BANDUNG Blossom. Bandung Berbunga. Selama satu hari, Sabtu (17/11), sekitar 1.500 kendaraan berhiaskan bunga-bungaan beriring-iringan melalui jalan-jalan utama Kota Bandung. Tak ayal lagi, warna-warni bunga yang ditempelkan di badan kendaraan menjadikan Bandung seakan lautan bunga. Merah, kuning, putih, hijau, dan banyak warna lagi. Meriah. Apalagi, masyarakat, tua-muda, laki-laki,perempuan, tumpah ruah di pinggir-pinggir jalansepanjang jalan yang dilalui kendaraan hias. Ibu-ibu berdecak kagum. Anak-anak kegirangan melihat kendaraan ditelan bunga-bungaan. Ada yang gemas melihat rangkaian bunga yang menutupi badan kendaraan, dan akhirnya menjumput bunga, menjadikan kendaraan compang-camping. Seperti dikatakan Walikota Dada Rosada Sabtu itu, meski Bandung menjadi macet pada hari itu, tapi tak mengapa. 'Ini hajatnya orang Bandung. Ini pesta rakyat Bandung untuk dinikmati oleh seluruh warga Kota bandung,' ujar Dada. Memang, satu hari masyarakat Kota Bandung larut dalam menyaksikan kemeriahan Bandung Blossom, untuk memperingati hari jadi ke-197 Kota Bandung. Masyarakat tidak semata leluasa melihat-lihat rangkaian bunga, tetapi juga ikon-ikon yang melekat pada Kota Bandung. Seperti alat musik dan tarian ranah Sunda hingga kendaraan yang mengangkut skuad Persib Maung Bandung. Masyarakat mengelu-elukan Zaenal Arief, Redouane Barkawi, dan pelatih asal Moldova, Arcan Iurie. Melihat kegembiraan dan antusiasme masyarakat, kita merasa gembira. Walau cuma sehari , pemerintah Kota Bandung telah memberikan pengobat rindu masyarakat akan Bandung yang asri, segar, dan meriah. Satu hari rasanya cukup memberi kesegaran bagi 364 hari yang dipenuhi dengan kemacetan lalu lintas atau kesumpekan udara di tengah semburan knalpot. Andaikan kembang warna-warni ini bisa kita nikmati setiap saat, setiap detik, menit, jam, hari, bulan, dan tahun. Pasti tak akan ada yang membantah bahwa Bandung memang Kota Kembang. Taman-taman yang ada di Kota Bandung benar-benar menjadi tempat rekreasi. Masyarakat main ke taman setiap sore atau bahkan mahasiswa menghabiskan waktu belajar di taman. Selama ini, sarana hiburan masyarakat Kota Bandung adalah tempat-tempat rekreasi, semacam Taman Hiburan Rakyat Ir H Juanda, Kebun Binatang Tamansari, Taman Lalu-lintas. Atau mereka mengunjungi tempat rekreasi di sekitar Kabupaten Bandung. Untuk mencari hiburan sekaligus cuci mata, masyarakat lebih banyak menghabiskan waktunya di bioskop atau mal-mal, yang jumlahnya berkembang pesat di Bandung. Ini terjadi lantaran sarana rekreasi luar ruang minim. Kalaupun ada sejumlah taman di Kota Bandung, kehadirannya tak mengundang minat. Usahkan wisatawan luar kota, masyarakat Bandung sendiri enggan menghabiskan waktunya bercengkerama di taman-taman yang tidak terawat. Harus diakui, saat ini Pemerintah sudah mencoba untuk menghadirkan kembali nuansa asri. Di beberapa sudut kota, kita dapat menyaksikan taman-taman mini, meskipun itu taman dadakan (mobile park) yang diantaranya terkesan sebagai pemecah arus lalu lintas. Tetapi setidaknya, itu sudah merupakan langkah awal bagi kembalinya citra Bandung yang segar. Dan pawai kendaraan berhiaskan bunga Sabtu lalu harus menjadi peneguh bagi Pemerintah untuk mengembalikan citra Bandung Kota Kembang. Di sini bukan semata menghadirkan taman, tetapi bagaimana taman-taman yang telah ada kembali menjadi asri. Jadi program revitalisasi taman harus komprehensif, sehingga taman-taman yang ada sekalipun kembali dikelola dan dirawat dengan baik. Pengalaman sudah menunjukkan, taman-taman yang ada di sudut-sudut Kota Bandung memang tidak terawat. (*)