Bandung - Artis dan seniman Sunda Doel Sumbang mengaku merasa kehilangan sosok sahabat dan panutan atas wafatnya Darso, Senin (12/9/2011). Doel menyebut, Darso merupakan sosok seniman yang menginspiratif dan selalu membawa tawa dalam setiap kesempatan.
"Almarhum Darso buat saya adalah inspirator. Tahun 70-an waktu saya SMP dan ikut kesenian, grup calung Darso, namanya Layung Sari jadi panutan," ujar Doel saat ditemui di rumah duka.
Mengenal Darso secara pribadi, Doel mengungkapkan bahwa Darso selalu bisa membawa tawa dalam setiap kesempatan. "Di lingkungan pertemanan, dia itu pembawa tawa. Itu yang selalu saya tangkap," kata Doel yang datang dengan pakaian serba hitam itu.
Doel mengungkapkan, sebagai musisi, Darso juga menurutnya dinilai punya tanggung jawab moral pada lagu. Ia menyebut,ada 4 lagu miliknya yang dibawakan kembali oleh Darso dan hasilnya lebih baik. Bahkan hingga saat ini lagu-lagu tersebut masih sangat dikenal masyarakat. Diantaranya yaitu lagu Anak Jeger dan Dina Hamparan Sajadah.
"Dia itu orang yang punya loyalitas pada profesinya. Tidak terbawa angin. Makanya dia pantas disebut sebagai maestro atau the legend. Selain itu Darso itu punya grassroot yang kuat," katanya.
Terakhir, Doel mengaku bertemu dengan Darso sebelum bulan puasa. Mereka berdua tampil dalam acara yang sama. Namun saat itu Darso tidak menampakkan tanda-tanda sedang sakit, atau bercerita tentang sakit.
"Dia waktu itu cuma bilang kalau ingin hidup lebih rileks. Tidak mau terburu-buru mencari uang. Hampir semua pengalaman sama dia itu manis. Mudah-mudahan meskipun secara fisik enggak ada. Tapi spirit masih terus ada," katanya.
(tya/ern)
sumber : bandung.detik.com
Apa itu Progressive Web Apps?
8 years ago