Sejumlah wisatawan yang hendak berwisata ke obyek wisata Gunung Tangkuban Perahu kecewa menyusul adanya pemblokiran jalan itu sebagai buntut konflik antara pedagang dengan pengelola kawasan itu. "Benar-benar kecewa karena tidak bisa berwisata ke Tangkuban Perahu, baru kali ini sampai ada pemblokiran seperti ini. Masalahnya dari dulu juga tidak pernah sampai diblokir seperti ini," kata Hendarsyah, salah seorang wisatawan asal Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/8/2012).
Awalnya ia mengira obyek wisata itu sudah dibuka setelah diblokir sejak Senin (20/8/2012), namun kenyataanya hingga Rabu siang masih diblokir.
Tak hanya Hendarsyah, wisatawan lainnya juga kecewa tidak bisa masuk ke Gunung Tangkuban Perahu. Meski tidak ada pengerahan massa dari paguyuban pedagang Gunung Tangkuban Perahu, namun pintu masuk masih bertuliskan ditutup.
Para wisatawan hanya bisa sampai ke pintu gerbang tanpa bisa mendapatkan peluang untuk menuju obyek wisata gunung api itu. Padahal, kata Hendaryah, keluarga besarnya sudah tradisi berwisata ke gunung itu setiap Lebaran.
"Sangat disayangkan, Lebaran yang seharusnya menjadi kedamaian dan bersuka cita, tidak perlu seperti ini. Pemerintah harus turun tangan menangani masalah ini. Hak kami untuk berwisata terampas," kata Taufik (35) salah seorang wisatawan asal Jakarta.
Tak hanya wisatawan lokal yang kecewa, sejumlah wisatawan mancanegara juga tidak bisa masuk. Seperti yang lainnya mereka hanya bisa sampai ke pintu gerbang obyek wisata itu.
Padahal, pada H+3 ini jumlah wisatawan terus meningkat ke kawasan Lembang dan Gunung Tangkuban Parahu. Akibat penutupan itu sebagian wisatawan berbalik arah mencari obyek wisata lain di wilayah Lembang, sebagian lagi melanjutkan perjalanan ke obyek wisata Ciater, Subang.
Akibatnya terjadi kepadatan arus lalu lintas di jalur Lembang-Subang dengan titik kemacetan di kawasan wisata Ciater. Namun demikian, obyek wisata Ciater daya tampungnya tidak sebesar Gunung Tangkuban Perahu, disamping itu akses jalannya sempit.
Buntut aksi penutupan oleh masa pedagang itu, sejumlah petugas kepolisian ditempatkan di pintu gerbang serta di Kantor Pengelola Obyek Wisata PT Graha Rani Putra Persada untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Untuk sementara obyek wisata ini masih ditutup, belum ada kesepakatan antara pedagang dengan pengelola obyek wisata ini. Pembicaraan dan negosiasi masih dilakukan, namun tampaknya ada jalan keluarnya," kata Aiptu Suhendi dari Polsek Lembang.
sumber:
http://travel.kompas.com/read/2012/08/22/19262260/Tangkuban.Perahu.Ditutup.Wisatawan.Kecewa
Awalnya ia mengira obyek wisata itu sudah dibuka setelah diblokir sejak Senin (20/8/2012), namun kenyataanya hingga Rabu siang masih diblokir.
Tak hanya Hendarsyah, wisatawan lainnya juga kecewa tidak bisa masuk ke Gunung Tangkuban Perahu. Meski tidak ada pengerahan massa dari paguyuban pedagang Gunung Tangkuban Perahu, namun pintu masuk masih bertuliskan ditutup.
Para wisatawan hanya bisa sampai ke pintu gerbang tanpa bisa mendapatkan peluang untuk menuju obyek wisata gunung api itu. Padahal, kata Hendaryah, keluarga besarnya sudah tradisi berwisata ke gunung itu setiap Lebaran.
"Sangat disayangkan, Lebaran yang seharusnya menjadi kedamaian dan bersuka cita, tidak perlu seperti ini. Pemerintah harus turun tangan menangani masalah ini. Hak kami untuk berwisata terampas," kata Taufik (35) salah seorang wisatawan asal Jakarta.
Tak hanya wisatawan lokal yang kecewa, sejumlah wisatawan mancanegara juga tidak bisa masuk. Seperti yang lainnya mereka hanya bisa sampai ke pintu gerbang obyek wisata itu.
Padahal, pada H+3 ini jumlah wisatawan terus meningkat ke kawasan Lembang dan Gunung Tangkuban Parahu. Akibat penutupan itu sebagian wisatawan berbalik arah mencari obyek wisata lain di wilayah Lembang, sebagian lagi melanjutkan perjalanan ke obyek wisata Ciater, Subang.
Akibatnya terjadi kepadatan arus lalu lintas di jalur Lembang-Subang dengan titik kemacetan di kawasan wisata Ciater. Namun demikian, obyek wisata Ciater daya tampungnya tidak sebesar Gunung Tangkuban Perahu, disamping itu akses jalannya sempit.
Buntut aksi penutupan oleh masa pedagang itu, sejumlah petugas kepolisian ditempatkan di pintu gerbang serta di Kantor Pengelola Obyek Wisata PT Graha Rani Putra Persada untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Untuk sementara obyek wisata ini masih ditutup, belum ada kesepakatan antara pedagang dengan pengelola obyek wisata ini. Pembicaraan dan negosiasi masih dilakukan, namun tampaknya ada jalan keluarnya," kata Aiptu Suhendi dari Polsek Lembang.
sumber:
http://travel.kompas.com/read/2012/08/22/19262260/Tangkuban.Perahu.Ditutup.Wisatawan.Kecewa