Bandung - Para pedagang oleh-oleh di sebelah selatan Jalan Raya Nagreg, tepatnya di Kampung Pamucatan Desa Nagreg Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung, merugi sejak jalan itu diberlakukan satu arah. Kerugian akibat tak berjualan ditaksir mencapai ratusan juta sehari.
Menurut Ketua Paguyuban Pedagang Nagreg Pipin Suhendar, dampak rekayasa lalu lintas dirasakan langsung pedagang. Dalam sehari, rata-rata pedagang mendapat omzet hingga Rp 400 ribu per hari.
"Kalau saat arus mudik dan balik, omzet pedagang di sini berlipat. Bisa mencapai Rp 3-4 juta sehari," kata Pipin saat ditemui di lokasi, Sabtu (27/8/2011).
Dijelaskan Pipin, di sebelah selatan Jalan Raya Nagreg ada sekitar 150 pedagang oleh-oleh. Mereka mayoritas berjualan makanan untuk buah tangan seperti ubi cilembu, opak, dan beragam makanan lainnya.
Jika diambil rata-rata pedagang di sebelah selatan beromzet Rp 3 juta, maka dalam sehari kerugian 150 pedagang itu mencapai Rp 450 juta.
"Kami sebagai pedagang merasa tidak diurus pemerintah. Pemerintah hanya urus orang-orang bermobil, orang-orang berduit sehingga jalan ini dibuat satu arah," keluhnya.
Pipin mengatakan, para pedagang mendukung pemerintah yang ingin mengurangi kemacetan di lokasi. Namun, hal itu justru berdampak negatif bagi pedagang.
"Kami dukung program pemerintah, tapi kami yang cari sesuap nasi di sini jangan dibekukan. Bahkan ada beberapa pedagang yang tidak beli beras karena dagangannya tidak laku," tandasnya.
(ors/tya)
sumber : bandung.detik.com
Apa itu Progressive Web Apps?
8 years ago