BANDUNG, (PRLM).- Pengelola objek wanawisata Curug Cimahi, Kec. Parongpong, Kab. Bandung Barat mengeluhkan belum dapat teroptimalkannya lahan parkir yang disediakan Pemprov Jabar untuk mendukung sarana wisata tersebut. Pasalnya, lahan parkir tersebut sampai kini "diduduki" para supir angkot untuk mengetem, dan tak berada di tempat seharusnya yang sudah disediakan pemerintah daerah di Terminal Kec. Parongpong.
Kaur Hugra Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara, Dadang Rahman, di Bandung, Sabtu (5/11) menyebutkan, lahan yag lokasinya tepat di samping pintu masuk Curug Cimahi, dahulunya sengaja dibeli lalu disedikan Dinas Pariwisata untuk mendukung pengembangan lokasi wanawisata ini.
Lokasi tersebut direncanakan untuk parkir kendaraan-kendaraan para wisatawan, terutama mobil di samping juga sepeda motor.
"Karena para supir angkot itu susah pergi dari lokasi bersangkutan, membuat para wisatawan yang ingin mengunjungi lokasi Curug Cimahi harus 'mengungsi'. Untuk yang menggunakan sepedamotor terpaksa berdesakan parkir di mulut pintu masuk Curug Cimahi, sedangkan untuk mobil terpaksa menumpang dengan sepengetahuan pihak desa di sebuah lapangan sepakbola di seberangnya," katanya.
Kondisi demikian, baik menurut Dadang maupun sejumlah personel penjaga Curug Cimahi, membuat sebagian calon wisatawan kebingungan saat mencari tempat parkir. Padahal banyak wisatawan ingin agar dapat parkir di lokasi yang dimaksud karena lebih dekat, namun karena selalu dipenuhi angkot maka mereka terpaksa mengalah. (A-81/A-88)***
Kaur Hugra Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara, Dadang Rahman, di Bandung, Sabtu (5/11) menyebutkan, lahan yag lokasinya tepat di samping pintu masuk Curug Cimahi, dahulunya sengaja dibeli lalu disedikan Dinas Pariwisata untuk mendukung pengembangan lokasi wanawisata ini.
Lokasi tersebut direncanakan untuk parkir kendaraan-kendaraan para wisatawan, terutama mobil di samping juga sepeda motor.
"Karena para supir angkot itu susah pergi dari lokasi bersangkutan, membuat para wisatawan yang ingin mengunjungi lokasi Curug Cimahi harus 'mengungsi'. Untuk yang menggunakan sepedamotor terpaksa berdesakan parkir di mulut pintu masuk Curug Cimahi, sedangkan untuk mobil terpaksa menumpang dengan sepengetahuan pihak desa di sebuah lapangan sepakbola di seberangnya," katanya.
Kondisi demikian, baik menurut Dadang maupun sejumlah personel penjaga Curug Cimahi, membuat sebagian calon wisatawan kebingungan saat mencari tempat parkir. Padahal banyak wisatawan ingin agar dapat parkir di lokasi yang dimaksud karena lebih dekat, namun karena selalu dipenuhi angkot maka mereka terpaksa mengalah. (A-81/A-88)***