REPUBLIKA, PRISTINA – Mendesakkan tuntutan pembangunan masjid baru di pusat kota Pristina, ratusan Muslim Kosovo berencana turun ke Jalan pada Jumat pekan ketiga agar suara mereka didengar pihak berwenang.
"Muslim membutuhkan masjid baru," ujar pemimpin grup Muslim "Bashkohu", Fuad Ramiqi, yang mengadvokasi aksi tersebut seperti yang dilansir portal berita, Balkan Insight, 30 Juni.
Ramiqi mengatakan komunitas Muslim telah lama meminta pendirian masjid baru di pusat ibu kota Pristina, sejak lima tahun lalu. Tapi hingga kini, imbuhnya, permintaan itu tak pernah digubris.
Komunitas Muslim mengeluhkan kondisi di mana mereka tak memiliki cukup ruang untuk mengakomodasi shalat berjamaah di dalam kota. Jumlah Muslim kian bertambah sementara total masjid di kota itu hanya 22 buah.
Protes mereka mendapat momentum tepat ketika pemerintah merubuhkan sebuah sekolah menengah atas di pusat kota baru-baru ini untuk didirikan katedral Gereja Katholik. Meski demikian, Ramiqi menolak protes yang ia organisir dikaitkan dengan pembangunan gereja Katholik tersebut.
"Kami tidak menentang konstruksi gereja," ujar Ramiqi. "Yang kami tekankan adalah perlakuan yang sama dan setara terhadap komunitas Muslim."
Muslim mengelukan kondisi di mana pemeluk Katholik, meski minoritas kecil di Kosovo, namun hanya sedikit didiskriminasi ketimbang mayoritas Muslim, ketika menyoal pemberian izin membangun tempat ibadah.
Kosovo adalah rumah bagi hampir dua juta Muslim Albania, 95 persen dari total populasi. Negara itu berada di urutan kedua sebagai negara bermayoritas Muslim di Eropa.
Sebelum mendapat kemerdekaan pada 2008, Kosovo dijalankan oleh PBB. Pada 1999 pasukan NATO memasuki wilayah itu untuk mengakhiri pembersihan etnis berdarah yang dilakukan pasukan Serbia. Perang itu diperkirakan telah membunuh 10 ribu orang dan membuat ratusan ribu rakyat Kosovo mengungsi.
Peringatan Polisi
Seruan untuk aksi pada Jumat memicu peringatan dari Polisi. Mereka menyatakan tak akan membolehkan orang untuk menghadang jalan mana pun. "Saya kira cukup jelas. Mereka tak bisa menutup jalan," ujar menteri dalam negeri Kosovo, Bajram Rexhepi.
Pada Jumat lalu, sekitar 300 orang beribadah di luar Masjid Carshi untuk mengekspresikan kebutuhan mereka akan masjid baru. Dalam upaya membuka jalan, polisi menggelandang satu peserta aksi untuk ditanyai.
Namun Ramiqi meyatakan aksi tetap akan dilakukan di tempat yang sama seperti dua protes Jumat terakhir. Ia bersikeras telah memberi tahu pihak berwenang. "Saya tidak butuh izin polisi. Saya telah menginformasikan rencana bahwa aksi akan digelar," ujarnya.
Dalam upaya menurunkan ketegangkan, pemerintah kota Pristina mengatakan secara prinsip telah menerima permohonan pembangunan masjid baru. Kini, mereka menyatakan tengah mengkaji kembali rencana tersebut.
"Semua proposal sejenis harus melewati dewan kota," ujar juru bicara pemerintah kota Pristina, Muhamet Gashi. "Lokasi akan ditentukan setelah ada kesepakatan antara pemerintah dan komunitas Muslim."
sumber : www.republika.co.id