Kekasih Allah, dalam bahasa Arab, disebut waliyullah. Bentuk jamaknya adalah auliya Allah. Bila seseorang sudah menjadi kekasih-Nya, dia akan memperoleh beberapa keistimewaan. Pertama, Allah akan memberi rezeki untuknya dari tempat yang tidak terduga. Kedua, doa mereka makbul.
Oleh sebab itu, jika kita bertemu seseorang dan yakin bahwa orang itu wali Allah, mintalah doa kepadanya. Ketiga, kehadirannya mendatangkan berkah bagi tempat di sekitarnya. Dalam Madarij as-Salikin, Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah menyebut beberapa ciri-ciri wali Allah.
Pertama, wali Allah adalah orang yang sangat dekat dengan kaum fakir miskin. Orang seperti itu jika berbuat dosa maka akan diampuni oleh Allah SWT. Ini seperti terjadi pada seorang Yahudi ketika akan dihukum mati oleh karena golongannya berkhianat kepada Rasulullah. Saat penghukuman mati, Jibril datang menemui Rasulullah seraya meminta seorang tawanan Yahudi tersebut dibebaskan karena ia senang menjamu tamu dan suka menolong fakir miskin.
Setelah itu, Rasul menghampiri tawanan tersebut dan berkata, "Baru saja Jibril datang kepadaku dan aku akan bebaskan kamu." Tawanan itu bertanya, "Mengapa?" "Karena engkau suka menjamu tamu dan membantu fakir miskin." Ketika itu juga, si Yahudi masuk Islam. Orang Yahudi itu dimaafkan karena sifat kedermawanannya. Jika kita ingin menjadi kekasih Allah tetapi kita sulit berzikir dan salat malam, cara yang paling baik ialah memberikan sebagian harta kita kepada kaum fakir miskin.
Kedua, wali Allah ialah anak muda yang taat beribadah kepada Allah. Dia persembahkan masa muda dan ketegapan tubuhnya untuk Allah. Dalam salah satu hadis disebutkan, "Tidak ada yang paling dicintai Allah selain pemuda yang sudah kembali kepada Allah dan tidak ada yang paling dibenci Allah selain orang tua yang terus menerus melakukan kemaksiatan." Jika ada anak yang masih kecil sudah taat kepada Allah dan rajin membaca Alquran, dekatilah ia.
Ia akan menyebarkan berkah kepada kita. Dalam hadis lain di sebutkan: "Sesungguhnya, makhluk yang paling dicintai Allah adalah anak muda yang belia usianya, tegap tubuhnya, yang mempersembahkan kepemudaan dan ketegapannya untuk taat kepada Allah. Itulah orang yang dibanggakan Allah di hadapan para malaikat-Nya. Dikumpulkannya para malaikat itu, kemudian Allah berfirman: `Inilah hamba-Ku yang sebenarnya'. "
Kita mungkin pernah mendengar hadis yang bercerita mengenai tujuh orang yang mendapatkan perlindungan pada hari kiamat saat yang lain tidak mendapatkannya. Tampaknya semua itu sangat sulit kita amalkan, kecuali satu hal, yaitu menjadi anak muda yang tumbuh besar dengan ketaatan kepada Allah SWT.
Salah satu sifat yang disebutkan dalam hadis tersebut yang sulit kita amalkan ialah menjadi pemimpin yang adil. Jangankan menjadi pemimpin Islam, menjadi pemimpin parpol Islam saja sulit. Sifat lain ialah menolak rayuan perempuan cantik yang berpangkat tinggi karena takut kepada Allah.
Tampaknya agak sulit bagi kita untuk menjadi salah satu dari tujuh kelompok itu, kecuali menjadi anak muda yang tumbuh besar dengan ketaatan kepada Allah SWT. Walla - hu a'lam.
Oleh: Abdul Aziz
sumber : www.republika.co.id
Oleh sebab itu, jika kita bertemu seseorang dan yakin bahwa orang itu wali Allah, mintalah doa kepadanya. Ketiga, kehadirannya mendatangkan berkah bagi tempat di sekitarnya. Dalam Madarij as-Salikin, Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah menyebut beberapa ciri-ciri wali Allah.
Pertama, wali Allah adalah orang yang sangat dekat dengan kaum fakir miskin. Orang seperti itu jika berbuat dosa maka akan diampuni oleh Allah SWT. Ini seperti terjadi pada seorang Yahudi ketika akan dihukum mati oleh karena golongannya berkhianat kepada Rasulullah. Saat penghukuman mati, Jibril datang menemui Rasulullah seraya meminta seorang tawanan Yahudi tersebut dibebaskan karena ia senang menjamu tamu dan suka menolong fakir miskin.
Setelah itu, Rasul menghampiri tawanan tersebut dan berkata, "Baru saja Jibril datang kepadaku dan aku akan bebaskan kamu." Tawanan itu bertanya, "Mengapa?" "Karena engkau suka menjamu tamu dan membantu fakir miskin." Ketika itu juga, si Yahudi masuk Islam. Orang Yahudi itu dimaafkan karena sifat kedermawanannya. Jika kita ingin menjadi kekasih Allah tetapi kita sulit berzikir dan salat malam, cara yang paling baik ialah memberikan sebagian harta kita kepada kaum fakir miskin.
Kedua, wali Allah ialah anak muda yang taat beribadah kepada Allah. Dia persembahkan masa muda dan ketegapan tubuhnya untuk Allah. Dalam salah satu hadis disebutkan, "Tidak ada yang paling dicintai Allah selain pemuda yang sudah kembali kepada Allah dan tidak ada yang paling dibenci Allah selain orang tua yang terus menerus melakukan kemaksiatan." Jika ada anak yang masih kecil sudah taat kepada Allah dan rajin membaca Alquran, dekatilah ia.
Ia akan menyebarkan berkah kepada kita. Dalam hadis lain di sebutkan: "Sesungguhnya, makhluk yang paling dicintai Allah adalah anak muda yang belia usianya, tegap tubuhnya, yang mempersembahkan kepemudaan dan ketegapannya untuk taat kepada Allah. Itulah orang yang dibanggakan Allah di hadapan para malaikat-Nya. Dikumpulkannya para malaikat itu, kemudian Allah berfirman: `Inilah hamba-Ku yang sebenarnya'. "
Kita mungkin pernah mendengar hadis yang bercerita mengenai tujuh orang yang mendapatkan perlindungan pada hari kiamat saat yang lain tidak mendapatkannya. Tampaknya semua itu sangat sulit kita amalkan, kecuali satu hal, yaitu menjadi anak muda yang tumbuh besar dengan ketaatan kepada Allah SWT.
Salah satu sifat yang disebutkan dalam hadis tersebut yang sulit kita amalkan ialah menjadi pemimpin yang adil. Jangankan menjadi pemimpin Islam, menjadi pemimpin parpol Islam saja sulit. Sifat lain ialah menolak rayuan perempuan cantik yang berpangkat tinggi karena takut kepada Allah.
Tampaknya agak sulit bagi kita untuk menjadi salah satu dari tujuh kelompok itu, kecuali menjadi anak muda yang tumbuh besar dengan ketaatan kepada Allah SWT. Walla - hu a'lam.
Oleh: Abdul Aziz
sumber : www.republika.co.id