Untuk menjaga diri dan lingkungan sekitar, Badan
Musyawarah Masyarakat Sunda (Bammus) Jabar menjadikan Kota Bandung
sebagai percontohan pelaksanaan jagabaya (puragabaya). Dengan demikian
kegiatan keamanan masyarakat ke depan dapat lebih terkoordinasi lebih
baik.
Hal itu diungkapkan Ketua Bammus Jabar, Memet H. Hamdan kepada wartawan, usai pertemuan komunitas organisasi kasundaan dan organisasi kemasyarakatan serta kepemudaan (ormas dan OKP) di Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan (YPK) Bandung, Jln. Naripan Bandung, Rabu (27/7). Hadir pada kesempatan itu sejumlah tokoh, seperti Tjetje Padmadinata, Endang Karman, Aom Kusman, Uu Rukmana serta sejumlah organisasi kasundaan, Ormas, dan OKP.
Disebutkan Memet, uji coba jagabaya ini merupakan hasil kesimpulan dari pertemuan komunitas kasundaan, ormas, OKP serta aparat kepolisian. Menurut Memet, diberlakukannya jagabaya sangat penting bagi masyarakat, minimal untuk menjaga diri sendiri serta lingkungannya masing-masing.
"Ini memang pola lama, namun kita ingin menghidupkan kembali di masyarakat dan Kota Bandung akan dijadikan kota uji coba jagabaya," ungkap Memet.
Selama uji coba di Kota Bandung, akan dilihat sejauh mana respons dari masyarakat Bandung maupun daerah lainnya. "Jika pelaksanaannya lumayan bagus, akan dilanjutkan dan disebar ke daerah lain. Namun jika kurang, program jagabaya ini akan dievaluasi," paparnya.
Memet menyebutkan, jagabaya merupakan program yang telah dilakukan masyarakat Sunda dalam menjaga dirinya, keluarga, lingkungan maupun negara. Namun dengan perkembangan zaman, Jagabaya pun diganti dengan sistem keamanan lingkungan (siskamling), pertahanan sipil (hansip). Bahkan seorang RT pun sekarang mau menyewa petugas satuan keamanan (satpam) untuk menjaga lingkungannya. "Ini berdampak pada masyarakat yang harus menyediakan sejumlah dana hanya untuk menjaga dirinya sendiri maupun lingkungannya masing-masing. ( http://www.klik-galamedia.com )
Hal itu diungkapkan Ketua Bammus Jabar, Memet H. Hamdan kepada wartawan, usai pertemuan komunitas organisasi kasundaan dan organisasi kemasyarakatan serta kepemudaan (ormas dan OKP) di Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan (YPK) Bandung, Jln. Naripan Bandung, Rabu (27/7). Hadir pada kesempatan itu sejumlah tokoh, seperti Tjetje Padmadinata, Endang Karman, Aom Kusman, Uu Rukmana serta sejumlah organisasi kasundaan, Ormas, dan OKP.
Disebutkan Memet, uji coba jagabaya ini merupakan hasil kesimpulan dari pertemuan komunitas kasundaan, ormas, OKP serta aparat kepolisian. Menurut Memet, diberlakukannya jagabaya sangat penting bagi masyarakat, minimal untuk menjaga diri sendiri serta lingkungannya masing-masing.
"Ini memang pola lama, namun kita ingin menghidupkan kembali di masyarakat dan Kota Bandung akan dijadikan kota uji coba jagabaya," ungkap Memet.
Selama uji coba di Kota Bandung, akan dilihat sejauh mana respons dari masyarakat Bandung maupun daerah lainnya. "Jika pelaksanaannya lumayan bagus, akan dilanjutkan dan disebar ke daerah lain. Namun jika kurang, program jagabaya ini akan dievaluasi," paparnya.
Memet menyebutkan, jagabaya merupakan program yang telah dilakukan masyarakat Sunda dalam menjaga dirinya, keluarga, lingkungan maupun negara. Namun dengan perkembangan zaman, Jagabaya pun diganti dengan sistem keamanan lingkungan (siskamling), pertahanan sipil (hansip). Bahkan seorang RT pun sekarang mau menyewa petugas satuan keamanan (satpam) untuk menjaga lingkungannya. "Ini berdampak pada masyarakat yang harus menyediakan sejumlah dana hanya untuk menjaga dirinya sendiri maupun lingkungannya masing-masing. ( http://www.klik-galamedia.com )