PANTAI Pangandaran
kini tak lagi jadi andalan wisata para pengunjung Kabupaten Ciamis.
Justru tidak jauh dari pusat kota, wisatawan bisa menemukan destinasi
yang menyenangkan sekaligus mendebarkan.
Nama Sungai Citanduy sudah tidak asing di telinga, apalagi airnya yang melimpah dinikmati warga Tasikmalaya, Ciamis, Banjar hingga Cilacap. Jika kita mencapai tepian sungai dari Jembatan Cirahong, setiap akhir pekan ada yang berlatih olahraga arung jeram di sana. Dari pinggir jembatan tua penghubung Tasik-Ciamis itu, sebuah jalan bersemak belukar menuntun kita menuju tepi Citanduy. Hati-hati, karena jalan sepanjang 50 meter itu menurun tajam.
Tetapi, menurut Jajang dari Galuh Mahasiswa Pecinta Alam Unigal, jeram di sungai itu direkomendasikan hanya bagi profesional atau atlet. "Grade (tingkat kesulitannya) 3-4, tidak direkomendasi untuk wisatawan. Untuk wisatawan, bisa mulai dari TPA Handapherang, di sana grade-nya turun jadi 2," tutur Jajang, April 2015 lalu.
Benar saja, dari Tempat Pembuangan Akhir Cikatomas Handapherang--cukup 15 menit dari Alun-alun Ciamis, ada akses ke sisi Citanduy lainnya. Jalannya sudah beraspal dan bisa dilalui mobil. Memang belum ada fasilitas wisata arung jeram di sana, tapi Gamapala dan komunitas di daerah setempat tidak sungkan menyewakan perahu saat diminta. Skiper dan instruktur pun siap mengantar wisatawan mengarungi jeram Citanduy.
Pengarungan biasanya berlangsung sampai Desa Bojong atau tempat wisata Karangkamulyan. Waktu pengarungan relatif cukup lama walaupun arus senantiasa deras, yakni 4-5 jam, soalnya akan ditemui juga air tenang yang membutuhkan lebih banyak kekuatan mendayung. Akan tetapi, kita tidak akan merasa bosan dengan pemandangan yang dilalui.
Seperti halnya waktu melewati sebuah air terjun di Imas Putra, air mencurah dari tebing sejangkung 25 meter. Di sela olahraga memacu detak jantung itu, pengarung dapat beristirahat dengan mandi di tepi sungai.
Jajang yang pernah mengarungi sungai lain di Jawa Barat mengatakan, Citanduy punya karakter yang kuat. Dengan kedalaman 2-8 meter, sungai itu memiliki jeram dan air tenang yang bervariasi. "Selain itu di sini lebih menguji nyali karena kita bisa ketemu jeram sambil belok," kata dia. Makanya, setiap pengunjung harus tahu teknis dasar dan menuruti apa kata skiper, di samping memakai alat perlindungan standar seperti helm dan pelampung.
"Fasilitasnya sudah enak, cuman belum ada transportasi yang langsung ke tujuan," kata rekan Jajang, Randi.
Keindahan alam yang ada di sisi Sungai Citanduy dan Cimuntur, dan bermuara di Karangkamulyan menarik banyak wisatawan. Selain uji nyali, pengunjung dapat terhibur dengan binatang langka yang mudah ditemui. Seperti biawak dan ular spesies langka. Peserta dapat berhenti istirahat setelah 2-3 jam pengarungan di Situs Salawe. Dengan total panjang pengarungan sampai 20-25 kilometer, di Salawe, peserta bisa makan, minum, istirahat, dan membeli buah tangan.
sumber pikiran-rakyat.com
(Gita Pratiwi)***
Nama Sungai Citanduy sudah tidak asing di telinga, apalagi airnya yang melimpah dinikmati warga Tasikmalaya, Ciamis, Banjar hingga Cilacap. Jika kita mencapai tepian sungai dari Jembatan Cirahong, setiap akhir pekan ada yang berlatih olahraga arung jeram di sana. Dari pinggir jembatan tua penghubung Tasik-Ciamis itu, sebuah jalan bersemak belukar menuntun kita menuju tepi Citanduy. Hati-hati, karena jalan sepanjang 50 meter itu menurun tajam.
Tetapi, menurut Jajang dari Galuh Mahasiswa Pecinta Alam Unigal, jeram di sungai itu direkomendasikan hanya bagi profesional atau atlet. "Grade (tingkat kesulitannya) 3-4, tidak direkomendasi untuk wisatawan. Untuk wisatawan, bisa mulai dari TPA Handapherang, di sana grade-nya turun jadi 2," tutur Jajang, April 2015 lalu.
Benar saja, dari Tempat Pembuangan Akhir Cikatomas Handapherang--cukup 15 menit dari Alun-alun Ciamis, ada akses ke sisi Citanduy lainnya. Jalannya sudah beraspal dan bisa dilalui mobil. Memang belum ada fasilitas wisata arung jeram di sana, tapi Gamapala dan komunitas di daerah setempat tidak sungkan menyewakan perahu saat diminta. Skiper dan instruktur pun siap mengantar wisatawan mengarungi jeram Citanduy.
Pengarungan biasanya berlangsung sampai Desa Bojong atau tempat wisata Karangkamulyan. Waktu pengarungan relatif cukup lama walaupun arus senantiasa deras, yakni 4-5 jam, soalnya akan ditemui juga air tenang yang membutuhkan lebih banyak kekuatan mendayung. Akan tetapi, kita tidak akan merasa bosan dengan pemandangan yang dilalui.
Seperti halnya waktu melewati sebuah air terjun di Imas Putra, air mencurah dari tebing sejangkung 25 meter. Di sela olahraga memacu detak jantung itu, pengarung dapat beristirahat dengan mandi di tepi sungai.
Jajang yang pernah mengarungi sungai lain di Jawa Barat mengatakan, Citanduy punya karakter yang kuat. Dengan kedalaman 2-8 meter, sungai itu memiliki jeram dan air tenang yang bervariasi. "Selain itu di sini lebih menguji nyali karena kita bisa ketemu jeram sambil belok," kata dia. Makanya, setiap pengunjung harus tahu teknis dasar dan menuruti apa kata skiper, di samping memakai alat perlindungan standar seperti helm dan pelampung.
"Fasilitasnya sudah enak, cuman belum ada transportasi yang langsung ke tujuan," kata rekan Jajang, Randi.
Keindahan alam yang ada di sisi Sungai Citanduy dan Cimuntur, dan bermuara di Karangkamulyan menarik banyak wisatawan. Selain uji nyali, pengunjung dapat terhibur dengan binatang langka yang mudah ditemui. Seperti biawak dan ular spesies langka. Peserta dapat berhenti istirahat setelah 2-3 jam pengarungan di Situs Salawe. Dengan total panjang pengarungan sampai 20-25 kilometer, di Salawe, peserta bisa makan, minum, istirahat, dan membeli buah tangan.
sumber pikiran-rakyat.com
(Gita Pratiwi)***