SEMUA amal ada hitungan pahalanya, kecuali puasa. Allah, dalam hadits Qudsi berfirman, "Ana ajzii bih. Aku sendiri yang akan menerimakan pahalanya." Kalau demikian, berapakah pahala puasa? Berapa pun tak terhingga, asalkan kita menerapkan rasa malu kepada Allah Swt. Untuk merasa malu kepada Allah, kita simak cerita tentang Ibrahim bin Adham ini, seorang sufi besar dalam sejarah peradaban manusia.
Ibrahim bin Adham berkata, "Jika engkau ingin bermaksiat kepada Allah, jangan bermaksiat di bumi-Nya". Orang itu bertanya, "Lalu di mana aku bisa bermaksiat?" Ibrahim menjawb, "Di luar bumi-Nya!". Orang itu berkata lagi, "Bagaimana mungkin, sebab seluruh bumi ini milik Allah?" Ibrahim berkata lagi, "Tidakkah engkau malu, seluruh bumi ini milik Allah, tetapi engkau masih bermaksiat di atasnya!"
Lalu Ibrahim melanjutkan, "Jika engkau ingin bermaksiat jangan memakan rizki-Nya." Orang itu menjawab, "Bagaimana aku bisa hidup?" Ibrahim berkata, "Tidakkah engkau malu memakan rezeki-Nya sementara engkau bermaksiat kepada-Nya?"
Ibrahim melanjutkan, "Jika engkau ingin bermaksiat kepada Allah, lakukanlah di tempat yang tidak dilihat oleh-Nya". Orang itu menjawab, "Bagaimana mungkin sementara Dia terus bersama kita di mana saja kita berada". Ibrahmi berkata, "Tidakkah engkau malu bermaksiat kepada-Nya sementara Dia bersamamu dan dekat denganmu?"
Lalu Ibrahim melanjutkan, "Jika engkau tetap ingin bermaksiat, maka apabila malaikat maut datang kepadamu guna mengambil ruhmu, katakan padanya 'Tunggu sampai aku bertobat!'" Orang itu menjawab, "Adakah yang bisa melakukan itu?" Ibrahim berkata, "Tidakkah engkau malu, malaikat datang kepadamu dan mengambil ruhmu sementara engkau dalam kondisi bermaksiat?"
Ibrahim memulai lagi dengan perkataan lain, "Jika engkau tetap ingin bermaksiat, maka ketika para malaikat Zabaniah yang menjaga neraka Jahannam datang untuk mengantarmu menuju neraka, katakan pada mereka, 'Aku tidak akan pergi bersamamu.'" Orang itu menjawab, "Bagaimana mungkin, wahai orang suci?" Ibrahim akhirnya mengatakan, "Setelah ini semua, apakah engkau tidak malu kepada Allah?"
Raihlah kemenangan dengan memperbesar rasa malu kepada Allah. "Sungguh malu itu bukti utama dari keimananmu," sabda Nabi saw. (Penulis, Dosen UIN SGD Bandung/Mahasiswa Program Doktoral UPI Bandung)** Oleh: BAMBANG Q. ANEES