Ramadhan sebagai bulan mulia menjadi bertambah mulia karena Allah menurunkan kitab suci-Nya di bulan nan suci ini. Allah menurunkan kitab Alquran kepada Nabi Muhammad SAW pada bulan Ramadhan yang mulia.
Peristiwa turunnya Alquran itu merupakan kejadian historis yang menjadi kenangan abadi umat Islam dan bahkan seluruh umat manusia. Dengan turunnya Alquran, warna sejarah manusia menjadi berubah total. Alquran mengubah seluruh warna sejarah yang ada.
Allah telah menjadikan Alquran sebagai petunjuk untuk semua manusia itu telah menjungkirbalikkan akhlak buruk manusia menjadi mulia. Akhlak kotor menjadi bersih, kezaliman menjadi keadilan, serta kebiadaban menjadi keberadaban.
Orang yang tertindas mendapatkan hak-hak hidup dan memperoleh advokasi luar biasa dari Alquran. Orang-orang miskin mendapatkan pembelaan. Mereka mendapatkan empati dan simpati berkat ajaran agung yang tertera di dalamnya.
Alquran adalah kitab suci yang menghidupkan hati, menyegarkan jiwa, dan menjernihkan pikiran. Dia adalah obat hati yang paling mujarab. Mereka yang berinteraksi secara baik dengan Alquran akan merasakan kesejukan nilai yang disemburkan.
Sementara orang yang jauh dari Alquran akan merasakan kegersangan jiwa dan tumpulnya mata hati. Hati orang yang tidak pernah tersentuh dengan sejuknya nilai Alquran, akan menjadi kerontang dan akan mengalami pembusukan.
Hati yang jauh dari Alquran akan menjauh dari kebaikan. Dan sebaliknya, dia akan terus merapat pada kejahatan.
Rasulullah SAW mengibaratkan, rumah yang kosong dari indahnya bacaan ayat-ayat Alquran, laksana rumah yang rapuh dan mudah tumbang.
Hati yang kosong dari ayat-ayat Alquran akan mengalami kegundahan dan keresahan permanen, karena dia kehilangan salah satu nutrisi spiritualnya.
Seorang muslim yang baik akan senantiasa berintim ria (akrab) dengan Alquran untuk menggali nilai-nilai luhur yang ada di dalamnya.
Rasulullah SAW memberikan jaminan istimewa bagi orang yang belajar Alquran dan yang menebarkan isi dan kandungannya.
Interaksi kita dengan Alquran akan terasa nikmat apabila kita saat tilawah seakan akan wahyu yang ada di dalamnya sedang diturunkan kepada kita.
Interaksi kita dengan Alquran akan terasa lezat jika kita membayangkan pada saat membaca Alquran laksana kita sedang membaca di hadapan Sang Nabi Agung.
Interaksi terhadap Alquran akan menjadi indah apabila kita semua yakin bahwa Alquran akan mengubah nasib kita menjalankannya dengan sebaik baiknya. Alquran yang mulia akan memberi syafaat bagi kita di akhirat kelak.
Tugas kita terhadap Alquran adalah membacanya, memahami dan mengamalkannya. Selanjutnya mengajarkan dan menebarkan nilai nilainya kepada manusia lainnya.
Tujuannya agar kita semua menjadi sebaik-baiknya umat Nabi Muhammad SAW. “Sebaik baik manusia diantara kalian adalah orang yang belajar Alquran kemudian mengajarkannya.” (HR Bukhari).
Momentum Ramadhan ini, sudah selayaknya bila kita senantiasa mendalami ajaran-ajaran Alquran dan mengamalkannya dalam kehidupan nyata.
Oleh Samson Rahman
sumber : www.republika.co.id
Peristiwa turunnya Alquran itu merupakan kejadian historis yang menjadi kenangan abadi umat Islam dan bahkan seluruh umat manusia. Dengan turunnya Alquran, warna sejarah manusia menjadi berubah total. Alquran mengubah seluruh warna sejarah yang ada.
Allah telah menjadikan Alquran sebagai petunjuk untuk semua manusia itu telah menjungkirbalikkan akhlak buruk manusia menjadi mulia. Akhlak kotor menjadi bersih, kezaliman menjadi keadilan, serta kebiadaban menjadi keberadaban.
Orang yang tertindas mendapatkan hak-hak hidup dan memperoleh advokasi luar biasa dari Alquran. Orang-orang miskin mendapatkan pembelaan. Mereka mendapatkan empati dan simpati berkat ajaran agung yang tertera di dalamnya.
Alquran adalah kitab suci yang menghidupkan hati, menyegarkan jiwa, dan menjernihkan pikiran. Dia adalah obat hati yang paling mujarab. Mereka yang berinteraksi secara baik dengan Alquran akan merasakan kesejukan nilai yang disemburkan.
Sementara orang yang jauh dari Alquran akan merasakan kegersangan jiwa dan tumpulnya mata hati. Hati orang yang tidak pernah tersentuh dengan sejuknya nilai Alquran, akan menjadi kerontang dan akan mengalami pembusukan.
Hati yang jauh dari Alquran akan menjauh dari kebaikan. Dan sebaliknya, dia akan terus merapat pada kejahatan.
Rasulullah SAW mengibaratkan, rumah yang kosong dari indahnya bacaan ayat-ayat Alquran, laksana rumah yang rapuh dan mudah tumbang.
Hati yang kosong dari ayat-ayat Alquran akan mengalami kegundahan dan keresahan permanen, karena dia kehilangan salah satu nutrisi spiritualnya.
Seorang muslim yang baik akan senantiasa berintim ria (akrab) dengan Alquran untuk menggali nilai-nilai luhur yang ada di dalamnya.
Rasulullah SAW memberikan jaminan istimewa bagi orang yang belajar Alquran dan yang menebarkan isi dan kandungannya.
Interaksi kita dengan Alquran akan terasa nikmat apabila kita saat tilawah seakan akan wahyu yang ada di dalamnya sedang diturunkan kepada kita.
Interaksi kita dengan Alquran akan terasa lezat jika kita membayangkan pada saat membaca Alquran laksana kita sedang membaca di hadapan Sang Nabi Agung.
Interaksi terhadap Alquran akan menjadi indah apabila kita semua yakin bahwa Alquran akan mengubah nasib kita menjalankannya dengan sebaik baiknya. Alquran yang mulia akan memberi syafaat bagi kita di akhirat kelak.
Tugas kita terhadap Alquran adalah membacanya, memahami dan mengamalkannya. Selanjutnya mengajarkan dan menebarkan nilai nilainya kepada manusia lainnya.
Tujuannya agar kita semua menjadi sebaik-baiknya umat Nabi Muhammad SAW. “Sebaik baik manusia diantara kalian adalah orang yang belajar Alquran kemudian mengajarkannya.” (HR Bukhari).
Momentum Ramadhan ini, sudah selayaknya bila kita senantiasa mendalami ajaran-ajaran Alquran dan mengamalkannya dalam kehidupan nyata.
Oleh Samson Rahman
sumber : www.republika.co.id