JATINANGOR,(GM)-
Menteri Agama H. Suryadharma Ali mengatakan, para alim ulama, pondok pesantren, madrasah maupun masyarakat harus bersikap berani mematikan televisi mulai magrib sampai salat isya. Imbauan perlu dilakukan karena para pengelola stasiun TV tetap saja menyajikan acara-acara yang menarik untuk anak-anak pada waktu antara magrib sampai isya.
"Waktu magrib sampai isya merupakan waktu untuk mengaji. Majelis Ulama Indonesia (MUI) harus memelopori gerakan ini dengan mematikan TV di rumahnya," kata Menag kepada wartawan usai menutup Rapat Koordinasi Antardaerah (Rakorda) MUI se-Jawa di Hotel Puri Khatulistiwa, Jumat (30/12).
Menurut Suryadharma, para orangtua harus memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya sehingga bersama-sama melaksanakan salat berjemaah magrib dan isya juga mengaji.
Selain itu, lanjut Suryadarma, peran orangtua sangat penting dalam mendidik anaknya dan mengatur pola menonton TV. "Upaya membangun moral anak bisa juga dari cara mengatur menonton TV," katanya.
Disebutkan, banyak anak yang lebih memilih menonton TV ketimbang mengaji atau ke masjid. Karenanya, langkah yang diambil tersebut harus mendapat dukungan semua pihak. "Kalau pengelola stasiun TV tetap berhitung keuntungan materi maka sudah waktunya masyarakat bergerak dengan mematikan TV dari magrib sampai isya agar anak sebagai penentu nasib bangsa memliki ruang untuk belajar mengaji atau kegiatan kegamaan lainnya," tandas Suryadarma.
Saat ini Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bekerja sama dengan jajaran Kementerian Agama (Kemenag) dalam upaya menyukseskan gerakan magrib mengaji. (B.46)* Galamedia Senin, 02 Januari 2012
Menteri Agama H. Suryadharma Ali mengatakan, para alim ulama, pondok pesantren, madrasah maupun masyarakat harus bersikap berani mematikan televisi mulai magrib sampai salat isya. Imbauan perlu dilakukan karena para pengelola stasiun TV tetap saja menyajikan acara-acara yang menarik untuk anak-anak pada waktu antara magrib sampai isya.
"Waktu magrib sampai isya merupakan waktu untuk mengaji. Majelis Ulama Indonesia (MUI) harus memelopori gerakan ini dengan mematikan TV di rumahnya," kata Menag kepada wartawan usai menutup Rapat Koordinasi Antardaerah (Rakorda) MUI se-Jawa di Hotel Puri Khatulistiwa, Jumat (30/12).
Menurut Suryadharma, para orangtua harus memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya sehingga bersama-sama melaksanakan salat berjemaah magrib dan isya juga mengaji.
Selain itu, lanjut Suryadarma, peran orangtua sangat penting dalam mendidik anaknya dan mengatur pola menonton TV. "Upaya membangun moral anak bisa juga dari cara mengatur menonton TV," katanya.
Disebutkan, banyak anak yang lebih memilih menonton TV ketimbang mengaji atau ke masjid. Karenanya, langkah yang diambil tersebut harus mendapat dukungan semua pihak. "Kalau pengelola stasiun TV tetap berhitung keuntungan materi maka sudah waktunya masyarakat bergerak dengan mematikan TV dari magrib sampai isya agar anak sebagai penentu nasib bangsa memliki ruang untuk belajar mengaji atau kegiatan kegamaan lainnya," tandas Suryadarma.
Saat ini Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bekerja sama dengan jajaran Kementerian Agama (Kemenag) dalam upaya menyukseskan gerakan magrib mengaji. (B.46)* Galamedia Senin, 02 Januari 2012