Kalau kita sakit, sakit kepala misalnya, apa reaksi yang muncul, dan aksi apa yang dilakukan. Reaksi dan aksi yang lahir itu mencrminkan kadar keimanan alias kepercayaan kita kepada Allah. Fenomena yang bisa disaksikan secara empiris, ada empat kategori:
1. Reaksi yang muncul: ingat obat sakit kepala, Bodrex misalnya. Aksi yang muncul mencari dan meminumnya. Lalu sembuh. Dia sama sekali tidak ingat Allah. Begitu sembuh juga tidak ingat Allah, yang muncul justru kata-kata ini, "Saya kalau sakit kepala tidak sembuh-sembuh kalau tidak minum Bodrex". Orang dalam kategori pertama ini barangkali bisa disebut imannya kepada Allah 0 dan kepercayaannya pada ikhtiyarnya sendiri 100 %. Lalu siapa dia ? Kafirkah ? atau apa?
2. Reaksi yang muncul : ingat obat. Aksi yang muncul mencari dan membelinya. Ketika meminumnya ia baca, "Bismillahirrahmanirrahiem ". Dia pun sembuh dan berkata seperti apa yang diucapkan kelompok I. Orang dalam kategori kedua ini barangkali bisa disebut imannya 25 dan ikhtiyarnya 75 %. Lalu siapa dia ? fasikkah dia ? atau apa?
1. Reaksi yang muncul: ingat obat sakit kepala, Bodrex misalnya. Aksi yang muncul mencari dan meminumnya. Lalu sembuh. Dia sama sekali tidak ingat Allah. Begitu sembuh juga tidak ingat Allah, yang muncul justru kata-kata ini, "Saya kalau sakit kepala tidak sembuh-sembuh kalau tidak minum Bodrex". Orang dalam kategori pertama ini barangkali bisa disebut imannya kepada Allah 0 dan kepercayaannya pada ikhtiyarnya sendiri 100 %. Lalu siapa dia ? Kafirkah ? atau apa?
2. Reaksi yang muncul : ingat obat. Aksi yang muncul mencari dan membelinya. Ketika meminumnya ia baca, "Bismillahirrahmanirrahiem ". Dia pun sembuh dan berkata seperti apa yang diucapkan kelompok I. Orang dalam kategori kedua ini barangkali bisa disebut imannya 25 dan ikhtiyarnya 75 %. Lalu siapa dia ? fasikkah dia ? atau apa?
3. Reaksi yang muncul : ingat Allah, lalu berdoa, "Ya Allah sembuhkan sakit kepala saya". Aksi yang muncul mencari dan membelinya. Ketika meminumnya ia baca, "Bismillahirrahmanirrahiem ". Dia pun sembuh dan berkata, "Alhamdulillah kepala saya sudah" . Orang dalam kategori ketiga ini barangkali bisa disebut imannya 50 dan ikhtiyarnya 50 %. Lalu siapa dia ? orang awamkah dia ? atau apa?
4. Reaksi yang muncul : ingat Allah, lalu berdoa, "Ya Allah engkau memerintah para hambaMu untuk berikhtiyar mencari obat. Kalau saja tidak Engkau tidak memerintahkan sudah saya tidak akan mencari obat. Obat bagiku bukan media penyembuhan, sebab engkau bisa menyembuhkan tanpa media sekalipun". Aksi yang muncul mencari dan membelinya. Ketika meminumnya ia baca, "Bismillahirrahmanirrahiem. Ya Allah aku tidak percaya mahlukmu yang berupa obat ini, aku minum semata karena Engkau memerintahku untuk berikhtiyar ". Dia pun sembuh dan berkata, "Alhamdulillah kepala saya sudah" . Orang dalam kategori ketiga ini barangkali bisa disebut imannya 75 dan ikhtiyarnya 25 %. Lalu siapa dia ? ulamakah dia ? atau apa?
5. Reaksi yang muncul : ingat Allah, lalu berdoa, "Alhadulillah, engkau berikan penyakit ini. Dalam keyakinanku apa saja yang Engkau berikan pasti ada rahmatMu". Aksi yang muncul: Diam dan pasrah dengan keyakinan , bila habis masa perlunya pasti Allah menghilangkan sendiri penyakit itu. Dia malu meminta kesembuhan, karena dalam keyakinan moralnya dia berkata, "Allah sudah banyak memberi kebajikan, kebaikan dan kasih sayang kepada saya, cuma diberi seperti ini saya akan menolak". Dia pun sembuh dan berkata, "Alhamdulillah kepala saya sudah" . Orang dalam kategori ketiga ini barangkali bisa disebut imannya 100 % dan ikhtiyarnya 0 %. Lalu siapa dia ? orang walikah dia ? atau apa?
Kita ada dalam kategori berapa, 1, 2, 3, 4, atau lima ? Walaupun ukuran ini sekedar hasil pengalaman pribadi, tapi barangkali bisa digunakan juga untuk mengukur keimanan kita. Semuga bermanfaat.
oleh Syarqawi Dhofir
4. Reaksi yang muncul : ingat Allah, lalu berdoa, "Ya Allah engkau memerintah para hambaMu untuk berikhtiyar mencari obat. Kalau saja tidak Engkau tidak memerintahkan sudah saya tidak akan mencari obat. Obat bagiku bukan media penyembuhan, sebab engkau bisa menyembuhkan tanpa media sekalipun". Aksi yang muncul mencari dan membelinya. Ketika meminumnya ia baca, "Bismillahirrahmanirrahiem. Ya Allah aku tidak percaya mahlukmu yang berupa obat ini, aku minum semata karena Engkau memerintahku untuk berikhtiyar ". Dia pun sembuh dan berkata, "Alhamdulillah kepala saya sudah" . Orang dalam kategori ketiga ini barangkali bisa disebut imannya 75 dan ikhtiyarnya 25 %. Lalu siapa dia ? ulamakah dia ? atau apa?
5. Reaksi yang muncul : ingat Allah, lalu berdoa, "Alhadulillah, engkau berikan penyakit ini. Dalam keyakinanku apa saja yang Engkau berikan pasti ada rahmatMu". Aksi yang muncul: Diam dan pasrah dengan keyakinan , bila habis masa perlunya pasti Allah menghilangkan sendiri penyakit itu. Dia malu meminta kesembuhan, karena dalam keyakinan moralnya dia berkata, "Allah sudah banyak memberi kebajikan, kebaikan dan kasih sayang kepada saya, cuma diberi seperti ini saya akan menolak". Dia pun sembuh dan berkata, "Alhamdulillah kepala saya sudah" . Orang dalam kategori ketiga ini barangkali bisa disebut imannya 100 % dan ikhtiyarnya 0 %. Lalu siapa dia ? orang walikah dia ? atau apa?
Kita ada dalam kategori berapa, 1, 2, 3, 4, atau lima ? Walaupun ukuran ini sekedar hasil pengalaman pribadi, tapi barangkali bisa digunakan juga untuk mengukur keimanan kita. Semuga bermanfaat.
oleh Syarqawi Dhofir