Sesungguhnya orang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) atau menjadi pemimpin adalah orang yang kuat lagi amanah, dapat dipercaya (QS al-Qashash/28: 26)
Ayat tersebut mengisyarakat dua syarat utama orang yang layak menjadi pemimpin, yaitu kuat dan amanah. Tentu yang dimaksud dengan kuat bukan semata-mata fisik dan ekonomi, melainkan juga kuat mental spiritual, kuat iman, ilmu, dan amalnya.
Jika multikekuatan ini disinergikan dengan amanah (dapat dipercaya, memiliki integritas tinggi) maka akan melahirkan sosok pemimpin yang mampu membawa perubahan masyarakat ke arah lebih baik, maju, sejahtera, adil, dan bermartabat.
Dalam konteks ini, Rasulullah SAW merupakan figur pemimpin yang mampu menyinergikan kekuatan dan amanah itu. Di antara rahasia kesuksesan beliau dalam memimpin umat adalah lima modal kekuatan berikut.
Pertama, kekuatan Keteladanan akhlak. Sejak kecil Nabi SAW tidak pernah terlibat pelanggaran moral, tidak pernah minum minuman keras, tidak pernah bohong, tidak pernah korupsi, tidak pernah main perempuan, dan aneka akhlak tercela lainnya.
Akhlaknya yang luhur dan terpuji yang dicontohkan kepada keluarga, para sahabat, dan umatnya menjadi kekuatan maha dahsyat, sehingga beliau berhasil menjadi super leader, super manager, dan the greatest teacher.
Apa yang beliau ucapkan beliau laksanakan. Janjinya selalu ditepati. Rakyat beliau cintai, bukan dimanipulasi dan dibodohi. Beliau peduli dan suka berbagi kepada semua. Beliau tidak pernah menyakiti, membohongi dan menyengsarakan umatnya.
Di saat akan menghembuskan nafas terakhir, beliau masih menyatakan, “Ummati… ummati… ummati… ummati… ash-shalah… ash-shalah..” (Wahai umatku, [jangan lupakan] shalat, shalat, dan shalat).
Kedua, kekuatan komunikasi. Nabi SAW memiliki kemampuan berkomunikasi yang luar biasa efektif sehingga bisa memengaruhi kawan maupun lawan. Beliau ahli negosiasi, berorasi, memberi motivasi, dan menginspirasi umat.
Ketiga, kekuatan ilmu. Rasulullah SAW tentu memiliki ilmu luar biasa, karena guru dan sumber ilmu beliau langsung dari Allah SWT. Dengan ilmu dan petunjuk langsung dari Allah SWT, Nabi SAW menjadi pemimpin yang berhati-hati dalam menerima ide dan kritik.
Orang yang berilmu juga cenderung lebih terbuka dan toleran, mau bekerja sama dengan orang lain. Baginya, segala informasi yang ia dapatkan merupakan data yang dijadikan rujukan pertimbangan.
Rasulullah SAW memimpin umat dengan ilmu dan petunjuk dari Allah sehingga umatnya pun diharuskan berlajar dan mengembangkan ilmu.
Keempat, kekuatan mental spiritual. Rasulullah SAW sangat menganjurkan setiap Muslim mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Kekuatan mental-spiritual yang tangguh membuat pribadi beliau juga sangat tangguh, tidak mudah mengeluh, tidak gampang curhat masalah pribadinya di hadapan rakyatnya, teguh pendirian, tegas dalam mengambil tindakan, dan tangkas selesaian masalah.
Di malam hari beliau beribadah, di siang hari beliau sering berpuasa. Kekuatan inilah yang menjadikan beliau dan para sahabatnya selalu merasa ada jalan dan solusi dalam berbagai situasi, sesulit apapun.
Kelima, kekuatan fisik. Rasulullah SAW termasuk orang paling sehat. Nyaris tidak pernah sakit, dan memiliki kekuatan fisik yang prima sepanjang hidupnya.
Kelima kekuatan itu idealnya menjadi pemacu semangat kebangkitan moral bangsa ini menuju khaira ummah (umat terbaik) yang berperadaban.
, Oleh: Muhbib Abdul Wahab
Sumber : www.republika.co.id
Ayat tersebut mengisyarakat dua syarat utama orang yang layak menjadi pemimpin, yaitu kuat dan amanah. Tentu yang dimaksud dengan kuat bukan semata-mata fisik dan ekonomi, melainkan juga kuat mental spiritual, kuat iman, ilmu, dan amalnya.
Jika multikekuatan ini disinergikan dengan amanah (dapat dipercaya, memiliki integritas tinggi) maka akan melahirkan sosok pemimpin yang mampu membawa perubahan masyarakat ke arah lebih baik, maju, sejahtera, adil, dan bermartabat.
Dalam konteks ini, Rasulullah SAW merupakan figur pemimpin yang mampu menyinergikan kekuatan dan amanah itu. Di antara rahasia kesuksesan beliau dalam memimpin umat adalah lima modal kekuatan berikut.
Pertama, kekuatan Keteladanan akhlak. Sejak kecil Nabi SAW tidak pernah terlibat pelanggaran moral, tidak pernah minum minuman keras, tidak pernah bohong, tidak pernah korupsi, tidak pernah main perempuan, dan aneka akhlak tercela lainnya.
Akhlaknya yang luhur dan terpuji yang dicontohkan kepada keluarga, para sahabat, dan umatnya menjadi kekuatan maha dahsyat, sehingga beliau berhasil menjadi super leader, super manager, dan the greatest teacher.
Apa yang beliau ucapkan beliau laksanakan. Janjinya selalu ditepati. Rakyat beliau cintai, bukan dimanipulasi dan dibodohi. Beliau peduli dan suka berbagi kepada semua. Beliau tidak pernah menyakiti, membohongi dan menyengsarakan umatnya.
Di saat akan menghembuskan nafas terakhir, beliau masih menyatakan, “Ummati… ummati… ummati… ummati… ash-shalah… ash-shalah..” (Wahai umatku, [jangan lupakan] shalat, shalat, dan shalat).
Kedua, kekuatan komunikasi. Nabi SAW memiliki kemampuan berkomunikasi yang luar biasa efektif sehingga bisa memengaruhi kawan maupun lawan. Beliau ahli negosiasi, berorasi, memberi motivasi, dan menginspirasi umat.
Ketiga, kekuatan ilmu. Rasulullah SAW tentu memiliki ilmu luar biasa, karena guru dan sumber ilmu beliau langsung dari Allah SWT. Dengan ilmu dan petunjuk langsung dari Allah SWT, Nabi SAW menjadi pemimpin yang berhati-hati dalam menerima ide dan kritik.
Orang yang berilmu juga cenderung lebih terbuka dan toleran, mau bekerja sama dengan orang lain. Baginya, segala informasi yang ia dapatkan merupakan data yang dijadikan rujukan pertimbangan.
Rasulullah SAW memimpin umat dengan ilmu dan petunjuk dari Allah sehingga umatnya pun diharuskan berlajar dan mengembangkan ilmu.
Keempat, kekuatan mental spiritual. Rasulullah SAW sangat menganjurkan setiap Muslim mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Kekuatan mental-spiritual yang tangguh membuat pribadi beliau juga sangat tangguh, tidak mudah mengeluh, tidak gampang curhat masalah pribadinya di hadapan rakyatnya, teguh pendirian, tegas dalam mengambil tindakan, dan tangkas selesaian masalah.
Di malam hari beliau beribadah, di siang hari beliau sering berpuasa. Kekuatan inilah yang menjadikan beliau dan para sahabatnya selalu merasa ada jalan dan solusi dalam berbagai situasi, sesulit apapun.
Kelima, kekuatan fisik. Rasulullah SAW termasuk orang paling sehat. Nyaris tidak pernah sakit, dan memiliki kekuatan fisik yang prima sepanjang hidupnya.
Kelima kekuatan itu idealnya menjadi pemacu semangat kebangkitan moral bangsa ini menuju khaira ummah (umat terbaik) yang berperadaban.
, Oleh: Muhbib Abdul Wahab
Sumber : www.republika.co.id