-

Monday, July 04, 2011

Kolumnis Inggris: Muslim Sejati Pantang untuk Mengemis

Kolumnis Inggris: Muslim Sejati Pantang untuk Mengemis

REPUBLIKA,LONDON –  ‘Seorang Muslim Sejati Bukan Seorang Pengemis’. Demikian Anila Baig, kolumnis surat kabar the Sun asal Pakistan, menulis judul artikelnya.

Anila Baig mendeklarasikan bahwa dirinya bukan ahli agama Islam. Tapi, ibu satu anak ini percaya bahwa salah satu prinsip dasar dalam Islam adalah seorang pria Muslim harus berusaha menyediakan kebutuhan bagi keluarganya. Seorang wanita dapat memilih apakah ia ingin bekerja atau tidak bekerja.

Seorang pria Muslim sejati pantang bergantung pada istri mereka atau negara. ‘’Tapi, aku melihat tren yang berkembang di kalangan pemuda Muslim Inggris. Mereka tampaknya telah melupakan prinsip dasar ini,’’ tulis Anila Baig.

Sebagian pemuda Muslim Inggris, menurut Anila Baig, tidak hanya hidup bergantung pada orang lain. Tapi, mereka juga selalu merengek meminta Negara untuk memerhatikan kesejahteraan mereka. ‘’Ini sama sekali tidak Islami,’’ katanya.

Empat Istri
Anila Baig menyebut Richard Dart, yang mengubah namanya menjadi Salahuddin setelah masuk Islam, merupakan salah satu contohnya. Kepada harian The Sun, Salahuddin mengeluhkan flat-nya seharga 300 ribu poundsterling di London Timur. Padahal, dia tinggal di flat tersebut secara gratis karena mendapat jaminan kesejahteraan dari Negara.

"Flat ini cukup mewah dibandingkan dengan tempat yang lain. Tapi, kau dijejalkan seperti ikan sarden,’’ keluh Salahuddin. ‘’Dalam Islam, hal ini pasti akan jauh lebih baik.’’

Jika hidup dalam syariah Islam, Salahuddin mengatakan dirinya bisa memiliki sebuah bungalow untuk satu orang istri. ‘’Mungkin empat bungalow jika Anda memiliki empat istri,’’ katanya.

Anila Baig menilai Salahuddin sama sekali tidak memahami Islam. ‘’Orang ini benar-benar berpikir bahwa di bawah hukum Syariah, dia akan berhak untuk empat bungalow selama dia memiliki empat istri? Memang dia hidup di planet apa?’’ tulis Anila Baig.

Tujuan Poligami
Menurut beberapa ulama Islam, tulis Anila Baig, pernikahan itu TERLARANG jika lelakinya tidak memiliki pekerjaan untuk menafkahi istri dan anak-anak. Salahuddin, yang sebelumnya bekerja sebagai penjaga keamanan untuk BBC, lebih memilih menjadi pengangguran demi mendapatkan klaim jaminan kesejahteraan dari Negara. Dia tidak diizinkan untuk memiliki satu istri, apalagi empat istri.

Tujuan poligami atau memiliki empat istri awalnya untuk membantu perempuan yang telah menjanda. Tujuan lainnya adalah mengangkat kaum wanita dari ancaman kelaparan. ‘’Tujuannya bukan untuk mendapatkan sedikit variasi (istri),’’ kata Anila Baig.

Anila Baig, yang bercerai dan menjadi orangtua tunggal, menyebutkan lelaki Muslim pemalas itu tahu bahwa tidak ada sistem kesejahteraan di Negara-negara Pakistan dan Bangladesh. Mereka akan dibiarkan kelaparan.


sumber : www.republika.co.id

Artikel yang Berkaitan

0 komentar:

-

Post a Comment