shutterstock ilustrasi SUKOHARJO, KOMPAS.Com - Sebanyak 21 warga Desa Jangglengan, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, terserang diare. Sebagian mengalami diare parah disertai muntah-muntah, dan hingga Selasa (31/5/2011), harus dirawat inap di puskesmas.Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, Agus Prihatmoko, Selasa, di menyebutkan, dari 21 warga yang sakit, sebanyak enam di antaranya dirawat di Puskemas Nguter dan Puskesmas Celep sejak Senin (30/5/2011).Awalnya, warga menduga sakit yang dideritanya berasal dari makanan salah satu tetangga yang menggelar acara syukuran kelahiran, hari Minggu (29/5/2011).Dalam acara itu, tamu yang hadir disuguhi soto ayam. Setiap rumah di dusun itu dikirimi makanan berupa gudangan (sayur-sayuran rebus yang diberi sambal parutan kelapa), tempe, telur, dan sayur kentang santan. Beberapa warga mengaku sakit setelah mengonsumsi makanan tersebut.Katiyem (55), misalnya, Selasa, masih tergolek di Puskesmas Nguter didampingi suaminya, Taman (61). Katiyem mulai dirawat di puskesmas sejak Senin malam setelah pagi harinya melahap telur hantaran tetangganya."Kami diantar makanan Minggu siang. Lalu, Senin pagi, istri saya makan telurnya saja. Sorenya mulai diare, dan sekitar jam 18.30 saya bawa ke puskesmas, soalnya sampai lemas," tutur Taman.Selain Katiyem, ada pula Broto (65), Sutami (65), Andri (17), Wagimin (55), serta Kartoyo (70) yang dirawat di Puskesmas Celep, Nguter. Ayah Andri, Warno (45), mengatakan, anaknya sakit setelah makan gudangan yang diberi tetangganya.Namun, Warno yang juga mengaku makan makanan yang sama, tidak terkena sakit. Demikian juga Turinah (40) yang juga tidak mengalami gangguan kesehatan setelah menyantap penanganan tersebut.Jaenah (50), warga yang mengadakan syukuran dan membagi makanan kepada tetangga, mengaku tidak tahu mengapa banyak orang yang sakit setelah acara syukuran. " Saya sekeluarga juga makan makanan yang sama, yang masak juga sama, tetapi kami tidak ada yang sakit," katanya.Dokter yang bertugas di Puskesmas Nguter, Nugroho IS, menjelaskan, warga yang diare belum dapat dipastikan apakah penyebabnya adalah keracunan makanan. Walaupun, ciri- ciri yang diderita warga, berupa muntah-muntah dan diare, bisa menjadi tanda-tanda keracunan.Agus mengatakan, pihaknya masih meneliti penyebab wabah tersebut. Kemungkinan besar makanan yang dikonsumsi warga terkontaminasi bakteri, sehingga menyebabkan warga terserang diare.
sumber : www.kompas.com
Apa itu Progressive Web Apps?
8 years ago