Prof Dr KH Achmad Satori Ismail
Dalam pandangan umat Islam, Ramadhan adalah bulan istimewa. Tiada nama bulan yang disebutkan dalam Alquran kecuali Ramadhan. (QS al-Baqarah 2:184). Enam bulan sebelum Ramadhan, para sahabat sudah menanti dan mempersiapkan diri untuk menyongsong bulan suci ini. Rasulullah SAW sejak Rajab sering berdoa, "Ya Allah, berkati kami pada bulan Rajab dan bulan Sya'ban dan antarkan kami sampai bulan Ramadhan. (HR al-Bazzar, Ibnu Sunny, al-Baihaqi, dan lainnya.)
Kendati hadis ini lemah menurut sebagian ulama, jiwa dan maknanya seirama dengan apa yang ditunjukkan Rasulullah untuk mengagungkan bulan Ramadhan. Menjelang tibanya bulan suci, Rasulullah selalu mengingatkan dengan tausiyah sebagaimana diriwayatkan Abu Hurairah ra. "Telah datang kepada kamu sekalian bulan penuh keberkahan, Allah mewajibkan puasa di dalamnya, pintu-pintu surga dibuka lebar, pintu-pintu neraka ditutup rapat, dan para petinggi setan dibelenggu. Allah memiliki di dalam Ramadhan suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barang siapa yang tidak mendapatkan kebaikan malam itu, sungguh ia sangat merugi." (HR An-Nasa'i).
Ramadhan tiap tahunnya disambut bagaikan tamu agung yang dinanti karena merupakan keistimewaan anugerah Ilahi. Di antara keutamaan itu adalah pertama, setiap amal kebajikan umat Islam dilipatgandakan 10 kali lipat. Tapi, di bulan Ramadhan, amalan wajib dilipatgandakan 70 kali lipat dan yang sunah disetarakan dengan amalan wajib di luar Ramadhan.
Kedua, kita diwajibkan puasa karena puasa adalah ibadah istimewa. "Setiap amalan anak cucu Adam dilipatgandakan. Satu kebajikan dilipatgandakan 10 kali sampai 700 kali lipat, kecuali puasa. Puasa adalah milik-Ku dan Akulah yang akan langsung membalasnya. (HR Muslim).
Ketiga, pada bulan ini diturunkan Alquran, kita dianjurkan untuk membacanya dengan rajin. Imam az-Zuhri menyatakan, tiada amalan pada bulan Ramadhan yang lebih baik setelah amalan puasa dari tilawatul quran (membaca Alquran).Keempat, di dalam Ramadhan terdapat malam al-qadar. Beribadah di malam itu lebih baik dari berjuang di jalan Allah selama 1000 bulan. (QS al-Qadar:1-5).
Kelima, dosa-dosa kita yang terdahulu akan diampuni bila kita berpuasa dengan baik dan qiyam Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala Allah (HR Bukhari dan Muslim). Keenam, pada bulan puasa ini, doa-doa kita dikabulkan Allah, apalagi saat berbuka puasa (HR Ibnu Majah dan Baihaqi).
Masih banyak lagi keutamaan Ramadhan. Dengan enam keistimewaan saja, sudah seharusnya kita menyiapkan diri menghadapi Ramadhan dengan mengoptimalkan dan memperbanyak ibadah. Di antaranya adalah dengan berniat ikhlas beribadah, mencontoh Rasulullah SAW dalam mengerjakan amaliah Ramadhan, menyiapkan target dalam tilawah, sedekah, baca buku, memperkokoh shalat jamaah, dan hubungan keluarga.
Di antara amalan unggulan adalah puasa dengan berkualitas, tilawatul quran, qiyam Ramadhan, menanti lailatul qadar tiap malam, memperbanyak tobat dan doa, mengeluarkan zakat fitrah, meningkatkan sedekah, dan iktikaf 10 hari terakhir Ramadhan. Semoga kita dilepaskan dari siksa neraka. Amin.
Dimuat di Republika Cetak dengan judul Optimalisasi Ramadhan