-
Showing posts with label gadis-cantik. Show all posts
Showing posts with label gadis-cantik. Show all posts

Thursday, June 16, 2011

SITEMAP

Tempat-Tempat Wisata

Wisata Kuliner

Hotel dan Penginapan Bandung
Tokoh Dan Sejarah

Artikel

Saturday, April 30, 2011

Longsor di Garut, Satu Tewas

KOMPAS/ RATIH P SUDARSONO Ilustrasi GARUT, KOMPAS - Longsor di Kampung Cigaluwing RT 04/RW 11 Kelurahan Margawati, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut menewaskan seorang warga, Sabtu (30/4/2011), pukul 11.30. Selama bulan April 2011, kejadian longsor di Kabupaten Garut menyebabkan enam orang meninggal dunia.Korban meninggal dunia adalah Kokom Komariah (28), warga Cipeteuy RT 05 RW 05, Kelurahan Margawati, Kecamatan Garut Kota. "Saat kejadian, Kokom tengah mencari rumput untuk hewan peliharaannya," kata Kepala Bagian Sekretariat Daerah Kabupaten Garut, Dikdik Hendrajaya di Garut.Dikdik mengatakan kejadian longsor ini disebabkan ambrolnya tebing tanah di Kampung Cigaluwing. Tebing tanah sekitar 70 meter dengan lebar 20 meter tidak kuat menahan arus air Sungai Cihohkol selebar 1 meter karena disekitarnya banyak terdapat sawah garapan masyarakat."Korban ditemukan setelah sekitar 100 warga setempat kerja bakti mencari korban. Dengan alat seadanya, mereka berhasil menemukan korban sejam kemudian," katanya.

Kapolda Jabar: NII itu Konsepnya Orang Cari Duit

Bandung - Irjen Pol Suparni Parto menilai aliran NII adalah modus kejahatan yang berkedok agama. Menurutnya, konsep NII itu penipuan berdalih agama untuk bisa mendapatkan uang.

"Saya melihat wacana ini berkembang sudah cukup lama. Melihat dari informasi yang masuk, baik dari media dan informasi yang didapat, NII itu konsep ujungnya sama dengan orang nyari duit. Ada unsur penipuan di belakang, berdalih agama untuk bisa mendapatkan uang," ujar Parto saat ditemui usai Apel Gelar Pasukan di Lapangan Gasibu, Jalan Diponegoro, Sabtu (30/4/2011).

Ia mengatakan, pemeriksaan terkait NII ini belum dilakukan karena korbannya sulit terdeteksi. "Mereka pintar menggunakan celah-celah. Dalam perekrutan dilakukan secara tertutup supaya tidak terdeteksi aparatur," katanya.

Saat disinggung apakah Polda Jabar akan memanggil Panji Gumilang, ia pun mengatakan akan melakukannya jika bukti sudah cukup. "Nanti kalau ada bukti yang mengarah ke sana ya pastilah. sampai saat ini belum," katanya.

(tya/avi)


sumber : bandung.detik.com

Besok, Seribuan Buruh Yogyakarta Demo

KOMPAS IMAGES/DHONI SETIAWAN Pekerja yang tergabung dalam Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (Kasbi) menggelar aksi di depan Kantor Gubernur DKI Jakarta, Jalan Merdeka Selatan, Selasa (2/11/2010). Mereka menolak kenaikan upah sebesar tujuh persen dari Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2010 karena tidak sesuai dengan melambungnya harga dan kebutuhan hidup lainnya. YOGYAKARTA, KOMPAS — Diperkirakan lebih dari seribu buruh akan turun melakukan aksi unjuk rasa di Yogyakarta, besok, Minggu (1/5/2011), memperingati Hari Buruh Sedunia atau May Day.Berdasarkan surat pemberitahuan unjuk rasa yang dilayangkan ke Polresta Yogyakarta sampai hari Sabtu (30/4/2011), sudah ada 6 organisasi yang akan berunjuk rasa. Keenam organisasi itu adalah Federasi Serikat Pekerja Mandiri (FSPM), Aliansi Buruh Yogyakarta (ABY), Komite Federasi Solidaritas Buruh Independen Indonesia, Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Yogyakarta, Persatuan Perlawanan Rakyat Indonesia (PPRI), dan Forum Komunikasi Mahasiswa Diploma III Kehutanan (Forkommadifa).Keenam organisasi ini akan melakukan aksi di sekitar Bundaran UGM, Jalan Jenderal Sudirman, Perempatan Tugu, Kantor DPRD DIY, Gedung Agung, dan perempatan Kantor Pos Besar.Ribuan buruh dari beberapa organisasi ini dalam aksinya besok akan mengusung beberapa tuntutan, di antaranya kesejahteraan sosial kaum buruh, perlindungan bagi kaum buruh, serta penghapusan sistem kerja kontrak dan pengalihdayaan (outsourcing).Humas ABY Muhammad Yusuf mengatakan, dalam peringatan Hari Buruh Sedunia ini ada beberapa tuntutan yang akan disampaikan, yakni menolak outsourcing, kesejahteraan sosial kaum buruh, serta perlindungan hukum bagi kaum buruh. "Menurut rencana, kami akan mengerahkan massa hingga seribu orang" ungkap Yusuf.Tuntutan yang sama juga dilakukan dari FSPM. Koordinator aksi FSPM Ali Prasetyo mengatakan, selain menyerukan permasalahan, buruh juga akan menyerukan isu seputar uang servis (serviskas). Karena diakui sejak munculnya Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 2 Tahun 1999, uang servis bagi karyawan sudah dihilangkan. "Yang mengikuti aksi besok adalah para buruh yang libur perwakilan dari Yogya dan Jawa Tengah. Kami tidak ingin aksi ini mengganggu aktivitas pekerjaan," ujar Ali.Humas PPRI, Aslihul Fahmi Alia, menyatakan siap turun ke jalan memperingati Hari Buruh. "Selain masalah buruh, kami juga mengusung kondisi pendidikan di Indonesia. Sebab, Hari Buruh dan Hari Pendidikan Nasional sangat berdekatan. Kami perkirakan ada 400 sampai 500 orang yang akan turun bersama kami," katanya.

Kapolda Minta Polisi Tak Arogan Saat Mengamankan Hari Buruh

Bandung - Kapolda Jabar Irjen Pol Suparni Parto meminta anggota polisi yang mengamankan peringatan hari buruh 1 Mei 2011 besok untuk tidak arogan saat mengamankan para buruh yang sedang melakukan aksi demo.

Hal itu ditekankan Kapolda dalam arahannya pada Apel Gelar Pasukan Peringatan Hari Buruh Internasional 2011 di Lapangan Gasibu Jalan Diponegoro, Sabtu (30/4/2011).

"Hindarkan tindakan tidak simpati, arogan dan sok kuasa yang tidak mencerminkan pelindung dan pelayan masyarakat," ujar Parto.

Jika ditemukan ada provokator dalam massa yang berpotensi menimbulkan kekacauan anarkis maupun tindakan pelangaran hukum, diharapkan polsi bertindak tegas namun tetap etis.

"Lakukan dengan mengintensifkan intelijen. Jangan menunggu sampai terjadi anarkisme baru melakukan tindakan. Koordinasi dengan buruh, agar terjadi sinergitas keamanan, ketertiban, dan kelancaran peringatan hari buruh," ujarnya.

Ia pun mengingatkan agar polsi menyiapkan mental dan kedisiplinan untuk mengamankan hari buruh. "Dijaga agar aktivitas masyarakat tidak terganggu. Jangan sampai menimbulkan korban," tegasnya.



(avi/avi)


sumber : bandung.detik.com

Kapolda Imbau Buruh di Jabar Tidak Berdemo ke Luar Daerah

Bandung - Kapolda Jabar Irjen Pol Suparni Parto mengimbau para buruh yang berada di wilayah Jabar untuk tidak ikut melakukan aksi demo ke luar daerah. Untuk mengantisipasinya, ia akan menginstruksikan kepada jajarannya untuk berjaga di daerah perbatasan.

Hal itu diungkapkan Parto usai Apel Gelar Pasukan Peringatan Hari Buruh Internasional 2011 di Lapangan Gasibu Jalan Diponegoro, Sabtu (30/4/2011).

"Karena ini hari buruh internasional, jadi yang melaksanakan tidak hanya di Jabar saja, di daerah lain juga. Jadi ada kemungkinan ada buruh yang akan melakukan aksinya bereser ke luar daerah," ujarnya.

Namun ia berharap dan mengibau agar buruh melakukan aksi atau peringatan buruh di tempat masing-masing.

"Saya berharap dan mengimbau tidak usah ke Jakarta lah. Untuk mengantisipasinya, kami akan berjaga di perbatasan," kata Parto.

Ia pun berharap kepada instansi yang akan menjadi tujuan unjuk rasa dapat menerima para buruh sehingga para buruh tersebut tidak perlu menyampaikan aspirasinya ke luar daerah.

"Untuk instansi dan Pemda setempat, diharapkan berkoordinasi agar para buruh tidak sampai ke luar daerah untuk menyampaikan aspirasinya," harapnya.




(avi/avi)


sumber : bandung.detik.com

Tamu Hotel di Jogja Ditemukan Tewas

YOGYAKARTA, KOMPAS - Seorang laki-laki tanpa identitas, Sabtu siang ditemukan dalam keadaan tewas di dalam kamar mandi di kamar sebuah hotel di Jalan Sultan Agung, Yogyakarta.Korban ditemukan dalam keadaan kaki dan tangan terikat tali plastik dan terdapat 20 luka tusukan pisau. Umur korban sekitar 35 tahun, kulit sawo matang dan tinggi kira - kira 160 cm.Awal mula ditemukannya tamu hotel yang tewas di dalam kamar ketika pegawai hotel curiga pada penghuni kamar no 4 yang sudah dua hari tidak keluar. Sabtu (30/4/11), pegawai hotel mencoba mengetuk pintu kamarnya. Tetapi tidak ada jawaban. Ditunggu hingga siang hari, penghuni kamar tidak juga keluar.Pengelola hotel memutuskan untuk mendobrak pintunya. Ketika pintu didobrak, korban ditemukan dalam keadaan telungkup di dalam kamar mandi. "Kami curiga karena sudah dua hari tidak keluar kamar. Setelah kamar dibuka, bau menyengat dan darah ada di mana - mana," ungkap Sugiyanto, salah satu pegawai hotel.Temuan ini dilaporkan ke polisi. Beberapa saat kemudian, petugas Polresta Yogyakarta datang. Berdasarkan olah TKP,  polisi menemukan adanya 20 luka tusukan di tubuh korban. Saat ditemukan, korban dalam keadaan terikat tangan dan kakinya.Selain itu, polisi juga mencari sidik jari pelaku pembunuhan melalui gelas yang ada di dalam kamar hotel tersebut. Namun polisi tidak menemukan selembar identitas pun di dalam saku celana korban maupun di dalam kamar.Menurut keterangan penerima tamu hotel tersebut, korban datang pada hari Sabtu (23/04/2011). Ketika dimintai kartu identitasnya, tamu tersebut mengaku tidak punya karena baru saja kecopetan. "Korban datang dengan celana pendek. ketika saya minta KTP nya mengaku hilang" ujar Sugiyanto penerima tamu.Sementara itu, Kapolresta Yogyakarta, AKBP Mustaqiem datang ke lokasi untuk melihat langsung proses penyelidikan. Bahkan sempat meminta keterangan dari pemilik hotel mengenai identitas korban dan juga sejumlah tamu yang sempat menemui korban."Berdasarkan olah TKP terdapat 20 tusukan pisau belati. Identitas korban belum diketahui. Yang pasti korban laki-laki kira - kira berusia 35 tahun. Selain itu, kita sudah mengantongi identitas dan ciri - ciri pelaku pembunuhan di hotel ini dan segera dilakukan pengejaran" jelas AKBP Mustaqiem disela-sela memimpin olah TKP.

Kerendahan Hati Sang Kepala Negara

Kerendahan Hati Sang Kepala Negara

Oleh Prof Dr Yunahar Ilyas

Beberapa kali Abdurrahman bin Auf menyaksikan Umar shalat sunah di rumahnya. Yang menarik perhatiannya, bukanlah tata cara shalatnya, melainkan sajadah yang biasa digunakan Umar. Seorang kepala kegara dengan wilayah kekuasaan yang membentang luas sampai Mesir, berhasil mengalahkan dua imperium besar, Romawi Timur dan Persia, justru shalat di atas sajadah yang usang. Timbul rasa bersalah dalam hati Abdurrahman. Ia ingin membelikan sajadah baru yang mahal dan indah untuk sang Amirul Mukminin.

Tetapi, Abdurrahman ragu, apakah Umar mau menerimanya. Dia tahu persis watak Umar yang tidak mau diberi hadiah apa pun walau hanya selembar sajadah.

Abdurrahman akhirnya memberikan sebuah sajadah melalui istri Umar, Ummu Abdillah. Melihat sajadah baru, Umar memanggil istrinya dan menanyakan siapa yang memberi sajadah ini. "Abdurrahman bin Auf,"  jawab istrinya. "Kembalikan sajadah ini kepada Abdurrahman. Saya sudah cukup puas dengan sajadah yang saya miliki." Begitulah watak Umar bin Khattab. Tidak hanya adil dan bijaksana, beliau dikenal dengan sifat zuhudnya, hidup sederhana. Tidak hanya untuk ukuran seorang kepala negara, bahkan bagi orang biasa sekalipun.

Suatu hari, Umar melakukan perjalanan dinas mengunjungi satu provinsi yang berada di bawah kekuasaannya. Gubernur menjamu Umar makan malam dengan jamuan yang istimewa, sebagaimana lazimnya perjamuan untuk kepala negara. Begitu duduk di depan meja hidangan, Umar kemudian bertanya kepada sang gubernur, "Apakah hidangan ini adalah makanan yang biasa dinikmati oleh seluruh rakyatmu?"

Dengan gugup, sang gubernur menjawab, "Tentu tidak, wahai Amirul Mukmini. Ini adalah hidangan istimewa untuk menghormati baginda." Umar lantas berdiri dan bersuara keras, "Demi Allah, saya ingin menjadi orang terakhir yang menikmatinya. Setelah seluruh rakyat dapat menikmati hidangan seperti ini, baru saya akan memakannya." Itulah sifat Umar bin Khattab, seorang kepala negara yang zuhud.

Di lain kesempatan, sehabis shalat Zhuhur, Umar meminta selembar permadani Persia yang indah untuk dibawa pulang ke rumahnya. Tentu saja, hal ini membuat para sahabat heran. Hari itu, Umar bin Khattab membagi harta rampasan perang yang dibawa oleh pasukan Sa'ad bin Abi Waqqash yang berhasil menaklukkan Kota Madain, ibu kota imperium Persia.

Pakaian kebesaran Kisra lengkap dengan mahkotanya diberikan oleh Umar kepada seorang Badui yang kemudian memakainya dengan gembira. Satu demi satu barang-barang berharga dibagi-bagikan oleh Umar kepada para sahabat dan masyarakat banyak waktu itu. Yang tersisa hanya selembar permadani indah. Umar pun memintanya. "Bagaimana pendapat kalian, jika permadani ini aku bawa pulang ke rumahku?" Gembira bercampur kaget, para sahabat tergopoh-gopoh menyetujuinya. "Tentu saja wahai Amirul Mukminin, kami setuju sekali Anda membawanya pulang."

Ketika tiba waktu Ashar, Umar membawa kembali permadani tersebut. Kali ini, permadani itu sudah dipotong-potong menjadi bagian kecil-kecil, dan Umar membagikan kepada beberapa sahabatnya. Dengan senyum, Umar berkata, "Hampir saja saya tergoda oleh permadani indah ini." Masya Allah, begitulah Umar, sang kepala negara.


sumber : www.republika.co.id

Bem Kema Unpad dan Polban Tagih Janji HADE Sejahterakan Buruh

Bandung - Sekitar belasan orang mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unpad dan Polban berunjuk rasa di depan halaman Gedung Sate, Sabtu (30/4/2011). Mereka menagih janji Gubernur Jabar Ahmad Heryawan dan Wakilnya Dede Yusuf yang akan mensejahterakan buruh.

Dalam aksinya, salah satu peserta aksi mengikat tangan dan kakinya yang disambungkan ke leher dengan menggunakan tali tambang. Pada tubuhnya terdapat spanduk yang bertuliskan 'Nasib buruh Indonesia'. Ia pun tampak berjalan terseok-seok daan bahkan sempat tidur di pinggir jalan.

"Orang-prang di dalam sana enak (sambil menunjuk ke Gedung Sate-red) hari Sabtu dan Minggu Libur. Sementara buruh, Sabtu dan Minggu masih bekerja," ujar salah satu orator dalam orasinya.

Sementara itu, koordinator aksi Randi Purnama menuturkan, aksinya ini dilakukan untuk menyambut peringatan hari buruh yang jatuh pada 1 Mei 2011 besok.

Aksi ini juga dilakukan untuk menagih janji Heryawan-Dede (HADE) yang saat kampanye berjanji akan mensejahterakan kaum buruh.

"Kami kesini menagih janji sewaktu kampanye dulu. Mereka berjanji akan menyediakan ribuan lapangan kerja dan kesejahteraan untuk buruh. Tapi sampai saat ini buruh masih saja belum sejahtera," ujar Randi.

Mereka juga membawa bendera masing-masing kampus dan beberapa poster yang di antaranya bertuliskan 'Hapus buruh kontrak dan outsourching', 'Mari bergerak bersama di May Day untuk kesejahteraan buruh', 'Kemanakah riwayat buruh kita'.

Hingga pukul 10.50 WIB aksi ini masih berlangsung dan dijaga oleh sekitar empat orang anggota kepolisian.


(avi/avi)


sumber : bandung.detik.com

Lestarikan Tangkal Kawung di DAS Citarum

Oleh Dedi Muhtadi BANDUNG, KOMPAS - Hari hampir gelap, namun Kadi (61) warga Kampung Cigangsa Desa Nangeleng Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat masih memanjati pohon aren(tangkal kawung-Sunda). Tiap hari tangkal kawung, disebut juga pohon enau (Arengga pinnata - Wurmb- Merill atau Arenga saccarifera Labill, famili Arecaceae) setinggi 5-10 meter ini harus dia naiki satu persatu untuk menyimpan dan mengambil lodong-lodong, yakni potongan bambu penampung air nira. Pukul 06.00 pagi, lodong itu dia ambil lagi dan diganti dengan lodong baru. Pekerjaan itu diulanginya sore hari. Air nira yang sudah tersimpan di lodong itu lalu dimasukan ke dalam kuali untuk dimasak menjadi gula merah. Penggodokan air nira di atas tungku tanah sederhana dengan pemanas kayu bakar berlangsung 1,5 - 5 jam, tergantung banyaknya air nira. Biasanya pukul 12.00 siang, bapak beranak satu dan bercucu dua ini sudah bisa membungkus gula merah bulat berdiameter 5 cm, tabal 3 cm. Tiap hari rata-rata menghasilkan 5 bungkus gula merah senilai Rp 50.000 atau Rp 10 ribu per bungkus, berisi sepuluh bulatan gula per bungkus. Tiap hari pula bandar gula dari pasar Cipeundeuy, 5 kilometer dari kampungnya, datang mengambil gula. Itulah keseharian keluarga Bah Kadi yang sudah dilakoninya sejak berpuluh-puluh tahun lalu. Kepandaian menyadap nira untuk dijadikan gula, diperolehnya secara turun temurun dari orang tuanya dulu. Praktis keluarga ini hidup dari pohon aren yang tumbuh di sekeliling kampungnya. Di sekitar rumahnya, Bah Kadi kini mengurus sekitar 300 pohon enau, sebagian tumbuh secara alami lewat ekosistem musang dan sebagian lagi hasil pembibitannya sendiri. Beberapa pohon di antaranya sudah tua, daunnya jarang dan sudah tidak banyak menghasilkan air nira. Biasanya pohon ini laku untuk pembuatan tepung aren (aci kawung). "Setelah diipuk (dibenihkan), bijinya saya sebar di sini, dan tumbuh seperti kelapa saja," ungkap Bah Kadi Kamis (17/3) seraya menunjuk sebuah tebing berkemiringan di atas 30 derajat derajat di belakang rumahnya. Di sana tumbuh sejumlah pohon aren yang usianya di atas lima tahunan. Pohon konservasi Untuk mencapai Kampung Kadi bisa ditempuh lewat jalan raya Bandung-Cianjur-Jakarta, tepatnya Rajamandala Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat. Dari Rajamandala masuk ke jalan kabupaten sekitar 15 km melewati kawasan perkebunan dan hutan jati Perum Perhutani. Daerah ini merupakan dataran tinggi Jawa Barat bagian tengah, Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimeta, salah satu anak Sungai Citarum. Rumah Kadi dan pemukiman 15 penyadap lainnnya di Kampung Cigangsa, terletak pada tebing dengan kemiringan 15-30 derajat. Namun sejak berpuluh tahun tinggal di kampung ini mereka aman dari bencana longsor dan erosi karena terlindung oleh banyaknya tegakan pohon, termasuk pohon aren. Sekitar 10 kilometer di bawah desa ini terletak Waduk Cirata, pusat listrik tenaga air (PLTA) yang menghasilkan listrik 1.008 Megawatt. Listrik ini memasok jaringan interkoneksi Pulau Jawa dan Bali yang menerangi hampir separuh dari penduduk republik ini. Karena itu betapa strategisnya kultur kehidupan warga desa ini bagi kelestarian Waduk Cirata yang kini sedang menghadapi masalah tingginya sedimentasi. Dan secara langsung kehidupan keluarga Bah Kadi secara turun temurun sudah terkait dengan upaya pelestarian sabuk hijau (green belt) waduk lewat pembudidayaan tanaman konservasi, tangkal kawung. Di rumah panggung tanpa listrik, istrinya Amidah (58) berdagang warung yang menyediakan segala macam keperluan penduduk, termasuk mainan anak-anak. Anaknya Nyi Encah (38) sudah memberinya dua cucu, dan menantunya, Ecep (40) juga bermata pencaharian sebagai penyadap. "Dari dulu bapak tidak mau menebang pohon aren walaupun ada yang nawar Rp 100 ribu," ujar Ny Encah. Bapak dan anak menatu itu dengan tekun menyadap tiap tangkai calon berbuah kolang-kaling dipotong untuk diambil air niranya. Setiap tangkai bisa menghasilkan air nira yang bisa dibuat gula merah 1-5 bungkus. Atau dua bungkus per lodong. Bah Kadi sendiri tiap hari dia memasang 6 lodong hingga 12 lodong. Di desa Nangeleng ada sekitar 100 penyadap/perajin gula. Tiap pohon yang berumur 10 tahun sudah bisa disadap hingga 18-20 tahun kemudian. Dari pohon aren, dia juga bisa menjual kolang-kaling pada bulan puasa, terutama menjelang lebaran. Tiap tiga bulan sekali Bah Kadi panen ijuk yang menghasilkan beberapa puluh ribu rupiah. Di belakang rumah ia mengembangkan ternak domba untuk memanfaatkan rumput yang tumbuh di sekitar hutan. Multiguna Sejumlah penelitian menyimpulkan tanaman keras ini sangat multiguna. Di samping menghidupi warga pedesaan, pohon ini merupakan pelindung dan penyeimbang ekosistem dan ekologi pedesaan. Akar serabut pohon aren sangat kokoh, dalam, dan tersebar sehingga memiliki fungsi penting bagi penahan erosi tanah. "Akar aren juga memiliki kemampuan mengikat air sehingga pohon aren bisa ditanam di daerah yang relatif kering dan tidak perlu perawatan intensif," ujar Johan Iskandar, guru besar biologi Universitas Padjadjaran Bandung. Nira aren juga dapat dijadikan bahan obat-obatan tradisional, misalnya untuk haid yang tidak teratur, sembelit, sariawan, radang paru-paru, disentri, kepala pusing, dan pemulih badan letih. Cuka dari tuak aren biasa dijadikan bahan ramuan biopestisida pembasmi serangga hama di huma (Iskandar dan Iskandar: 2005). Akar muda biasa digunakan untuk obat kencing batu ginjal, dan akar tuanya untuk bahan obat sakit gigi. Aren biasa tumbuh secara liar lewat bantuan binatang musang (Paradoxurus hermaphroditus) atau careuh (Sunda). Namun oleh manusia tanaman ini bisa dibudidayakan secara massal. Badan Pengelola Waduk Cirata, Jawa Barat sendiri sudah menyemai sekitar 8.000 pohon dan 4.000 di antaranya sudah ditanam. Pemilihan biji yang berkualitas dengan penanganan yang tepat dapat meningkatkan keberhasilan jumlah biji yang ditanam hingga 90 persen. Kadi sudah membuktikannya, biji yang akan ditanam direndam air mengalir sehari semalam. Lalu pada bagian mata tunasnya dikikis tipis untuk memudahkan proses perkecambahan. Sebulan sejak penanaman biji dalam pasir, kecambah sudah bisa ditanam dalam polybag hingga siap tanam pada usia 18-24 bulan. Setelah ditanam di lahan terbuka, 8-10 tahun kemudian pohon itu sudah bisa menghasilkan nira untuk kehidupan. Keluarga Kadi sudah melakukannya bertahun-tahun pada lahan seluas tiga hektar di lereng pegunungan, di atas Danau Cirata. Seandainya warga lain, penghuni 560.094 hektar kawasan DAS Citarum bercocok tanam seperti Kadi, persoalan erosi dan sedimentasi yang mencapai 10 juta meter kubik per tahun akan selesai. Kadi: Lahir 1949 di Desa Nangeleng Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat. Pendidikan: SD Istri: Amidah (58) Anak: Encah (38)

Pensiunan TNI AL Jadi "Bajing Loncat"

K15-11 Pensiunan TNI AL, Nurul Malik, dibawa ke markas Polda Jatim setelah enam bulan buron. SURABAYA, KOMPAS — Penjarah truk atau biasa disebut bajing loncat yang sering beroperasi di Jalan Raya Bojonegoro dibekuk jajaran Direktorat Kriminal Polda Jatim setelah enam bulan bersembunyi.Tersangka yang juga pensiunan TNI AL tersebut ditangkap polisi pada 25 April lalu di kediamannya, Dusun Krajan, Desa Wonokromo, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.Polisi juga meringkus empat tersangka lainnya. Menurut Kasubdit IV Resmob Ditreskrim AKBP Iskandar, kawanan bajing loncat itu menjarah truk boks tronton bernopol BK-9389-DM yang memuat biskuit. Truk yang dikemudikan Berlin Purba itu pada akhir Juli tahun lalu dijarah di Jalan Raya Bojonegoro.Pelaku juga sering beraksi di Tulungagung dan Pasuruan. Dalam mencari mangsa, menurut dia, biasanya mereka berkeliling menggunakan mobil Toyota Kijang.Target selanjutnya akan diikuti dari belakang sebelum akhirnya disalip dan diberhentikan. Setelah truk berhenti, pelaku naik ke dan melumpuhkan sopir beserta keneknya. "Hasil jarahan kemudian dijual, dan hasilnya dibagi, masing-masing mendapat Rp 2,9 juta," katanya, Jumat (29/4/2011) sore.Tersangka ditangkap berdasarkan pengembangan kasus yang sama dengan tersangka berinisial YF, yang kasusnya kini sudah sampai di Kejaksaan Tinggi Jawa Timur. Sebagai barang bukti, polisi menyita satu mobil Toyota Kijang yang biasa digunakan tersangka untuk beroperasi dan satu truk sebagai barang bukti berkas perkara tersangka YF.

Gabung NII, Tinggal Pilih Gadis Cantik

Kompas/Dody Wisnu Pribadi Kapolda Jatim Irjen Untung Suharsono Radjab (kiri tidak bertopi) didampingi mantan Mendiknas Prof Dr Malik Fadjar (kanan batik kuning) dan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr Muhadjir Effendy keluar dari Gedung Rektorat UMM menjelang pertemuan dengan para korban penipuan NII (Negara Islam Indonesia.) SURABAYA, KOMPAS — Negara Islam Indonesia (NII) disebut menarik minat calon korbannya dengan memberikan kebebasan untuk memilih gadis cantik sebagai calon istri. Gadis-gadis cantik itu dapat dilihat saat acara pengajian khusus komunitas NII.Keterangan ini disampaikan seorang pria dari Surabaya, Jawa Timur, berinisial AB. Ia kali pertama mengenal NII pada April 2000 beberapa saat setelah lulus dari STM Negeri di Surabaya. AB mengaku diajak teman sekolahnya untuk mengikuti sebuah pengajian yang banyak diikuti perempuan cantik.Teman AB sudah menjadi pengikut NII dan telah berganti nama menjadi Ridwan. Tanpa berpikir panjang, AB pun menyambut ajakan temannya mengikuti forum pengajian di sebuah rumah di kawasan Rangkah, Surabaya, yang terdapat plakat nama perguruan silat di atasnya.Saat pengajian itu, AB langsung ditawari beberapa perempuan pengikut NII untuk memilih salah satu di antara mereka."Jika saya tertarik, maka saat itu juga dijanjikan langsung dinikahkan dengan wanita pilihan saya," ujar AB, kini berusia 29 tahun, dan tinggal di kawasan Surabaya selatan, Jumat (29/4/2011) petang, kepada Kompas.com. Seperti halnya korban NII lain, AB juga menjalani proses "cuci otak" setelah bergabung. Dalam proses tersebut, mubalig yang menangani AB menjelaskan konsep Islam dan negara menurut NII. Tidak lupa, AB pun dimintai uang mahar senilai Rp 1 juta."Karena tidak punya uang, saya disuruh jual kendaraan roda dua yang saya miliki, tetapi saya menolak. Akhirnya saya terpaksa mengamen untuk mengumpulkan uang mahar itu," kata pria yang akan dijadikan polisi NII karena posturnya yang tinggi besar itu.Semakin hari, AB merasa tidak nyaman dengan NII. Selain banyak ajaran yang tidak bisa dia terima, aktivis NII juga kerap mendatangi rumahnya untuk menagih uang mahar. AB lantas punya niat untuk keluar dari NII.Namun, selalu saja dihantui ancaman bahwa siapa pun yang membelot dari komunitas itu akan dihukum pancung. Pergulatan batin antara ingin keluar dan bertahan itu berlangsung lama. Akhirnya, AB memutuskan keluar dari NII tanpa takut ancaman hukum pancung.

Masuk Schalke 04 Lewat Seleksi

Friday, April 29, 2011

Kota Batu, Terkorup Kelima di Jatim

BATU, KOMPAS - Kota Batu, yang dikenal sebagai kota wisata dan kota apel di Jawa Timur, ternyata juga menjadi lumbung para koruptor. Kota tersebut dinyatakan sebagai kota terkorup ke lima di Jawa Timur. Hal tersebut diungkapkan Deputi Pengaduan dan Pengawasan Gerakan Nasional Pemberantasan Korupsi (GNPK) Jawa Timur, Marjadi, Jumat (29/4/2011), di Kota Batu, saat mempersiapkan acara pelatihan antikorupsi untuk siswa SMA se-Kota Batu, di Hotel Aster.Melihat kondisi demikian, pihak GNPK Jawa Timur sangat prihatin dan merasa terpanggil untuk memberikan pendidikan pencegahan korupsi sejak usia dini kepada generasi muda khususnya siswa SMA se-Kota Batu."Kota Batu itu adalah kota kecil, masyarakatnya tidak padat. Kota wisata, namun, tragisnya mejadi lumbung koruptor. Ini cukup tragis. Makanya, GNBK Jatim akan mengadakan pelatihan pencegahan korupsi untuk siswa SMA," katanya.Korupsi di Kota Batu, jelas Marjadi, sudah masuk dalam big five di Provinsi Jawa Timur. Hal ini tentu saja memantik keprihatinan berbagai pihak. Oleh karena itu, perang terhadap praktek korupsi harus ditanamkan sejak usia dini."Oleh karena itu, kami akan mengadakan pelatihan pencegahan korupsi sejak dini pada 30 April ini. Kami mengundang perwakilan siswa dan pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah SMA se-Kota Batu," katanya.Marjadi mengatakan, perang melawan korupsi harus ditanamkan kepada para siswa. Banyak pihak yang tidak ingin bahaya laten korupsi itu merasuki generasi muda. Terutama generasi yang kini duduk di bangku sekolah SMP/MTs, SMA/MA/SMK. Pemateri yang akan hadir dalam pelatihan tersebut dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).Dalam pelatihan itu katanya, akan dijelasnya bahaya dan kerugian yang ditimbulkan dari praktik korupsi dan ancaman bagi pelaku atau sanski bagi seorang koruptor. "Kami pengurus GNPK Jawa Timur, tidak ingin siswa yang masih muda ini tertulari oleh virus berbahaya dan memiskinkan rakyat dan merugikan negara itu," ujarnya.Data yang ditemukan GNPK, dari total kasus korupsi di Kota Batu selama 2010 hingga 2011 ini, negara telah dirugikan sebesar Rp 14 miliar lebih. "Kasus korupsi kas daerah Kota Batu senilai Rp 12 miliar lebih. Pelakunya pejabat pemkot Batu sendiri. Syukur pelakunya sudah dibui semua," katanya.

UPI Tak Takut Isu NII Kurangi Peminat Calon Mahasiswa

Bandung - Ketua Forum Ulama Umat Islam (FUUI) Athian Ali mengungkapkan kembali menggeliatnya aktivitas NII di tiga kampus yakni Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Insitut Teknologi Bandung (ITB), dan Institut Teknologi Telkom (IT Telkom). Namun pernyataan itu tidak membuat UPI khawatir minat calon mahasiswa yang mendaftar ke sana berkurang.

"Kalau untuk penerimaan mahasiswa baru kita tidak khawatir. Karena ini kan universitas negeri. Setiap tahun juga peminatnya melebihi kuota," ujar Koordinator Publikasi dan Dokumentasi Media Humas UPI, Andika Duta Bachari kepada detikbandung di ruang kerjanya, Jumat (29/4/2011).

Andika mengatakan, pihaknya justru khawatir orangtua yang anaknya sudah jadi mahasiswa UPI. Sebab isu adanya aktivitas NII di UPI, bisa saja membuat orangtua mahasiswa khawatir dan berpikir anaknya bisa jadi anggota NII.

"Makanya kami jamin tidak ada gangguan atau aktivitas NII di sini. Dan hingga hari ini, tidak ada satu mahasiswa pun yang teridentifikasi sebagai anggota NII," tuturnya.

Andika kembali menegaskan, di UPI tidak ada anggota NII. Yang ada hanya Ikhwanul Muslimin (IM) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). "Tapi sejauh ini keberadaan mereka positif, memberi warna tersendiri sehingga kehidupan beragama di UPI lebih kuat. Dan kami jamin, kami punya nuansa religius yang kuat dan menolak NII," jelas Andika.

Sementara itu, saat ini total UPI punya 38 ribu mahasiswa dari berbagai fakultas dan jurusan.

(ors/ern)


sumber : bandung.detik.com

Gayus: Saya Enggak Kasih Duit Karena Iwan Enggak Minta

Bandung - Gayus Tambunan memberikan kesaksian meringankan terhadap terdakwa kasus suap Eks Karutan Brimob Kalapa Dua Depok Kompol Iwan Siswanto. Ia mengaku tak memberikan uang sepeser pun karena Iwan tak meminta.

Majelis Hakim yang dipimpin oleh Singgih Budi Prakoso pun tak mau percaya begitu saja. Apalagi sebelumnya Gayus mengaku untuk membuat paspor palsu, Gayus mengeluarkan uang sebanyak Rp 200 juta. Untuk membuat paspor palsu, Gayus mengaku membuatnya selama ia berada di luar tahanan.

"Saya enggak pernah ngasih soalnya Wiliardi juga enggak pakai uang untuk bisa keluar. Enggak tau Pak Iwan yang baik," kata Gayus.

Pada petugas pun Gayus mengaku tak pernah memberi uang, bahkan untuk uang rokok. "Paling kalau ada yang nginap di rumah, makannya saya jamin. Di rutan juga paling saya beliin makan siang. Enggak pernah kasih uang," katanya.

Saat disinggung benarkah Gayus tak pernah memberi uang, padahal seperti dalam pembuatan paspor palsu ia dengan mudah menggelontorkan banyak uang. "Soalnya mereka enggak minta. Kalau Haposan (Haposan Hutagalung mantan pengacara Gayus-red) dulu suka minta, makanya saya kasih terus. Kalau ini enggak minta, jadi enggak saya kasih," katanya.

Lalu bagaimana dengan pengakuan petugas yang menyatakan mereka menerima uang dari Gayus? Termasuk Iwan yang dalam BAP menerima suap hingga Rp 264 juta.

"Yang bohong Pak Iwan, kenapa ngaku terima uang. Padahal saya enggak ngasih uang," katanya.

Mendengar hal itu, majelis hakim pun mendesak, apakah Gayus akan melakukan upaya hukum untuk membuktikan bahwa ia tidak bohong. Apalagi Gayus mengaku sedih difitnah seperti itu.

Namun Gayus mengatakan tak akan melakukan upaya hukum. "Ya perasaan saya sedih tapi saya pasrah aja. Saya melakukan pembelaan seperti ini saja. Biar tuhan yang menilai," katanya.

(tya/ern)


sumber : bandung.detik.com

Sertu Ninang Atlet Terbang Layang Yogya

k2-11 Sejumlah anggota TNI AU tengah mempersiapkan peti jenazah Sertu Ninang Siwiyono untuk dimakamkan di TPU Kalongan Maguwoharjo, Sleman (Jumat, 29/4/2011). YOGYAKARTA, KOMPAS — Jenazah Sertu Ninang Siwiyono (42), salah satu korban jatuhnya pesawat latih jenis Glider G-611 di kawasan kebun tebu Berbah, Sleman, di dekat kompleks Lanud Adi Sucipto, Jumat (29/4/2011) siang, dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Kalongan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.Lokasi makam tak jauh dari rumah duka. Pemberangkatan peti jenazah dari rumah duka di Kalongan dilakukan dengan upacara kemiliteran oleh jajaran TNI AU. Sebagai inspektur upacara pemberangkatan jenazah dari rumah duka adalah Gubernur AAU Marsda IB Putu Dunia.Keluarga masih terlihat terguncang akibat kepergian ayah dua anak ini. Istri almarhum, Anastasya Sri Suwarni, dan kedua putrinya, Anis Sekar (11) dan Erlina (6), tak kuasa menahan tangis. Bahkan, ibunda almarhum, Tuginem, pingsan ketika peti jenazah dimasukkan ke dalam mobil.Para pelayat yang mengikuti upacara pun tak kuasa menahan haru. Mayor TNI AU Keliek Triyana, instruktur yang juga adik kandung almarhum, mengaku sangat kehilangan Sertu Ninang. "Kakak saya itu orangnya supel, tetapi tidak banyak bicara. Kalau bicara seperlunya saja. Sebelum terbang dan terjadi kecelakaan, almarhum membersihkan pesawat. Padahal, pesawatnya tidak kotor," ungkap Keliek.Almarhum Sertu Ninang Siwiyono lahir di Yogyakarta, 18 Maret 1969, anak pasangan Suparjan dan Tuginem. Almarhum pernah menempuh pendidikan di sekolah terbang layang di Kalijati, Jawa Barat. Bahkan, ia menjadi atlet terbang layang andalan DIY sejak tahun 1992. Pada PON 2010 ia menyumbangkan emas bagi DIY dalam cabang terbang layang.

Gayus Akui Ancam Laporkan Iwan ke Satgas Mafia Hukum

Bandung - Untuk bisa keluar dari kamar tahanannya di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua Depok, Gayus HP Tambunan mengaku mengancam Karutan Iwan Siswanto. Hal itu terungkap dalam sidang perkara mantan Karutan Mako Brimob Iwan Siswanto, di Pengadilan Tipikor PN Bandung, Jalan LRE Martadinata, Jumat (29/4/2011).

Gayus menjadi saksi dalam sidang yang dipimpin Majelis Hakim Singgih Budi Prakoso dengan JPU Sila Pulungan.

Gayus mengaku mengenal Iwan sejak pertama kali dipindah tahanan ke Mako Brimob Kelapa Dua Depok pada 1 Juli 2010. Saat ditahan, ia mengaku ditahan bersama beberapa tahanan lainnya diantaranya Aulia Pohan, Wiliardi Wizard, Susno Duaji dan Maman Sumantri.

Ia mengatakan, saat berada di Mako ia melihat bahwa tahanan lain seringkali tidak berada di tempat alias keluar rutan.

"Saya tanya-tanya, termasuk ke anak buah Pak Iwan, katanya tahanan lain memang sering di luar. Saya penasaran, lalu saya datangi langsung ke Pak Iwan untuk nanya. Waktu itu dia bilang 'Kamu enggak usah ikut campur itu bukan urusan kamu'," kata Gayus saat dimintai keterangannya sebagai saksi.

Mendapat jawaban seperti itu, Gayus pun mengatakan akan melaporkan hal itu pada Satgas Mafia Hukum. Saat itu Iwan disebut Gayus terlihat khawatir dan kemudian menawarkan untuk bisa keluar seperti tahanan lain.

"Saya bilang saya kenal orang Satgas Mafia Hukum. Terus dia bilang 'jangan lapor lah, nanti kita semua repot semua. Kalau kamu mau pulang ya sudah boleh, tapi sabtu minggu saja'," kata Gayus.

Ia mengatakan saat itu yang terpikir ia akan melapor pada Deni Indrayana jika ia tak dibolehkan keluar Rutan.

Minggu ketiga atau sekitar awal Agustus 2010 Gayus pun diperbolehkan keluar untuk keluar rutan setiap sabtu-minggu. "Sebelum lebaran saya keluarnya sabtu-minggu. Setelah lebaran hampir setiap hari," katanya.

Sidang dengan agenda pemeriksaan saksi Gayus ini berlangsung sekitar 2 jam. Sidang selesai pada pukul 15.00 WIB. Kamis (5/5/2011) sidang akan dilanjutkan dengan agenda pemeriksaan saksi dari JPU dan kuasa hukum.

Gayus kembali mendapat kawalan ketat saat dibawa kembali ke mobil.

(tya/ern)


sumber : bandung.detik.com

4 Korban Cuci Otak di Unair Tetap Kuliah

SURABAYA, KOMPAS — Empat mahasiswa Universitas Airlangga, Surabaya, yang menjadi korban perekrutan aktivis Negara Islam Indonesia (NII) kini tetap mengikuti perkuliahan seperti biasa.Sekretaris Rektorat Unair Hadi Subhan, Jumat (29/4/2011), mengatakan, keempat mahasiswa tersebut telah kembali menjalani aktivitas pendidikan, termasuk mengikuti ujian tengah semester (UTS).Hadi mengatakan, Unair telah memastikan keempatnya tidak bersembunyi seperti yang terjadi pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang, Agung Arif Pribadi dan Mahathir Rizki.Kasus ini pun telah dilimpahkan kepada Polrestabes Surabaya. "Keempat mahasiswa lengkap dengan orangtuanya telah menjalani pemeriksaan langsung di Polrestabes Surabaya," kata Hadi.Sementara itu, untuk memulihkan kondisi psikologis korban, mereka didampingi psikiater dari Fakultas Psikologi Unair. Selaras dengan upaya itu, pihak internal kampus pun telah berkonsolidasi untuk menangkal terjadinya gangguan serupa. "Unair adalah salah satu elemen bangsa yang tidak akan menolerir pelanggaran hukum seperti itu," tegasnya.Seperti yang diberitakan sebelumnya, dua dari empat korban tersebut mengaku sudah menyetor infak masing-masing sebesar Rp 30 juta. Anehnya, saat ditanya bagaimana cara NII mendoktrin, mereka mengaku lupa. Saat meminta uang kepada orangtuanya, mereka berbohong dengan alasan untuk biaya kegiatan kampus. Padahal, untuk memperoleh jumlah uang itu, orangtua di kampung  halaman harus menjual ternak.

Tiba di Pengadilan Tipikor Bandung, Gayus Dikawal Ketat

Bandung - Terpidana mafia pajak Gayus Tambunan mendatangi Pengadilan Tipikor Bandung, Jalan LRE Martadinata, Jumat (29/4/2011), sekitar pukul 13.00 WIB. Dengan pengawalan ketat, Gayus akan menjadi saksi dalam sidang kasus dugaan suap dengan terdakwa Eks Karutan Brimob Kelapa Dua Depok.

Gayus yang dikawal dengan ketat itu tak mengatakan sepatah kata pun sejak turun dari mobil. Gayus mengenakan setelan batik dan celana pantolan abu-abu. Tangannya memegang erat tas hitam. Sempat terjadi sedikit kericuhan saat wartawan fotografer dan kameramen berusaha mengambil gambar gayus. Mereka sempat berjejal-jejalan selama di tangga.

Menurut info yang dihimpun detikbandung, sebelum dibawa ke pengadilan, Gayus dibawa dulu ke Kejati Jabar. Sementara itu terdakwa Iwan telah tiba lebih dulu sekitar pukul 12.45 WIB. Sama dengan Gayus, ia pun menggunakan setelan batik dan celana pantalon. Sekitar pukul 13.10 WIB, sidang dimulai.

(tya/ern)


sumber : bandung.detik.com