RANI Dieng SEMARANG, - Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, meminta warga Simbar, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara yang sebelumnya mengungsi karena meningkatnya aktivitas Kawah Timbang di Dataran Tinggi Dieng, kembali ke rumah karena jarak permukiman dengan kawah cukup jauh.Imbauan Gubernur Jawa Tengah itu disampaikan oleh Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Agus Utomo, Minggu (29/5/2011) malam, melalui siaran pers menyusul gempa tektonik dan vulkanik berkekuatan rendah di Kawah Timbang pada Sabtu dan Minggu (28-29 Mei)."Masyarakar Dieng jangan panik dan meninggalkan rumah. Masyarakat agar memperhatikan petunjuk aparat, jangan ikuti petunjuk dari pihak yang tidak bertanggung jawab," kata Gubernur Jateng.Kawasan permukiman yang ditinggalkan warga dengan lokasi gempa berjarak sekitar satu kilometer dari Kawah Timbang sehingga dinilai masih aman untuk ditempati.Kendati demikian, menurut Gubernur Jateng, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan demi menjaga keselamatan, masyarakat untuk sementara waktu agar tak melakukana aktivitas di ladang, yang rata-rata lokasinya berjarak 500 meter dari Kawah Timbang.Hal tersebut untuk menghindari risiko apabila terjadi embusan karbondioksida (CO2) yang mengandung racun dari kawah tersebut.Sementara itu, Kepala Dinas Energi Sumberdaya Mineral Jateng, Teguh Paryono, menjelaskan, gempa yang terjadi di kawasan Dieng merupakan hal biasa sehingga masyarakat tak perlu panik."Yang penting warga mengikuti informasi dan petunjuk dari aparat pemkab atau petugas dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi setempat," katanya.Gempa yang terjadi Sabtu (28/5/2011) mulai pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB itu sebanyak 14 kali berupa gempa tektonik dangkal lokal. Getaran gempa dirasakan masyarakat Batur dengan kekuatan 2,1-3,4 Skala Richter.Pada saat gempa, puncak Kawah Timbang terjadi konsentrasi CO2 sebanyak 26 persen, jauh di atas ambang batas maksimal 0,5 persen sehingga berbahaya bagi masyarakat karena beracun.Gempa yang terjadi Minggu sudah menurun, yakni enam kali gempa vulkanik dan empat kali tektonik dengan kekuatan rata-rata 2 Skala Richter.Demikian pula kadar CO2 juga menurun, yakni di puncak Kawah Timbang tinggal 1,2 persen, sedangkan di sekitar puncak kawah sudah di bawah ambang batas 0,5 persen atau riilnya sekitar 0,11 persen sampai 0,13 persen sehingga tidak berbahaya.Meski demikian, Gubernur Jateng tetap minta masyarakat setempat untuk sementara tidak melakukan aktivitas di ladang yang berjarak hanya 500 meter dari puncak Kawah Timbang karena CO2 yang keluar dari puncak kawah masih fluktuatif.Pemkab Banjarnegara sudah memasang alat pemantau kadar CO2 dan dalam radius 500 meter sudah dipasang pita peringatan agar warga tidak melakukan aktivitas di dalam area tersebut.
sumber : www.kompas.com
Apa itu Progressive Web Apps?
8 years ago