-

Monday, October 20, 2014

Lembur Salawe Hanya Dihuni 25 Kepala Keluarga

CIAMIS, (PRLM).- Dari sekian banyak tempat di Tatar Galuh, ada satu wilayah yang sejak jaman dulu hingga saat ini masih kental dengan tradisinya yakni Lembur Salawe. Terletak di Dusun Tunggarahayu, Desa/Kecamatan Cimaragas, Kabupaten Ciamis. Sesuai namanya, di wilayah yang lokasinya tidak jauh dari aliran Sungai Citanduy itu hanya dihuni 25 tugu atau kepala keluarga.
Lokasi tersebut berada di sisi jalur alternatif Ciamis - Kota Banjar, lewat Kkecamatan Cimaragas. Berjarak sekitar 400 meter dari Situs Sang Hyang Maharaja Cipta Permana Prabudigaluh Slawe. Situs yang juga menyimpan sebanyak 25 petilasan itu cukup asri karena banyak terdapat pohon besar.
"Sejak jaman nenek moyang sampai sekarang di lembur Salawe hanya dihuni 25 tugu atau kepala rumah tangga. Jumlah rumah juga hanya 25, akan tetapi sekarang sudah bertambah," tutur Juru Pelihara Situs Sang Hyang Maharaja Cipta Permana Prabudigaluh Salawe, Iswanto Tirtawijaya (25).
Didampingi Jagabaya Tanto Herdianto (34), saat ditemui di Pos Kamling masuk Lembur Salawe, dia mengungkapkan, apabila ada keturunan tugu hendak membangun rumah baru, maka harus di luar lembur Salawe.
"Pada intinya jumlah tugu tidak pernah kurang atau bertambah, tetap 25," katanya.
Seiring dengan perkembangan jaman, lanjutnya rumah tradisional yang sebelumnya berupa rumah panggung, saat ini sudah banyak yang diganti dengan rumah semi permanen. Meskipun demikian, tutur Iswanto, banyak warga yang kembali menginginkan membangun rumah tradisional.
"Tidak hanya bentuk rumah panggung, beberapa bagian ruangan dalam rumah juga ada bagian-bagiannya. Misalnya kamar, dapur, tempat menimpan hasil panen dan lainnya," jelasnya.
Kedua pemuda yang mengenakan pakaian pangsi dengan iket di kepalanya, menambahkan perkembangan jaman tidak mengurangi atau melunturkan warga Salawe mempertahankan tradisi. Misalnya Masalain atau Ngikis yang digelar menjelang bulan puasa.
Sebelum panen, warga juga melakukan ritus berdoa agar hasil panen mendatang melimpah serta bebas dari serangan hama.
"Sampai sekarang tradisi Masalin dan ritus menjelang panen masih kami pertahankan. Banyak nilai yang terkandung dalam keguatan tersebut, tidak hanya yang tersurat atau yang tampak saja, akan tetapi juga makna yang tersirat," katanya.
Keduanya juga mengaku minimnya perhatian Pemerintah Kabupaten Ciamis terhadap keberadaan Lembur Salawe.Ppadahal, lembur Salawe berikut situs yang ada di tempat tersebut merupakan kekayaan budaya nasional. (nurhandoko wiyoso-"PR"/A-88)
Sumber http://www.pikiran-rakyat.com/node/300969

Artikel yang Berkaitan

0 komentar:

-

Post a Comment