Pemilihan kepala daerah yang marak saat ini di Indonesia, menorehkan luka yang sangat dalam. Lihatlah berapa banyak persaudaraan yang retak dan pecah akibat memilih calon kepala daerah yang berbeda.
Saudara memusuhi saudaranya, kakak tidak bertegur sapa dengan adiknya. Bahkan sampai terjadi tawuran antarmasing-masing pendukung calon. Peristiwa ini sangat menyakitkan dan melukai nilai persaudaraan diantara kita.
Kita tidak lagi melihat nilai ukhuwwah diantara sesama, padahal ukhuwwah merupakan variabel penting dalam bangunan Islam yang kokoh. Ukhuwwah juga modal kekuatan ummat.
Apapun arti sebuah kekuatan tak akan mempunyai arti, tanpa adanya persatuan. Persatuan merupakan wujud dari sikap kebersamaan. Kebersamaan muncul dari sikap persaudaraan yang tinggi antarsesama dan persaudaraan lahir dari iman yang kuat terhadap Allah SWT.
Firman Allah SWT dalam Alquran surat Al-Hujurat: 10 yang artinya, ''Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu, dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.''
Islam adalah agama sempurna yang berisi petunjuk yang lengkap untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, salah satu petunjuknya adalah hubungan antarmanusia khususnya sesama muslim, yaitu hubungan yang terikat oleh ukhuwwah islamiyyah.
Ukhuwwah bukan dalam arti sempit, hanya terikat hubungan darah dan kekerabatan, tapi ukhuwwah yang terikat satu aqidah. Dengan dasar aqidah inilah yang mampu menyatukan cita-cita, mampu menyatukan sikap dan tujuan, mampu menciptakan persatuan dan kebersamaan yang lebih luas.
Dengan demikian akan melahirkan sikap takaful (saling membantu), sikap ta’awun (saling menolong) dan sikap tasamuh (saling menghargai dan bertoleransi).
Bukankah seorang muslim saudara bagi muslim lainnya? Tidak menganiaya saudaranya, tidak menghina serta membiarkannya terjerumus kepada kehinaan. ''Barang siapa mencukupi kebutuhan saudaranya, dan membantu menghilangkan kesusahan saudaranya, Allah akan memberikan kelapangan kepadanya pada hari kiamat.''
Begitu Rasulullah saw bersabda.
''Barang siapa yang menutupi aib saudaranya, Allah SWT akan menutupi aibnya di hari kiamat dan barang siapa yang berusaha menghilangkan kesulitan hidup saudaranya, Allah SWT akan menghilangkan dari dirinya segala kesulitan pada hari kiamat.'' Sabda Rasulullah saw lainnya.
Pesta demokrasi yang kita lakukan adalah kegiatan rutin dalam negara kita. Kita memilih calon pemimpin yang menurut kita layak, tapi itu tidak boleh menghancurkan ukhuwwah.
Tak pantas rasanya, kita saling mencemooh, mengejek, dan menghina, hanya gara-gara memilih seorang pemimpin. Kita tak bertegur sapa hanya untuk sebuah kepentingan duniawi apalagi dengan mengorbankan begitu besar nilai ukhuwwah.
Kitalah ummat terbaik yang dilahirkan Allah SWT. Karena itu jangan mudah diombang-ambing segelintir manusia jahat. Jangan kita menjadi umat seperti yang digambarkan Rasulullah saw laksana buih di lautan, banyak tapi tidak bermanfaat, dihantam ombak ikut ombak, ombak surut buih pun ikut surut.
Saat kita berpesta pora dan bangga dengan perbedaan, Allah akan sangat mudah menghancurkan kehidupan kita. Ketika kita bangga dengan perpecahan, semua lupa seruan Allah SWT dalam surat Ali Imron: 103 yang artinya, ''Dan berpegang teguhlah kamu dengan tali agama Allah dan janganlah kamu bercerai berai.''
, Oleh: Ustaz Ahmad Dzaki Salim MAg
sumber : www.republika.co.id
Saudara memusuhi saudaranya, kakak tidak bertegur sapa dengan adiknya. Bahkan sampai terjadi tawuran antarmasing-masing pendukung calon. Peristiwa ini sangat menyakitkan dan melukai nilai persaudaraan diantara kita.
Kita tidak lagi melihat nilai ukhuwwah diantara sesama, padahal ukhuwwah merupakan variabel penting dalam bangunan Islam yang kokoh. Ukhuwwah juga modal kekuatan ummat.
Apapun arti sebuah kekuatan tak akan mempunyai arti, tanpa adanya persatuan. Persatuan merupakan wujud dari sikap kebersamaan. Kebersamaan muncul dari sikap persaudaraan yang tinggi antarsesama dan persaudaraan lahir dari iman yang kuat terhadap Allah SWT.
Firman Allah SWT dalam Alquran surat Al-Hujurat: 10 yang artinya, ''Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu, dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.''
Islam adalah agama sempurna yang berisi petunjuk yang lengkap untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, salah satu petunjuknya adalah hubungan antarmanusia khususnya sesama muslim, yaitu hubungan yang terikat oleh ukhuwwah islamiyyah.
Ukhuwwah bukan dalam arti sempit, hanya terikat hubungan darah dan kekerabatan, tapi ukhuwwah yang terikat satu aqidah. Dengan dasar aqidah inilah yang mampu menyatukan cita-cita, mampu menyatukan sikap dan tujuan, mampu menciptakan persatuan dan kebersamaan yang lebih luas.
Dengan demikian akan melahirkan sikap takaful (saling membantu), sikap ta’awun (saling menolong) dan sikap tasamuh (saling menghargai dan bertoleransi).
Bukankah seorang muslim saudara bagi muslim lainnya? Tidak menganiaya saudaranya, tidak menghina serta membiarkannya terjerumus kepada kehinaan. ''Barang siapa mencukupi kebutuhan saudaranya, dan membantu menghilangkan kesusahan saudaranya, Allah akan memberikan kelapangan kepadanya pada hari kiamat.''
Begitu Rasulullah saw bersabda.
''Barang siapa yang menutupi aib saudaranya, Allah SWT akan menutupi aibnya di hari kiamat dan barang siapa yang berusaha menghilangkan kesulitan hidup saudaranya, Allah SWT akan menghilangkan dari dirinya segala kesulitan pada hari kiamat.'' Sabda Rasulullah saw lainnya.
Pesta demokrasi yang kita lakukan adalah kegiatan rutin dalam negara kita. Kita memilih calon pemimpin yang menurut kita layak, tapi itu tidak boleh menghancurkan ukhuwwah.
Tak pantas rasanya, kita saling mencemooh, mengejek, dan menghina, hanya gara-gara memilih seorang pemimpin. Kita tak bertegur sapa hanya untuk sebuah kepentingan duniawi apalagi dengan mengorbankan begitu besar nilai ukhuwwah.
Kitalah ummat terbaik yang dilahirkan Allah SWT. Karena itu jangan mudah diombang-ambing segelintir manusia jahat. Jangan kita menjadi umat seperti yang digambarkan Rasulullah saw laksana buih di lautan, banyak tapi tidak bermanfaat, dihantam ombak ikut ombak, ombak surut buih pun ikut surut.
Saat kita berpesta pora dan bangga dengan perbedaan, Allah akan sangat mudah menghancurkan kehidupan kita. Ketika kita bangga dengan perpecahan, semua lupa seruan Allah SWT dalam surat Ali Imron: 103 yang artinya, ''Dan berpegang teguhlah kamu dengan tali agama Allah dan janganlah kamu bercerai berai.''
, Oleh: Ustaz Ahmad Dzaki Salim MAg
sumber : www.republika.co.id