Bandung - Kriminolog Universitas Padjadjaran (Unpad) Yesmil Anwar menilai suburnya modus penipuan dengan memanfaatkan teknologi, seperti Short Message Service (SMS) yang kini membuat resah mahasiswa Unpad, karena gaya hidup masyarakat yang mengarah hedonis dan oportunis.
"Masyarakat hedonis dan oportunis itu memandang sesuatu itu karena materi. Segala kesempatan yang dianggap bisa menguntungkan dirinya sendiri, tanpa pikir panjang akan diambil," ujarnya saat dihubungi detikbandung melalui telepon, Minggu (13/11/2011).
Dengan keadaan masyarakat yang menurut Yesmil tengah 'sakit' ini, pelaku kejahatan dengan beragam modus bermunculan. "Bentuk kejahatannya diremix antara hipnotis dan juga gengsi. SMS berisi undangan senimar dengan mencatut nama purek kan itu bisa dipandang sebuah gengsi. Wah diundang langsung oleh purek nih. Tanpa pikir panjang ikuti petunjuk SMS itu dan akhirnya terhipnotis," ujarnya panjang lebar.
Kondisi ini sama dengan penipuan melalui SMS lainnya, seperti pencurian pulsa. Di mana, korban terperdaya dengan kalimat gratis atau hadiah yang dijanjikan si pengirim SMS. "Jadi yang menyuburkan modus kejahatan seperti ini ya prilaku dari si korban itu sendiri," kata Yesmil.
Untuk menangkal pola kejahatan seperti ini, kata Yesmil, masyarakat harus lebih bisa mengendalilan diri dan lebih cerdas. "Jangan asal terpercaya dengan SMS. Jangan mendahulukan sikap konsumti, gengsi. Misalkan soal hadiah atau undangan seminar. Kalau saya pribadi sih mending langsung kroscek. Bahkan kalau ada undangan seminar pun, kalau enggak ada surat resmi, saya akan tunggu dulu," saran Yesmil.
Soal data korban yang mudah dimiliki pelaku, menurut Yesmil, pada jaman sekarang ini, hal itu sangat mudah diperoleh. "Kita pernah kredit motor, mobil, atau apa pun lah di mana kita isi identitas kita. Ya data itu mudah saja tersebar. Makanya jangan heran kalau tiba-tiba ada telepon atau SMS. Kita nya saja sikapinya harus lebih cerdas," tegasnya.
Akhir-akhir ini mahasiswa Unpad resah karena maraknya SMS penipuan. SMS itu begitu meyakinkan, karena langsung menyebut nama si mahasiswa. Tak hanya itu, nama Pembantu Rektor Bidang Akademik Husein Hernadi Bahti dan Kepala Dinas Pendidikan Wahyudin Zarkasyi.
Ini dia contoh SMS nya: "Yth: X (nama mahasiswa). Segera hub bpk Dr. H. M. Wahyudin Zarkasyi, Sk Kadisdik Jabar: 0878 8873 2349. Perihal: Seminar Gratis Dari Dikti (Dari PR I Unpad)".
Bahkan gara-gara SMS ini, seorang mahasiswa Unpad tertipu hingga Rp 25 juta. Dadan kembali mengimbau agar mahasiswa tak percaya dengan SMS atau telepon apa pun soal seminar, beasiswa atau apa pun.
sumber : bandung.detik.com
"Masyarakat hedonis dan oportunis itu memandang sesuatu itu karena materi. Segala kesempatan yang dianggap bisa menguntungkan dirinya sendiri, tanpa pikir panjang akan diambil," ujarnya saat dihubungi detikbandung melalui telepon, Minggu (13/11/2011).
Dengan keadaan masyarakat yang menurut Yesmil tengah 'sakit' ini, pelaku kejahatan dengan beragam modus bermunculan. "Bentuk kejahatannya diremix antara hipnotis dan juga gengsi. SMS berisi undangan senimar dengan mencatut nama purek kan itu bisa dipandang sebuah gengsi. Wah diundang langsung oleh purek nih. Tanpa pikir panjang ikuti petunjuk SMS itu dan akhirnya terhipnotis," ujarnya panjang lebar.
Kondisi ini sama dengan penipuan melalui SMS lainnya, seperti pencurian pulsa. Di mana, korban terperdaya dengan kalimat gratis atau hadiah yang dijanjikan si pengirim SMS. "Jadi yang menyuburkan modus kejahatan seperti ini ya prilaku dari si korban itu sendiri," kata Yesmil.
Untuk menangkal pola kejahatan seperti ini, kata Yesmil, masyarakat harus lebih bisa mengendalilan diri dan lebih cerdas. "Jangan asal terpercaya dengan SMS. Jangan mendahulukan sikap konsumti, gengsi. Misalkan soal hadiah atau undangan seminar. Kalau saya pribadi sih mending langsung kroscek. Bahkan kalau ada undangan seminar pun, kalau enggak ada surat resmi, saya akan tunggu dulu," saran Yesmil.
Soal data korban yang mudah dimiliki pelaku, menurut Yesmil, pada jaman sekarang ini, hal itu sangat mudah diperoleh. "Kita pernah kredit motor, mobil, atau apa pun lah di mana kita isi identitas kita. Ya data itu mudah saja tersebar. Makanya jangan heran kalau tiba-tiba ada telepon atau SMS. Kita nya saja sikapinya harus lebih cerdas," tegasnya.
Akhir-akhir ini mahasiswa Unpad resah karena maraknya SMS penipuan. SMS itu begitu meyakinkan, karena langsung menyebut nama si mahasiswa. Tak hanya itu, nama Pembantu Rektor Bidang Akademik Husein Hernadi Bahti dan Kepala Dinas Pendidikan Wahyudin Zarkasyi.
Ini dia contoh SMS nya: "Yth: X (nama mahasiswa). Segera hub bpk Dr. H. M. Wahyudin Zarkasyi, Sk Kadisdik Jabar: 0878 8873 2349. Perihal: Seminar Gratis Dari Dikti (Dari PR I Unpad)".
Bahkan gara-gara SMS ini, seorang mahasiswa Unpad tertipu hingga Rp 25 juta. Dadan kembali mengimbau agar mahasiswa tak percaya dengan SMS atau telepon apa pun soal seminar, beasiswa atau apa pun.
sumber : bandung.detik.com