-

Monday, January 23, 2012

Kota Keripik

MUSIM liburan kemarin, saya kedatangan keponakan yang masih duduk di bangku SD. Dia sengaja datang ke Bandung dari Bogor untuk berlibur di Kota Bandung yang disebutnya sebagai Kota Kembang. Dia mengetahui Bandung Kota Kembang karena diajarkan oleh gurunya sebutan atau julukan kota-kota. Selain Bandung, dia juga tahu bahwa Sumedang adalah Kota Tahu. Disebut Kota Tahu, karena di Sumedang banyak terdapat penjual dan produsen tahu. Tahu juga menjadi makanan khas oleh-oleh Cimahi. Hampir di sepanjang jalan terjaja para penjual tahu.

Juga Bogor yang dienal dengan sebutan Kota Hujan. Karena, hujan konon datang hampir setiap hari baik di musim hujan ataupun bukan. Nah, berbicara Bandung sebagai Kota Kembang, yang artinya kota yang banyak terdapat bunga, sebenarnya dia bertanya-tanya. Katanya, Bandung Kota Kembang mana bunganya? Pertanyaan itu muncul saat saya membawanya jalan-jalan ke pusat kota yaitu ke daerah Alun-alun dan Dago. Ya, memang sulit menemukan hamparan bunga di taman pusat kota.

Bandung Kota Kembang seharusnya relevan dengan julukannya itu. Seharusnya di Bandung banyak tumbuh aneka ragam bunga. hamparan bunga ada dimana-mana. Sehingga ketika orang berkunjung ke Bandung, dengan sangat mudah mereka menemukan bunga yang menjadi pemandangan di setiap sudut kota. Mungkin, pemandangan bunga itu hanya gambaran Bandung tempo dulu. Buktinya, saat ini ketika orang luar kota berkunjung ke Bandung, katanya sulit untuk mencari bunga. Sepertinya julukan bandung kota Kembang hanya sebuah romantisme masa lalu.

Karena saat ini Bandung adalah pusat industri kreatif dan pusat niaga. Semuanya ada di Bandung. Dan salah satu yang sudah menjadi ikon Bandung yaitu krepik singkong pedas. Saat ini hampir di setiap sudut banyak orang berjualan keripik singkong. Dengan berbagai macam merek. Tren berdagang keripik memang sudah populer sejak setahun lalu sejak kemunculan keripik Ma Icih yang awalnya dijual berdasarkan info di online. Namun kehadirannya sekarang tidak lagi menjadi makanan ekslusif yang membuat orang penasaran mencobanya. Dari fenomena Ma Icih, lantas banyak masyarakat yang tergiur melakoni jualan keripik serupa. Tidak memandang kalangan dan profesi mulai dari artis, sampai pemain Persib pun latah berjualan keripik. Pedagang kripik sekarang ada di mana-mana. Apakah latah berjualan keripik hanya musiman dan tren sesaat atau bahkan bertahan lama? Entahlah. Yang jelas, mudah-mudahan jangan sampai menggeser julukan Kota Bandung dari Kota Kembang menjadi Kota Keripik. (cucu sumiati/"GM")**
Galamedia Kamis, 19 Januari 2012
Oleh: CUCU SUMIATI

Artikel yang Berkaitan

0 komentar:

-

Post a Comment