Musim haji dan umrah sudah tiba masanya. Umat Islam dari penjuru dunia yang berkesempatan untuk pergi ibadah haji atau umrah pada tahun ini sudah mulai berdatangan di kota suci Makkah dan Madinah Munawarah.
Rasa gembira dan haru sudah pasti mereka rasakan. Bagaimana tidak, mereka memperoleh peluang yang sangat besar untuk memenuhi panggilan Allah, yaitu melaksanakan rangkaian manasik haji yang merupakan syari’at dan rukun Islam yang kelima.
Kegembiraan dan keterharuan itu wajar dan lumrah. Karena kesempatan berangkat haji tersebut diperoleh setelah melalui proses panjang yang sarat dengan perjuangan, pengorbanan dan kesabaran. Jerih payah luar biasa, mulai dari usaha mengumpulkan biaya, mengurus administrasi sampai melakukan safar (perjalanan) yang jauh dan memberatkan.
Tetapi yang paling penting sesampainya di tanah suci, para jemaah harus memaksimalkan lagi persiapannya. Terutama fikiran, mental , pengetahuan, kekhusuan dan kesabaran sehingga rangkaian rukun dan wajib haji dapat dikerjakan secara baik dan sempurna.
Di samping merupakan kewajiban bagi yang mampu, Ibadah haji dan umrah memiliki keutamaan dan pahala yang sangat besar. Sehingga tidak heran, dari tahun ke tahun angka jemaah yang mendaftar haji atau umrah senantiasa meningkat dan bertambah. Padahal ongkos biayanya semakin tinggi.
Sementara jatah quota haji yang diberikan kerajaan Arab Saudi tidak mencukupi sehingga jemaah yang mendaftar harus menunggu dua atau tiga tahun. Bahkan di beberapa negara seperti di Malaysia harus menunggu belasan dan puluhan tahun, baru bisa berangkat haji.
Sebuah riwayat shahih dari Ibn Mas’ud, Rasulullah SAW bersabda, “Tunaikanlah haji dan umrah, karena keduanya dapat menghilangkan kemiskinan dan dosa sebagaimana api menghilangkan kotoran besi, emas dan perak. Dan tidak ada balasan bagi haji yang mabrur kecuali surga.” (HR. Tirmidzi).
Sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah RA, bahwa haji mabrur merupakan bentuk jihad yang paling mulia. Sabda Rasulullah SAW, “Kalian mempunyai jihad yang paling mulia, yaitu haji mabrur.”
Begitu besar keutamaan dan pahala haji mabrur, yaitu ibadah haji yang dapat dilaksanakan secara sempurna yang tidak ternodai dengan perbuatan dosa dan maksiat sehingga ibadah hajinya betul-betul diterima oleh Allah SWT.
Namun bagi jamaah umat Islam yang belum diberikan kesempatan dan peluang berangkat haji tidak perlu putus asa dan kecil hati, karena Allah SWT menyediakan sejumlah amal shalih dengan ongkos murah, tetapi keutamaan dan pahalanya sebanding dengan ibadah haji dan umrah. Bahkan lebih besar.
Seperti sabda Nabi SAW , “Barang siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan suci demi untuk menunaikan shalat fardu, maka pahalanya adalah seperti pahala orang yang menunaikan ibadah haji dan ihram. Dan barang siapa yang keluar dengan bersusah payah hanya untuk melakukan shalat dhuha, maka pahalanya adalah seperti pahala orang yang melakukan ibadah umrah.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).
Wallahu Al-Musta’an.
, Oleh Imron Baehaqi
sumber : www.republika.co.id
Rasa gembira dan haru sudah pasti mereka rasakan. Bagaimana tidak, mereka memperoleh peluang yang sangat besar untuk memenuhi panggilan Allah, yaitu melaksanakan rangkaian manasik haji yang merupakan syari’at dan rukun Islam yang kelima.
Kegembiraan dan keterharuan itu wajar dan lumrah. Karena kesempatan berangkat haji tersebut diperoleh setelah melalui proses panjang yang sarat dengan perjuangan, pengorbanan dan kesabaran. Jerih payah luar biasa, mulai dari usaha mengumpulkan biaya, mengurus administrasi sampai melakukan safar (perjalanan) yang jauh dan memberatkan.
Tetapi yang paling penting sesampainya di tanah suci, para jemaah harus memaksimalkan lagi persiapannya. Terutama fikiran, mental , pengetahuan, kekhusuan dan kesabaran sehingga rangkaian rukun dan wajib haji dapat dikerjakan secara baik dan sempurna.
Di samping merupakan kewajiban bagi yang mampu, Ibadah haji dan umrah memiliki keutamaan dan pahala yang sangat besar. Sehingga tidak heran, dari tahun ke tahun angka jemaah yang mendaftar haji atau umrah senantiasa meningkat dan bertambah. Padahal ongkos biayanya semakin tinggi.
Sementara jatah quota haji yang diberikan kerajaan Arab Saudi tidak mencukupi sehingga jemaah yang mendaftar harus menunggu dua atau tiga tahun. Bahkan di beberapa negara seperti di Malaysia harus menunggu belasan dan puluhan tahun, baru bisa berangkat haji.
Sebuah riwayat shahih dari Ibn Mas’ud, Rasulullah SAW bersabda, “Tunaikanlah haji dan umrah, karena keduanya dapat menghilangkan kemiskinan dan dosa sebagaimana api menghilangkan kotoran besi, emas dan perak. Dan tidak ada balasan bagi haji yang mabrur kecuali surga.” (HR. Tirmidzi).
Sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah RA, bahwa haji mabrur merupakan bentuk jihad yang paling mulia. Sabda Rasulullah SAW, “Kalian mempunyai jihad yang paling mulia, yaitu haji mabrur.”
Begitu besar keutamaan dan pahala haji mabrur, yaitu ibadah haji yang dapat dilaksanakan secara sempurna yang tidak ternodai dengan perbuatan dosa dan maksiat sehingga ibadah hajinya betul-betul diterima oleh Allah SWT.
Namun bagi jamaah umat Islam yang belum diberikan kesempatan dan peluang berangkat haji tidak perlu putus asa dan kecil hati, karena Allah SWT menyediakan sejumlah amal shalih dengan ongkos murah, tetapi keutamaan dan pahalanya sebanding dengan ibadah haji dan umrah. Bahkan lebih besar.
Seperti sabda Nabi SAW , “Barang siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan suci demi untuk menunaikan shalat fardu, maka pahalanya adalah seperti pahala orang yang menunaikan ibadah haji dan ihram. Dan barang siapa yang keluar dengan bersusah payah hanya untuk melakukan shalat dhuha, maka pahalanya adalah seperti pahala orang yang melakukan ibadah umrah.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).
Wallahu Al-Musta’an.
, Oleh Imron Baehaqi
sumber : www.republika.co.id