Sedikit sekali orang yang bersabar dalam menghadapi musibah dan memiliki keteguhan dalam menghadapi penderitaan.
Andaikata seseorang memiliki kesabaran dan keteguhan, maka dia akan cepat mendapatkan jalan keluar dari musibah tersebut dan akan dekat kepada kebahagiaan.
Seorang sekretaris Abu Ja’far Al Mansur pernah dipenjara selama 15 tahun.
Dia pernah berputus asa dalam mencari jalan keluarnya. Kemudian dia menulis surat kepada teman-temannya untuk mengadukan lamanya penahanan dan semakin berkurangnya kesabaran.
Ternyata ia memperoleh jawabannya sebagai berikut, “Wahai Abu Ayub bersabarlah engkau dengan kesabaran yang dapat menghilangkan penderitaan. Jika engkau lemah dalam menghadapi musibah tersebut, maka siapa yang dapat menghilangkannya? Sesungguhnya orang yang telah membuat pengikat, maka dia akan mengikatnya dengan ikatan kebencian, maka engkau dapat mensiasatinya. Bersabarlah engkau, karena kesabaran itu dapat memberikan ketenangan. Mudah-mudahan musibah tersebut segera berakhir.”
Selanjutnya Abu Ayub menjawab balasan suratnya itu, seraya dia berkata, “Engkau menyuruhku bersabar, padahal aku telah melakukannya, dan menasehatiku (dengan mengatakan) mudah-mudahan musibah tersebut segera berakhir, padahal aku tidak mengatakan mudah-mudahan. Dan dia menempatkan pemilik ikatan musibah (orang yang ditahan) pada tempat yang mulia, karena dia dapat mensiasatinya.”
Sebagian temannya berkata, “Setelah kejadian tersebut, Abu Ayub tinggal dalam penjara hanya satu hari, kemudian dia dibebaskan secara terhormat.”
Oleh Hannan Putra
sumber : www.republika.co.id
Andaikata seseorang memiliki kesabaran dan keteguhan, maka dia akan cepat mendapatkan jalan keluar dari musibah tersebut dan akan dekat kepada kebahagiaan.
Seorang sekretaris Abu Ja’far Al Mansur pernah dipenjara selama 15 tahun.
Dia pernah berputus asa dalam mencari jalan keluarnya. Kemudian dia menulis surat kepada teman-temannya untuk mengadukan lamanya penahanan dan semakin berkurangnya kesabaran.
Ternyata ia memperoleh jawabannya sebagai berikut, “Wahai Abu Ayub bersabarlah engkau dengan kesabaran yang dapat menghilangkan penderitaan. Jika engkau lemah dalam menghadapi musibah tersebut, maka siapa yang dapat menghilangkannya? Sesungguhnya orang yang telah membuat pengikat, maka dia akan mengikatnya dengan ikatan kebencian, maka engkau dapat mensiasatinya. Bersabarlah engkau, karena kesabaran itu dapat memberikan ketenangan. Mudah-mudahan musibah tersebut segera berakhir.”
Selanjutnya Abu Ayub menjawab balasan suratnya itu, seraya dia berkata, “Engkau menyuruhku bersabar, padahal aku telah melakukannya, dan menasehatiku (dengan mengatakan) mudah-mudahan musibah tersebut segera berakhir, padahal aku tidak mengatakan mudah-mudahan. Dan dia menempatkan pemilik ikatan musibah (orang yang ditahan) pada tempat yang mulia, karena dia dapat mensiasatinya.”
Sebagian temannya berkata, “Setelah kejadian tersebut, Abu Ayub tinggal dalam penjara hanya satu hari, kemudian dia dibebaskan secara terhormat.”
Oleh Hannan Putra
sumber : www.republika.co.id