Perintah berbuat baik kepada orang tua (birrul walidain) ditempatkan setelah larangan mempersekutukan Allah SWT (QS al-An'am [6]: 151). Hal ini menunjukkan pentingnya peran orang tua terhadap masa depan anak (di dunia dan akhirat).
Yang pasti, setiap perintah dan larangan Allah SWT membawa kemaslahatan bagi kehidupan manusia. Setiap pelanggaran terhadap perintah-Nya atau melawan larangan-Nya, akan berdampak buruk bagi pelakunya.
Salah satu perintah Allah SWT itu adalah berbuat baik kepada orang tua. Dengan itu, kita menjadi ada (terlahir). Kita menjadi sukses seperti sekarang, salah satunya karena peran keduanya.
Bahkan, ridha dan murka Allah pun terletak pada keridhaan dan kemurkaan keduanya. Karena itu, “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS Luqman [31]: 14).
“Maka, sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan, rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’” (QS al-Isra' [17]: 23-24).
Kebalikan dari birrul walidain adalah uququl walidain (durhaka kepada orang tua). Setiap kedurhakaan kepada orang tua pasti mendatangkan keburukan bagi pelakunya di dunia dan di akhirat kelak.
Di antara bentuk keburukan dari uququl walidain itu adalah, pertama, hidup menjadi terhina. Rasulullah SAW bersabda, “(Sungguh hina) seorang yang mendapati kedua orang tuanya yang masih hidup atau salah satu dari keduanya ketika mereka telah tua, tetapi justru ia tidak masuk surga.” (HR Muslim).
Kedua, mendapat murka Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, “Ridha Allah ada di dalam ridha kedua orang tua dan murka Allah ada di dalam murka kedua orang tua.” (HR Tirmidzi).
Ketiga, ditolak amal kebaikannya. Rasulullah SAW bersabda, “Tiga macam dosa yang akan menyia-nyiakan segala amal lainnya, yaitu mempersekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua, dan lari dari medan jihad.” (HR Thabrani).
Keempat, disegerakan balasannya di dunia. Rasulullah SAW bersabda, “Semua dosa akan Allah tunda hukumannya menurut kehendak-Nya sampai hari kiamat nanti, kecuali hukuman terhadap perbuatan zina dan durhaka kepada kedua orang tua atau memutus silaturrahim. Sesungguhnya Allah akan memperlihatkan kepada pelakunya di dunia sebelum datang kematian.” (HR Bukhari).
Kelima, terhalang masuk surga. Rasulullah SAW bersabda, “Ada tiga macam dosa yang diharamkan Allah bagi yang melakukannya untuk masuk surga, yaitu yang selalu minum-minuman khamr, mendurhakai kedua orang tua, dan orang yang membiarkan istrinya melacur atau orang yang sengaja menjadi pelacur.” (HR Ahmad, Nasa'i, dan Hakim). Wallahu a'lam.
Oleh: Imam Nur Suharno
sumber : www.republika.co.id
Yang pasti, setiap perintah dan larangan Allah SWT membawa kemaslahatan bagi kehidupan manusia. Setiap pelanggaran terhadap perintah-Nya atau melawan larangan-Nya, akan berdampak buruk bagi pelakunya.
Salah satu perintah Allah SWT itu adalah berbuat baik kepada orang tua. Dengan itu, kita menjadi ada (terlahir). Kita menjadi sukses seperti sekarang, salah satunya karena peran keduanya.
Bahkan, ridha dan murka Allah pun terletak pada keridhaan dan kemurkaan keduanya. Karena itu, “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS Luqman [31]: 14).
“Maka, sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan, rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’” (QS al-Isra' [17]: 23-24).
Kebalikan dari birrul walidain adalah uququl walidain (durhaka kepada orang tua). Setiap kedurhakaan kepada orang tua pasti mendatangkan keburukan bagi pelakunya di dunia dan di akhirat kelak.
Di antara bentuk keburukan dari uququl walidain itu adalah, pertama, hidup menjadi terhina. Rasulullah SAW bersabda, “(Sungguh hina) seorang yang mendapati kedua orang tuanya yang masih hidup atau salah satu dari keduanya ketika mereka telah tua, tetapi justru ia tidak masuk surga.” (HR Muslim).
Kedua, mendapat murka Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, “Ridha Allah ada di dalam ridha kedua orang tua dan murka Allah ada di dalam murka kedua orang tua.” (HR Tirmidzi).
Ketiga, ditolak amal kebaikannya. Rasulullah SAW bersabda, “Tiga macam dosa yang akan menyia-nyiakan segala amal lainnya, yaitu mempersekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua, dan lari dari medan jihad.” (HR Thabrani).
Keempat, disegerakan balasannya di dunia. Rasulullah SAW bersabda, “Semua dosa akan Allah tunda hukumannya menurut kehendak-Nya sampai hari kiamat nanti, kecuali hukuman terhadap perbuatan zina dan durhaka kepada kedua orang tua atau memutus silaturrahim. Sesungguhnya Allah akan memperlihatkan kepada pelakunya di dunia sebelum datang kematian.” (HR Bukhari).
Kelima, terhalang masuk surga. Rasulullah SAW bersabda, “Ada tiga macam dosa yang diharamkan Allah bagi yang melakukannya untuk masuk surga, yaitu yang selalu minum-minuman khamr, mendurhakai kedua orang tua, dan orang yang membiarkan istrinya melacur atau orang yang sengaja menjadi pelacur.” (HR Ahmad, Nasa'i, dan Hakim). Wallahu a'lam.
Oleh: Imam Nur Suharno
sumber : www.republika.co.id