-

Tuesday, July 28, 2015

Maribaya Dibuka dengan Wajah Baru

Sudah hampir dua tahun objek wisata Maribaya mati suri. Sejak 13 September 2013 lalu, wisata yang terkenal dengan air terjunnya (curug) dan mata air panasnya itu ditutup lantaran tengah direnovasi oleh pihak swasta.

Namun, wisata yang sempat jadi ikon Kabupaten Bandung Barat tersebut kembali lahir dengan wajah baru. Meski masih dalam tahap pembangunan, Maribaya sudah kembali dibuka sejak 11 Juli lalu. Namanya pun berubah menjadi Maribaya Natural Hot Spring Resort.

Wisata Maribaya menyimpan legenda yang masih dipercayai warga lokal. Legenda ini sangat unik karena konon, nama Maribaya sendiri merupakan nama seorang putri anak petani miskin. Maribaya diambil dari dua suku kata bahasa sunda yakni, "Mari" artinya sehat dan "Baya" artinya bahagia.

Kisah legenda Maribaya berawal saat Eyang Raksa Dinata yang merupakan seorang petani miskin mempunyai gadis jelita bernama Maribaya. Melihat kecantikan anak gadisnya, sang bapak khawatir jika anaknya jadi rebutan pemuda di daerahnya dan menjadi petaka bagi keluarganya.

"Eyang Raksa pun mendapat ilham dan pamit pergi ke puncak gunung Tangkuban Parahu. Saat sedang bertapa, ia didatangi seorang kakek yang memeberikan dua bokor (gentong) berisi air. Salah satu bokor tersebut harus dibawa ke arah barat dan satu lagi ke arah timur," kata Elcha Nirmala, pramuwisata Maribaya mengisahkan, Selasa (28/7/2015).

Air yang ditumpahkan oleh bapaknya kemudian menyebar dan menjadi danau yang kita kenal dengan nama Situ Lembang. Sementara itu, sang bapak meminta Maribaya untuk menumpahkan air dalam bokor tersebut tak jauh dari rumahnya. Beberapa hari kemudian, kejaiban datang dimana air yang ditumpahkan Maribaya menjadi mata air panas.

Sekitar tahun 1835, Eyang Raksa Dinata menyematkan nama Maribaya di lokasi mata air tersebut. Konon, air tersebut dipercaya berkhasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit. Para pengunjung yang ingin berobat kerap melemparkan uang logam ke dalam kolam sebagai imbalannya.

"Air panas ini mengandung senyawa bikarbonat yang sifatnya basa lemah dengan konsentrasi ion hidrogen sebesar pH 6,6-7,3 dengan suhu air 45,1 derajat celcius. Kandungan beberapa mineral penting di pemdandian ini dikatakan baik untuk radang sendi, otot, kulit, rematik, gangguan saraf, dan penyakit kulit lainnya. Bisa juga melembutkan kulit," lanjut Elcha.

Dulu, wisata Maribaya mempunyai tiga curug, yakni Curug Cigulung dan Curug Cikawari, dan Curug Omas. Namun, Curug Omas yang merupakan curug tertinggi kini dikelola mandiri oleh Provinsi Jawa Barat.

Wisata Maribaya yang terletak di Desa Langensari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat itu kini dilengkapi sejumlah fasilitas  seperti Food Court,  kolam pemandian ari panas, area barbeque, cafe, amphitheater, kolam tangkap ikan dan Yoga Hill melengkapi dua curug andalan, yakni Curug Cigulung dan Curug Cikawari.
Sumber: www.galamedianews.com/wisata/

Apa yang Perlu Ditingkatkan Setelah Ramadhan?

Dan Ramadhan pun berlalu. Tidak ada perjumpaan terindah kecuali berjumpa dengan Ramadhan. Sekaligus tidak ada perpisahan yang mengharukan terselip kesedihan kecuali berpisah dengan Ramadhan.

Disebut perjumpaan terindah karena di bulan ini banyak di antara kaum Muslimin mendadak saleh dan berwajah taat. Ramadhan sebagai syahrut tarbiyah berhasil mendidik mereka menjadi pribadi elok, gampang beringsut untuk berbuat baik.

Dan disebut perpisahan yang mengharukan karena Ramadhan yang setahun sekali datangnya ini belum tentu kita adalah yang akan menemuinya lagi. Syawal sebagai bulan setelahnya, apakah bisa melesatkan minimal mengamankan dan melestarikan semua amal kebaikan Ramadhan yang indah itu.

Nah, kita bersedih karena khawatir diri kita tidak bisa meneruskannya apalagi meningkatkannya, sebagaimana yang diminta dengan kehadiran Syawal sebagai syahrut tarqiyah (bulan peningkatan).

Apa yang perlu kita tingkatkan? Pertanya an ini menarik, sebab banyak kita tidak menyadari Ramadhan itu sebenarnya prosesi awal dari 11 bulan berikutnya. Bagaimana Allah menguji kita, apakah kebiasaan tilawah minimal sehari satu juz dapat bertahan. Bahkan seharusnya dilebihkan.

Perlunya melebihkan karena pahalanya tidak digandakan lagi sebagaimana di bulan Ramadhan sementara sebagai bekal untuk menghalau godaan maksiat dan berdosa sedikit. Bukankah setelah Ramadhan pintu maksiat dan dosa semakin terbuka, disebabkan setan telah terlepas dari belenggunya?

Untuk itulah kita perlu melebihkan bacaan tilawah Alquran. Ketika Ramadhan kita sibuk tadarus Alquran, tiada hari tanpa membaca firman Allah. Itu mengapa hati kita selalu tenang selama menjalani sakralitas ibadah shaum. Sebab, kalimat Alquran mengendap kuat di hati kita.

Berikutnya tentu tarqiyatul ‘ibadah, peningkatan ibadah khususnya amal sunah.  Kalau amal wajib sudah pasti, tidak boleh sedikit pun terpikir untuk mening galkannya. Yang sunah harus menjadi kecintaan sebagaimana cintaya kit a dengan Tarawih, shalat berjamaah selalu di masjid dan tepat waktu, sedekah atau berbagi takjil, iktikaf, dan lain sebagainya.

Dari kecintaan itu tumbuh semangat untuk menghidupkannya, di mana pun, kapan pun dan dalam kondisi bagaimana pun. Harusnya semua amal sunah itu kita teruskan dan tingkatkan.

Tarqiyatul akhlaq, peningkatan akhlak dan kepribadiaan adalah hal yang juga harus kita teruskan di bulan Syawal dan bulan-bulan berikutnya. Selama Ramadhan kita melatih lidah kita untuk berpuasa dari amarah, ucapan kotor, dusta, fitnah, gibah, sifat dengki, dan berkata kasar. Proses itu berujung terciptanya manusia saleh yang berakhlak mulia seperti yang dicontohan Rasulullah SAW.

Sebagai pihak yang kedatangan tamu Syawal harusnya kita meneruskan dan berikhtiar kuat untuk meningkatkan kualitas kepribadian itu, demi terbukanya tabir kebaikan yang Allah janjikan kepada siapa pun yang berakhlak mulia. Sebuah maqalah Arab menyebutkan, maa syarafal mak hluq illa bihusnil khuluq, tidak ada kemuliaan seorang makhluk kecuali pada kemuliaan akhlak.

Walhasil, setelah Ramadhan benar-benar berlalu renungi firman-Nya dalam surah al-Insyirah [94], ayat 7, fa idza faraghta fanshab, jika engkau sudah selesai dengan satu urusan, kembalilah tegak (untuk meneruskan dan beramal lain). Dari tarbiyah kita menuju tarqiyah. Wallahu a’lam.

Oleh: Ustaz Muhammad Arifin Ilham

sumber : www.republika.co.id

Friday, July 24, 2015

Jadikan Perjalanan Mudik Safari Dakwah

Sahabatku mari kita kenali adab sunnah dalam safar pulang kampung :
Luruskan niat untuk mencari RIDHO ALLAH, sehingga perjalanan pun tidak sia-sia penuh berkah Allah, Berdoa agar selalu dilindungi Allah selama dalam perjalanan dan keluarga yang ditinggalkan,

Rasulullah mengajarkan untuk pamit dan mohon doa pada keluarga dan para sahabat. Buat wasiat untuk keluarga, shalat sunnah safar dua rakaat, berwudhu selalu, dan tebarkan salam,

Jaga kemuliaan akhlak terutama kelembutan tutur kata, kedermawanan, dan kerendahan hati,
Selama perjalanan perbanyak zikir, sholawat, murojaah hafalan ayat-ayat Alquran,

Jauhi keluh kesah dan buruk sangka,

Melihat segala kejadian dengan baik sangka,

Jaga mata dari apa yang Allah haramkan,

Sunnahnya tidak sendirian,

Memilih imam safar kalau berombongan,

Jadikan perjalanan sebagai safari dakwah, silaturahim, dan muhasabah diri.  Perhatikan semua ciptaan Allah dengan segala kejadiannya, tidak pernah terjadi tanpa iradah dan qudrahnya.

"Dan di bumi terdapat ayat-ayat Allah bagi mereka yang yaqin, demikian pula pada diri kalian sendiri, apakah kalian tidak memperhatikan?" (QS Adz Dzariyat 20-21).

Semoga Allah berkahi perjalanan pulang kita dengan keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat... Aaamiin. Maafkan kesalahan abang, duhai sahabatku.
Sumber: Akun Facebook Ustaz Muhammad Arifin Ilham

Oleh: Ustaz Muhammad Arifin Ilham
sumber : www.republika.co.id

Friday, July 10, 2015

Libur Lebaran, Tiket Kebun Binatang Bandung Alami Penyesuaian

Pengelola Taman Margasatwa Kebun Binatang Bandung memberlakukan penyesuaian tarif masuk ke lokasi wisata itu dari Rp 20.000/orang menjadi Rp 26.000/orang mulai 17 Juli 2015 atau hari pertama libur Lebaran 2015.

"Penyesuaian harga tiket itu sudah termasuk sumbangan PMI sebesar Rp1.000 yang mana sebelumnya Rp500. Penyesuaian itu akan berlaku mulai tanggal 17 Juli 2015," kata Seksi Humas Kebun Binatang Kota Bandung Sudaryo di Bandung, Selasa (7/7/2015).

Menurutnya, penyesuian harga tiket masuk itu tidak didasarkan atas komersialisasi, melainkan untuk menutupi kebutuhan operasional karena tahun kemarin telah mengalami defisit.

"Kami Lembaga Konservasi dan milik individu, otomatis biaya operasional menjadi tanggung jawab kami," katanya.

Menurut dia sebesar 60 persen dari penghasilan per tahun digunakan untuk kebutuhan operasional. Selain itu, kata Sudaryo, rencananya akan menambah beberapa wahana, seperti taman anak-anak, gajah tunggang dan unta tunggang.

Selain itu pihaknya menambah jumlah loket, di pintu satu menjadi sepuluh loket, pintu dua dan tiga menjadi enam loket.

Lebih lanjut ia menambahkan jumlah permintaan tiket setiap tahunnya fluktuatif dan tidak pernah kekurangan tiket. Pada libur Lebaran tahun ini 200 ribu tiket akan disediakan. Ia mengatakan liburan lebaran tahun 2014 tiket terjual mencapai 179 ribu, dengan hitungan 60 persen warga Bandung dan 40 persen luar Bandung.

"Liburan nanti kami targetkan lebih dari jumlah sebelumnya, sebab rencananya penghasilan tahun ini selain untuk kebutuhan operasional juga bertujuan menutupi defisit tahun lalu," katanya.

Sudaryo menyadari, Kebun Binatan Bandung menjadi salah satu tujuan wisata pada saat libur lebaran. Persiapan lainnya, yakni penambahan petugas kebersihan. Jumlah yang dibutuhkan kata dia sebanyak 20 orang untuk kebun binatang yang luasnya 14 hektare.

"Hari-hari biasa, untuk membersihkan seluruh kebun binatang ini cukup oleh empat orang. Untuk hari libur kami tambah 16 orang," katanya.

Sudaryo menyadari kebun binatang itu adalah satu-satunya yang ada di Bandung. Bukan hanya sebagai tempat wisata, melainkan sebagai lembaga konservasi, tempat penelitian dan wisata pendidikan bagi anak TK sampai SMA.

Untuk mewujudkannya, kata Sudaryo, akan semaksimal mungkin ingin memberikan kesenangan dan kenyamanan, seperi soal kebersihan.

"Saya harap kebun binatang Bandung tetap menjadi tujuan wisata masyarakat, tertib membeli tiket dan kami tidak ingin mengecewakan pengunjung," katanya menambahkan.

Wednesday, July 08, 2015

Dua Kegembiran Mereka yang Berpuasa

Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang berpuasa itu memiliki dua kegembiraan, yaitu saat berbuka puasa dia bergembira dengan makanannya, dan jika bersua Rabbnya dia bergembira dengan puasanya.” (HR Bukhari Muslim)

Kegembiraan orang yang berpuasa saat berbuka merupakan kegembiraan yang alami karena dia mendapatkan kebebasannya kembali dari apa yang tadinya dilarang. Kegembiraan berbuka puasa juga merupakan kegembiraan yang religius karena dia berhasil menyelesaikan ibadah puasanya.

Berbuka puasa adalah momentum yang sangat efektif untuk meningkatkan kebersamaan antara sesama anggota keluarga dalam sebuah rumah tangga.

Kalau pada hari-hari biasa sangat sulit untuk mencari waktu makan bersama antara suami istri karena kesibukan masing-masing, apalagi makan bersama lengkap dengan anak-anak, dalam bulan Ramadhan ini kesempatan itu datang lebih banyak—kalau bukan setiap hari—tatkala buka puasa.

Kesemp atan kebersamaan itu lebih banyak lagi, bahkan mungkin bisa setiap hari tatkala makan sahur. Kebersamaan antara seluruh anggota keluarga pada waktu berbuka dan sahur akan meningkatkan soliditas keluarga tersebut.

Begitu juga acara buka bersama yang diadakan dalam komunitas tertentu, seperti di masjid untuk lingkungan RT, di kantor untuk lingkungan kerja, di kampus untuk civitas akademika, di organisasi massa atau lingkungan para pejabat negara, tentu juga akan meningkatkan kebersamaan.

Kegembiraan waktu berbuka, gelak tawa, dan canda serta obrolan-obrolan ringan menjelang berbuka puasa tentu sangat bermanfaat untuk meningkatkan kebersamaan. Sekat, sumbat, dan hambatan komunikasi yang hari-hari biasa sukar dihilangkan, dalam suasana berbuka bersama akan mudah terpecahkan.

Di samping acara buka puasa bersama yang diadakan dalam komunitas tertentu, juga tidak sedikit para muhsinin yang menjamu orang-orang miskin dan anak-anak yatim untuk berbuka puasa bersama.

Ada yang menjamu langsung ke rumah yang be rsangkutan, dan ada juga yang mengadakannya di panti-panti asuhan atau cukup mengirim paket buka puasa dalam jumlah tertentu.

Tidak sedikit juga yang di samping jamuan buka puasa, mereka membagikan tanda mata atau rupa-rupa hadiah berupa barang-barang keperluan harian, perlengkapan shalat, dan perlengkapan sekolah.

Hal yang perlu diperhatikan dalam menjamu dan membagi-bagikan bantuan untuk kaum yang tidak berpunya itu adalah cara menyampaikannya.

Harus diberikan dengan cara-cara yang mulia, artinya tetap memuliakan mereka yang tidak beruntung secara finansial tersebut. Jangan lagi terjadi kecerobohan dalam membagi-bagikan bantuan sehingga tidak hanya terkesan merendahkan martabat fuqara dan masakin, tapi juga dapat membahayakan nyawa mereka seperti sudah pernah terjadi beberapa kali.

Penulis terkesan pernah mendampingi wali kota dan wakil wali kota suatu kota, bersama pejabat sipil dan militer mengantarkan paket bantuan ke rumah-rum ah orang-orang miskin.

Data orang-orang miskin beserta alamat mereka dikumpulkan oleh para reporter media yang biasa meliput di kantor-kantor pemerintahan setempat. Ini merupakan kerja sama yang indah dan bermanfaaat. Demikianlah sekelumit gambaran kebersamaan dalam bulan Ramadhan yang dapat meningkatkan solidaritas umat.

Oleh: Yunahar Ilyas
sumber : www.republika.co.id

Tuesday, July 07, 2015

Keistimewaan Malam Nuzulul Quran

Nanti malam, kita akan memasuki hari ke-17 bulan Ramadhan. Hari yang bersejarah dalam perjalanan kitab suci umat Islam, yaitu Alquran. Di hari inilah sebuah hal luar biasa 14 abad lebih yang lalu terjadi.

Alquran diturunkan oleh Allah melalui Malaikat Jibril kepada nabi tercinta kita, Muhammad SAW. Dan, peristiwa ini ghalib disebut dengan Nuzulul Quran.

Nuzulul Quran yang secara harfiah berarti turunnya Alquran adalah istilah yang merujuk kepada peristiwa penting mengenai penurunan wahyu Allah pertama kepada nabi dan rasul terakhir, yakni Nabi Muhammad.

Wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah surah al-Alaq ayat 1-5. Saat wahyu ini diturunkan, Nabi Muhammad sedang ber-tahannus (menyendiri) di Gua Hira. Ketika itu, tiba-tiba Malaikat Jibril datang menyampaikan wahyu tersebut.

Tidak ada malam yang sangat istimewa dalam perjalanan Islam kecuali malam ini. Di malam inilah berkumpul kejadian-kejadian istimewa; sesuatu yang istimewa yang sangat diperlukan sebagai penuntun umat manusia turun, yaitu Alquran.

Terjadi pelantikan dan pengukuhan manusia paling istimewa sebagai pembawa risalah dan penjelas Alquran dan semua yang dikehendaki Allah Zat Penguasa kehidupan, yaitu Nabi Muhammad SAW, serta dibentangkan malam penentu keadaan yang ditaburi banyak kemuliaan yang satu malamnya bernilai lebih baik dari seribu bulan, yaitu malam Lailatul Qadar.

Turunnya Alquran tidak hanya sebuah penegasan atas kemuliaannya dan sekaligus yang menerimanya, yaitu Nabi Muhammad ,tetapi juga harus diiringi semangat untuk kembali kepada Alquran dan sunah, mempelajarai, menghayati, dan berazam mengamalkannya.

Antara Alquran dengan Nabi Muhammad adalah sesuatu yang tidak bisa dipisah. Bahkan, jika ingin mengetahui bagaimana Alquran dalam penerapan terbaik, jawabannya ada pada diri Nabi Muhammad.

Karena itu, Nuzulul Quran harusnya dimaknai sebagai upaya untuk kembali mem pelajari Alquran dan semua sirah Nabi. Kehadiran Nabi adalah penjelas dan penerjemah paling benar terkait informasi-informasi Alquran.

Bahkan, ada yang menyebut kalimat sederhana terkait Alquran, Nabi Muhammad adalah Alquran yang berjalan. Memperingati Nuzulul Quran berarti sesungguhnya bersiap kembali menghidupkan Alquran dan sunah Nabi. Tiada hari dalam Ramadhan dan selepas Ramadhan kecuali bersama Alquran dan sunah Nabi SAW.

Oleh: Ustaz Muhammad Arifin Ilham

sumber : www.republika.co.id