedangkan perbuatan yang berlebih-lebihan banyak mudaratnya ketimbang maslahatnya.
Selain itu, perbuatan yang berlebihan juga merupakan pemborosan. Meskipun tidak mempergunakan APBD, seharusnya lebih bermanfaat dengan cara-cara simpatik dan dapat dirasakan langsung oleh warga.
"Pesta kembang api itu cara mubazir, karena hanya dapat dilihat. Ada baiknya menggelar sesuatu yang dirasakan masyarakat Kota Bandung," kata Dekan FISIP UIN SGD Bandung ini.
Sahya juga menyatakan, pesta kembang api tidak serta merta mendatangkan simpati. Sebaliknya bisa merugikan karena merupakan pemborosan dan kurang bermanfaat.
HUT Kota Bandung bisa tetap digelar dengan lebih sederhana dan meriah tanpa kehilangan maknanya sebagai momentum untuk introspeksi bagi seluruh elemen warga Kota Bandung.
Sumber klik-galamedia.com

Artikel yang Berkaitan

0 komentar:

-

Post a Comment