Anas ibnu Malik ra meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda : “Sungguh beruntung sekali orang yang beriman kepadaku dan pernah melihatku, sungguh beruntung sekali orang yang beriman kepadaku dan belum melihatku sampai tujuh kali."
Hadis tersebut jelas membawa berita gembira bagi kita umat Rasululllah Saw yang beriman kepadanya walaupun belum pernah melihat sosok pemimpin umat terhebat tersebut. Tidak main-main, bahkan keberuntungan kita tujuh kali lipat dibanding para sahabat ra. Namun syarat keberuntungan ini pun tidak pula main-main. Harus terdapat iman kepada Rasulullah Saw.
Salah satu indikator adanya keimanan kepada Rasulullah Saw di dalam hati kita adalah adanya rasa cinta kepada Rasulullah Saw. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Rasulullah bersabda "Tidaklah beriman seorang dari kalian hingga aku lebih dicintainya daripada orang tuanya, anaknya dan dari manusia seluruhnya."
Marilah kita jujur bertanya kepada hati kita masing-masing. “Sudahkah kita mencintai Rasulullah lebih dari orang tua, anak, dan manusia seluruhnya?” Tampaknya kita harus banyak beristighfar.
Kondisi zaman pada saat ini telah banyak membiaskan kecintaan serta keidolaan kita. Minoritas manusia saat ini mengidolakan Nabi Akhir Zaman Muhammad Saw. Sedang mayoritas, pastilah poster-poster rocker atau artis atau apalah itu yang memenuhi dinding kamar mereka. Padahal jelaslah sudah Allah berfirman di dalam Alquran bahwa di dalam diri Rasulullah terdapat suri teladan yang paling baik.
Untuk mencintai Rasulullah Saw secara paripurna memanglah membutuhkan proses dan usaha yang harus dijalankan dengan segenap jiwa. Harus ada kesadaran dan keinginan dari dalam hati untuk dapat mencintai Rasulullah Saw. Bagaimana mungkin kita tidak ingin mencintai Rasulullah, sedang syafa’at beliaulah yang akan menyelamatkan kita dari siksa api neraka.
Seorang remaja yang setiap harinya membaca gosip seorang artis, dengan tekun menyimak beritanya, mendengarkan lagu rocker kesukaannya, mendiskusikannya dengan teman-temannya, sudah barang tentu lambat laun kecintaannya pada artis tersebut setiap harinya semakin bertambah.
Demikian pula, untuk semakin mencintai Rasulullah kita perlu sering membaca kisah-kisah beliau yang menggetarkan jiwa. Kita perlu sering membicarakan Rasulullah dengan segala kesempurnaan akal dan akhlaknya. Kita berusaha menghidupkan sunnah Rasulullah dalam keseharian kita, mulai dari yang paling sederhana.
Dilengkapi dengan doa kepada Allah agar dimasukkan rasa cinta kepada Rasulullah Saw didalam hati kita, InsyaAllah lambat laun kita akan semakin mencintai Rasullulah Saw. Manusia yang harus lebih kita cintai dari pada orang tua, anak ataupun manusia seluruhnya.
Momen Maulud Nabi belum lama ini semoga dapat menyadarkan kita untuk menjadikan Rasulullah Saw sebagai idola nomor satu kita. Sehingga kita tidak ragu-ragu untuk mengatakan, “Our Idol is Muhammad Rasulullah Saw.” Mari bersalawat ke atas Nabi.
, Oleh Soraya Khoirunnisa Halim
sumber : www.republika.co.id
Hadis tersebut jelas membawa berita gembira bagi kita umat Rasululllah Saw yang beriman kepadanya walaupun belum pernah melihat sosok pemimpin umat terhebat tersebut. Tidak main-main, bahkan keberuntungan kita tujuh kali lipat dibanding para sahabat ra. Namun syarat keberuntungan ini pun tidak pula main-main. Harus terdapat iman kepada Rasulullah Saw.
Salah satu indikator adanya keimanan kepada Rasulullah Saw di dalam hati kita adalah adanya rasa cinta kepada Rasulullah Saw. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Rasulullah bersabda "Tidaklah beriman seorang dari kalian hingga aku lebih dicintainya daripada orang tuanya, anaknya dan dari manusia seluruhnya."
Marilah kita jujur bertanya kepada hati kita masing-masing. “Sudahkah kita mencintai Rasulullah lebih dari orang tua, anak, dan manusia seluruhnya?” Tampaknya kita harus banyak beristighfar.
Kondisi zaman pada saat ini telah banyak membiaskan kecintaan serta keidolaan kita. Minoritas manusia saat ini mengidolakan Nabi Akhir Zaman Muhammad Saw. Sedang mayoritas, pastilah poster-poster rocker atau artis atau apalah itu yang memenuhi dinding kamar mereka. Padahal jelaslah sudah Allah berfirman di dalam Alquran bahwa di dalam diri Rasulullah terdapat suri teladan yang paling baik.
Untuk mencintai Rasulullah Saw secara paripurna memanglah membutuhkan proses dan usaha yang harus dijalankan dengan segenap jiwa. Harus ada kesadaran dan keinginan dari dalam hati untuk dapat mencintai Rasulullah Saw. Bagaimana mungkin kita tidak ingin mencintai Rasulullah, sedang syafa’at beliaulah yang akan menyelamatkan kita dari siksa api neraka.
Seorang remaja yang setiap harinya membaca gosip seorang artis, dengan tekun menyimak beritanya, mendengarkan lagu rocker kesukaannya, mendiskusikannya dengan teman-temannya, sudah barang tentu lambat laun kecintaannya pada artis tersebut setiap harinya semakin bertambah.
Demikian pula, untuk semakin mencintai Rasulullah kita perlu sering membaca kisah-kisah beliau yang menggetarkan jiwa. Kita perlu sering membicarakan Rasulullah dengan segala kesempurnaan akal dan akhlaknya. Kita berusaha menghidupkan sunnah Rasulullah dalam keseharian kita, mulai dari yang paling sederhana.
Dilengkapi dengan doa kepada Allah agar dimasukkan rasa cinta kepada Rasulullah Saw didalam hati kita, InsyaAllah lambat laun kita akan semakin mencintai Rasullulah Saw. Manusia yang harus lebih kita cintai dari pada orang tua, anak ataupun manusia seluruhnya.
Momen Maulud Nabi belum lama ini semoga dapat menyadarkan kita untuk menjadikan Rasulullah Saw sebagai idola nomor satu kita. Sehingga kita tidak ragu-ragu untuk mengatakan, “Our Idol is Muhammad Rasulullah Saw.” Mari bersalawat ke atas Nabi.
, Oleh Soraya Khoirunnisa Halim
sumber : www.republika.co.id