Pak Iban, begitu ia akrab disapa, selama ini setia mengusung teguh prinsip IBAN yang diambil dari penggalan namanya. "IBAN itu singkatan dari Indah Bersih Aman dan Nyaman. Kota Bandung ini harus bersih dan peduli lingkungannya," tegas Pak Iban saat ditemui di Jalan Pahlawan, Kota Bandung, Kamis (10/11/2011).
Pria yang kini menginjak usia 68 tahun itu selalu tebar senyum dan akrab kepada setiap orang yang baru dikenal. Hampir setiap pagi hingga siang menjelang kumandang adzan Salat Asar, Pak Iban beraktivitas di Jalan Pahlawan.
"Tiap hari saya bersih-besih ditempat ini," ucapnya sambil membenarkan topi caping yang sudah menjadi ciri khas.
Meski bukan terlahir di tanah Sunda, kecintaan Pa Iban terhadap Kota Bandung begitu melekat. Ia menginjakan kaki ke Kota Bandung pada 1963. "Saya sempat berkerja menjadi tukang aduk," kenangnya yang tiap setahun sekali pulang kampung ke Magetan.
Merasakan keringat kuli bangunan dilakoni hingga 1969. Tahun terus bergulir, Pa Iban berkesempatan bekerja sebagai petugas kebersihan pada tahun 70-an di RS Mata Cicendo. Ia pensiun pada 2000.
"Sejak 1983 hingga sekarang, saya jadi relawan kebersihan," ucap Pak Iban.
Usianya kini uzur. Namun semangat bebersih bermacam sampah tak kenal surut. Paku yang menancap di pohon selalu dilucuti. Meski sempat dirundung sakit hingga tergolek lemah, beberapa waktu lalu, Pak Iban kembali bangkit.
"Menjadi penyuluh kebersihan itu jangan hanya ngomong saja. Kalau ada sampah, harus diambil," serunya.
Berpakaian serba kuning serta ditemani sepeda ontel, menjadi identitas khas yang selalu menempel pada Pak Iban dalam berkegiatan. Sapu lidi akrab erat di tanganya yang sudah keriput. Pengendara atau warga yang melintas di Jalan Pahlawan, mudah mengenalinya dengan ciri-ciri tadi.
Tekun sebagai sosok peduli lingkungan membuat pria berkacamata ini disanjung sebagai pahlawan. Disinggung penilaian tersebut, Pak Iban hanya tersenyum santai.
"Hahaha. Saya mah masyarakat biasa, penilaian orang itu perlu saya hargai. Ya, bangga saja dianggap pahlawan. Jadi, apa yang saya lakukan selama ini bermanfaat bagi banyak orang," tuturnya.
Apa cita-cita yang belum tercapai soal pentingnya peduli lingkungan?
"Saya ingin semua orang bisa menahan diri untuk tidak buang sampah sembarangan. Sampai kiamat, lingkungan itu tak akan bersih sebersih putihnya kapuk. Tapi semua harus mulai sadar diri agar selalu menjaga kebersihan lingkungan," tutup Pak Sariban.
sumber : bandung.detik.com