Trans Metro Bandung (TMB) sebagai moda transportasi massal di Kota Bandung dinilai belum terlalu populer di masyarakat sebagai alat transportasi pilihan. Sebab, aksesibilitas TMB saat ini masih terbatas sehingga baru sebagian kecil saja yang bisa memanfaatkannya.
Hal itu diungkapkan Sony Sulaksono Wibowo, Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Jabar dalam Forum Diskusi Publik Sektor Transportasi dengan tema Optimalisasi Trans Metro Bandung (TMB) sebagai Moda Transportasi Massal Perkotaan yang Efektif dan Efisien di Ruang Malino Hotel Grand Aquila, Jalan Dr Djunjunan, Kamis (21/7/2011).
Sony mengatakan berdasarkan survei yang dilakukan pada pengguna Mass Rapid Transit (MRT) di Manila dan Bangkok alasan mereka mau menggunakan MRT adalah karena akses yang mudah. Selain juga karena kecepatannya.
"Di Bangkok dan Manila, alasan utama mau menggunakan MRT adalah karena kecepatan, akses yang mudah dan karena tempat yang dituju dekat dengan stasiun," ujar Sony.
Begitu juga saat survei dilakukan pada mereka yang tidak mau menggunakan transportasi massal, yaitu karena stasiun yang jauh untuk dijangkau dan tempat tujuan juga jauh dari stasiun. Sementara yang utama tidak menggunakan transportasi massal karena memiliki mobil.
"Ternyata alasan tidak mau menggunakan transportasi massal juga karena akses. Jadi akses ini adalah point penting untuk pembangunan transaportasi massal selanjutnya," katanya.
Ia menyimpulkan, meski murah, namun jika lokasinya jauh dari rumah dan tujuan, belum tentu masyarakat mau menggunakannya, seperti halnya TMB (Trans Metro Bandung) yang telah beroperasi 2 tahun terakhir ini.
"Saya misalnya, saya mendukung adanya transportasi massal. Tapi kalau rumah saya di Kopo, tempat kerja di Dago kan susah juga mau pakai TMB," katanya.
Seperti diketahui, TMB saat ini baru ada koridor I dengan rute Cibeureum-Cileunyi.
Menurtnya, TMB harus menjadi moda transportasi ekslusif dengan fasilitas khusus seperti jalur khusus dan network yang diperluas.
"TMB harus jadi moda eksklusif dengan fasilitas khusus. Seharusnya jalur tidak diganggu dan jalurnya nanti bisa mencakup lebih luas lagi," katanya.
Sony mengatakan perlu strategi marketing pada masyarakat agar tertarik menggunakan TMB. "Masyarakat harus tahu apa keuntungan menggunakan TMB, tentu produk yang mau dipromosikan ini juga harus baik," katanya.
(tya/ern)
sumber : bandung.detik.com
Hal itu diungkapkan Sony Sulaksono Wibowo, Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Jabar dalam Forum Diskusi Publik Sektor Transportasi dengan tema Optimalisasi Trans Metro Bandung (TMB) sebagai Moda Transportasi Massal Perkotaan yang Efektif dan Efisien di Ruang Malino Hotel Grand Aquila, Jalan Dr Djunjunan, Kamis (21/7/2011).
Sony mengatakan berdasarkan survei yang dilakukan pada pengguna Mass Rapid Transit (MRT) di Manila dan Bangkok alasan mereka mau menggunakan MRT adalah karena akses yang mudah. Selain juga karena kecepatannya.
"Di Bangkok dan Manila, alasan utama mau menggunakan MRT adalah karena kecepatan, akses yang mudah dan karena tempat yang dituju dekat dengan stasiun," ujar Sony.
Begitu juga saat survei dilakukan pada mereka yang tidak mau menggunakan transportasi massal, yaitu karena stasiun yang jauh untuk dijangkau dan tempat tujuan juga jauh dari stasiun. Sementara yang utama tidak menggunakan transportasi massal karena memiliki mobil.
"Ternyata alasan tidak mau menggunakan transportasi massal juga karena akses. Jadi akses ini adalah point penting untuk pembangunan transaportasi massal selanjutnya," katanya.
Ia menyimpulkan, meski murah, namun jika lokasinya jauh dari rumah dan tujuan, belum tentu masyarakat mau menggunakannya, seperti halnya TMB (Trans Metro Bandung) yang telah beroperasi 2 tahun terakhir ini.
"Saya misalnya, saya mendukung adanya transportasi massal. Tapi kalau rumah saya di Kopo, tempat kerja di Dago kan susah juga mau pakai TMB," katanya.
Seperti diketahui, TMB saat ini baru ada koridor I dengan rute Cibeureum-Cileunyi.
Menurtnya, TMB harus menjadi moda transportasi ekslusif dengan fasilitas khusus seperti jalur khusus dan network yang diperluas.
"TMB harus jadi moda eksklusif dengan fasilitas khusus. Seharusnya jalur tidak diganggu dan jalurnya nanti bisa mencakup lebih luas lagi," katanya.
Sony mengatakan perlu strategi marketing pada masyarakat agar tertarik menggunakan TMB. "Masyarakat harus tahu apa keuntungan menggunakan TMB, tentu produk yang mau dipromosikan ini juga harus baik," katanya.
(tya/ern)
sumber : bandung.detik.com