Tangan dan Kaki Pahlawan HancurBALEENDAH (GM) - Tugu Juang yang terletak di Jln. Siliwangi (Pengkolan) Baleendah, Kabupaten Bandung, kondisinya sangat memprihatinkan. Selain banyak coretan, areal Tugu Juang juga tidak dirawat, banyak sampah berserakan dan aksi vandalisme lainnya. Sejumlah patung pejuang banyak yang hancur bagian tangan maupun kakinya. Sebelum perayaan hari ulang tahun (HUT) TNI, Oktober lalu, kawasan Tugu Juang sempat dibersihkan oleh Muspika Kecamatan Baleendah.
Menurut warga, Didi Sopandi (63), Tugu Juang bukannya kurang mendapat perawatan, tetapi minimnya kesadaran masyarakat, terutama kalangan generasi muda. Menurutnya, generasi muda kurang menghargai jasa para pahlawan yang diabadikan dalam Tugu Juang.
"Ini yang menjadi prihatin saya terhadap generasi muda. Saya sempat memergoki sejumlah pelajar yang merusak sejumlah patung di Tugu Juang," ungkap Didi yang ditemui di sekitar Tugu Juang, Senin (5/11).
Didi mengatakan, kurangnya tenaga pemelihara Tugu Juang menjadikan monumen itu tidak terawat. "Kurangnya tenaga pemelihara menjadikan kawasan ini seperti kurang terurus," katanya.
Didi berceita, Tugu Juang dibangun pada tahun 1973 dan diresmikan tahun 1975 oleh Kodam III Siliwangi yang kemudian dititipkan ke Pemkab Bandung. Jadi, kata dia, pemeliharaan Tugu Juang di Baleendah merupakan kewenangan Pemkab Bandung.
Didi berharap, pemerintah lebih memperhatikan Tugu Juang maupun tugu lainnya sebagai penghormatan pada para pejuang. "Pemeliharaan Tugu Juang ini harus semua pihak terlibat, kalau bukan oleh kita, oleh siapa lagi," katanya.
Tak punya anggaran
Sekretaris Kecamatan Baleendah, Saefulloh yang ditemui terpisah mengatakan, Muspika Kecamatan Baleendah sempat membersihkan Tugu Juang pada hari TNI, beberapa waktu lalu. Dikatakannya, pemeliharaan Tugu Juang dilakukan oleh Dinas Sosial (Dinsos) Pemkab Bandung.
"Pemerintah kecamatan tidak memiliki anggaran untuk pemeliharaan Tugu Juang. Kalaupun ada, itu pun untuk hari-hari tertentu," ujarnya.
Saefulloh mengakui, jika kesadaran belum tumbuh di kalangan masyarakat untuk memelihara Tugu Juang. Akibatnya, mereka masih enggan memelihara Tugu Juang.
Dikatakannya, pihaknya sering melakukan kontrol bersama aparat Muspika dan Polsek terhadap Tugu Juang. Pasalnya, disinyalir Tugu Juang sering dijadikan tempat nongkrong maupun kegiatan negatif lainnya. "Pihak Polsek dan Satpol PP bahkan sering melakukan razia, terutama pada malam Minggu. Jadi upaya tetap ada dilakukan oleh pemerintah," ujarnya.
(B.81)**
Galamedia
selasa, 06 november 2012 00:31 WIB
Menurut warga, Didi Sopandi (63), Tugu Juang bukannya kurang mendapat perawatan, tetapi minimnya kesadaran masyarakat, terutama kalangan generasi muda. Menurutnya, generasi muda kurang menghargai jasa para pahlawan yang diabadikan dalam Tugu Juang.
"Ini yang menjadi prihatin saya terhadap generasi muda. Saya sempat memergoki sejumlah pelajar yang merusak sejumlah patung di Tugu Juang," ungkap Didi yang ditemui di sekitar Tugu Juang, Senin (5/11).
Didi mengatakan, kurangnya tenaga pemelihara Tugu Juang menjadikan monumen itu tidak terawat. "Kurangnya tenaga pemelihara menjadikan kawasan ini seperti kurang terurus," katanya.
Didi berceita, Tugu Juang dibangun pada tahun 1973 dan diresmikan tahun 1975 oleh Kodam III Siliwangi yang kemudian dititipkan ke Pemkab Bandung. Jadi, kata dia, pemeliharaan Tugu Juang di Baleendah merupakan kewenangan Pemkab Bandung.
Didi berharap, pemerintah lebih memperhatikan Tugu Juang maupun tugu lainnya sebagai penghormatan pada para pejuang. "Pemeliharaan Tugu Juang ini harus semua pihak terlibat, kalau bukan oleh kita, oleh siapa lagi," katanya.
Tak punya anggaran
Sekretaris Kecamatan Baleendah, Saefulloh yang ditemui terpisah mengatakan, Muspika Kecamatan Baleendah sempat membersihkan Tugu Juang pada hari TNI, beberapa waktu lalu. Dikatakannya, pemeliharaan Tugu Juang dilakukan oleh Dinas Sosial (Dinsos) Pemkab Bandung.
"Pemerintah kecamatan tidak memiliki anggaran untuk pemeliharaan Tugu Juang. Kalaupun ada, itu pun untuk hari-hari tertentu," ujarnya.
Saefulloh mengakui, jika kesadaran belum tumbuh di kalangan masyarakat untuk memelihara Tugu Juang. Akibatnya, mereka masih enggan memelihara Tugu Juang.
Dikatakannya, pihaknya sering melakukan kontrol bersama aparat Muspika dan Polsek terhadap Tugu Juang. Pasalnya, disinyalir Tugu Juang sering dijadikan tempat nongkrong maupun kegiatan negatif lainnya. "Pihak Polsek dan Satpol PP bahkan sering melakukan razia, terutama pada malam Minggu. Jadi upaya tetap ada dilakukan oleh pemerintah," ujarnya.
(B.81)**
Galamedia
selasa, 06 november 2012 00:31 WIB