MAGELANG, — Selama sebulan terakhir, sebanyak 12.032 ekor ayam di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, ditemukan mati mendadak. Dari jumlah tersebut, sekitar 10.000 ekor ayam mati karena penyakit tetelo, sedangkan 2.020 ekor ayam mati karena flu burung, dan 12 ekor ayam lainnya terduga flu burung.Kepala Seksi Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang John Ch Manglapy mengatakan, maraknya penyakit yang berimbas pada kematian unggas ini salah satunya dipicu oleh kondisi cuaca ekstrem, udara yang lembab, dan intensitas hujan yang tinggi."Selain berpengaruh pada kondisi tubuh hewan, cuaca ekstrem ini semakin mempermudah terjadinya penularan berbagai ragam penyakit," ujarnya, Selasa (24/5/2011).Menyikapi hal tersebut, para peternak diminta untuk mengantisipasi penularan penyakit dengan menyemprotkan desinfektan ke kandang-kandang unggas.Dari informasi, kasus kematian unggas akibat flu burung paling banyak terjadi di Dusun Jombong, Desa Sudimoro, Kecamatan Srumbung, yang mengakibatkan sekitar 2.000 ekor ayam mati.Selain itu, di Dusun Srowol, Desa Progowati, Kecamatan Mungkid, juga ditemukan 20 ekor ayam mati. Sementara di Dusun Bebengan, Desa Sriwedari, Kecamatan Salaman, 12 ekor ayam mati belum sempat teridentifikasi flu burung karena bangkai ayam telah dibuang.Sekitar 10.000 ekor ayam akibat tetelo juga terjadi di Dusun Argopeni, Desa Sudimoro, Kecamatan Srumbung.Manglapy mengatakan, tidak hanya unggas, kondisi cuaca saat ini juga berpotensi menimbulkan penyakit lain, seperti antraks pada ternak sapi, lembu, dan kambing, serta penyakit kembung pada kelinci.Sugeng, ketua kelompok peternak kelinci Ngudi Rahayu di Dusun Tanggulangin, Desa Pandean, Kecamatan Ngablak, mengatakan, cuaca lembab seperti sekarang menyebabkan 80 ekor kelinci di dusun tersebut terkena penyakit kembung.Sebanyak 50 ekor masih bisa diselamatkan, tetapi 30 ekor lainnya mati. Total populasi ternak kelinci di daerah itu mencapai 600 ekor."Setelah menunjukkan gejala tidak mau makan, biasanya kematian kelinci akan berlangsung cepat sehingga sulit untuk diselamatkan," ujarnya.
sumber : www.kompas.com
Apa itu Progressive Web Apps?
8 years ago