BANDUNG, (PRLM).- Mengkonsumsi teh sangat identik dengan budaya tatar Priangan dan harus tetap dipertahankan sebagai bentuk pelestarian budaya yang berdampak pada ketahanan perekonomian rakyat. Teh Jawa Barat masih menduduki peringkat terbaik di Tanah Air dan bahkan mampu menembus pasar luar negeri.
Namun meski 75 persen pasar teh Tanah Air masih dikuasai produksi teh asal Jawa Barat, tapi kita harus mengantisipasi kehadiran teh inpor dari Vietnam maupun India. Bila kita tetap menjadikan mengkonsumsi teh sebagai budaya maka teh impor tidak akan berkembang pemasarannya di negeri kita, ujar Wakil Gubernur Dede Yusuf, saat membuka Festival Teh 2011 bertempat di venue Cihampelas Walk, Jalan Cihampelas Bandung, Jumat (18/11).
Upaya pelestarian maupun sosialisasi saja menurut Dede Yusuf belum cukup untuk mengamankan keberadaan teh priangan. Selain harus mendorong perkebunan teh rakyat dengan peningkatan kualitas, juga perlu terobosan menjadikan teh bagian dari olahan kuliner.
Kegiatan Festival Teh yang diselenggarakan Dinas Perkebunan Jabar beserta Dewan Teh Indonesia serta Masyarakat Teh Indonesia dan petani teh Jabar, dinilai Dede Yusuf telah terjadi kemajuan. Selain melibatkan masyarakat petani teh, festival (teh) kali ini menggelar lelang teh yang bila dilakukan secara rutin akan mengangkat keberadaan perkebunan teh rakyat dan juga teh priangan, ujar Dede.
Sementara Kepala Dinas Perkebunan Jabar, Ginanjar mengatakan, pada event (festival teh) tahun ini, selain memamerkan anekan produk teh kemasan, kepada pengunjung festival juga disosialisasikan berbagai cara meminum teh dan juga kopi. Mengingat kedua hasil produk perkebunan tersebut merupakan potensi yang dihasilkan asal Jabar sangat besar, bahkan telah merambah pasar ekspor maka pada kesempatan kegiatan (festival teh) kali ini kita lakukan sosialisasi mengkonsumsi teh dan kopi, ujar Ginanjar.
Ditambahkan Ginanjar, promosi produk teh melalui festival teh merupakan bagian dari upaya memperkenalkan produk teh kepada masyarakat agar masyarakat memanfaatkan teh asal Jabar. Karena hingga saat ini teh asal Jabar masih menjadi nomor satu ditanah air, tapi masyarakat sendiri belum mengetahui sepenuhnya produk teh asal daerajh sendiri dan cenderung mulai mencoba-coba produk teh inpor yang belum jelas khasiatnya.
Produksi teh yang dihasilkan asal Jabar, menurut Ginanjar, rata-rata per tahun mencapai ratusan ribu ton, dan sekarang mulai menghadapi tantangan yang harus dicarikan solusinya. Adanya pengurangan areal tanam teh dengan rata-rata per tahun mencapai 2.000 Ha sampai 3.000 Ha per tahun dan teh impor menjadi tantangan yang harus dihadapi dan diantisipasi.
Kendati setiap tahun terjadi pengurangan areal tanam teh, hingga sekarang belum berdampak pada menurunnya produksi teh secara signifikan namun hal ini perlu disikapi. Karenanya melalui festival teh yang diselenggarakan secara rutin akan mampu menjadikan teh kita masih menjadi tuan di negeri sendiri, ujar Ginanjar.
Festival Teh yang merupakan agenda tahunan dan sekarang sudah keenam kalinya akan berlangsung hingga Minggu (20/11) mendatang. Selain pameran aneka produk teh, dan pasar lelang, juga diselenggarakan seminar peningkatan kreativitas untuk produk agribisnis. (A-87/das)***
sumber : www.pikiran-rakyat.com
Namun meski 75 persen pasar teh Tanah Air masih dikuasai produksi teh asal Jawa Barat, tapi kita harus mengantisipasi kehadiran teh inpor dari Vietnam maupun India. Bila kita tetap menjadikan mengkonsumsi teh sebagai budaya maka teh impor tidak akan berkembang pemasarannya di negeri kita, ujar Wakil Gubernur Dede Yusuf, saat membuka Festival Teh 2011 bertempat di venue Cihampelas Walk, Jalan Cihampelas Bandung, Jumat (18/11).
Upaya pelestarian maupun sosialisasi saja menurut Dede Yusuf belum cukup untuk mengamankan keberadaan teh priangan. Selain harus mendorong perkebunan teh rakyat dengan peningkatan kualitas, juga perlu terobosan menjadikan teh bagian dari olahan kuliner.
Kegiatan Festival Teh yang diselenggarakan Dinas Perkebunan Jabar beserta Dewan Teh Indonesia serta Masyarakat Teh Indonesia dan petani teh Jabar, dinilai Dede Yusuf telah terjadi kemajuan. Selain melibatkan masyarakat petani teh, festival (teh) kali ini menggelar lelang teh yang bila dilakukan secara rutin akan mengangkat keberadaan perkebunan teh rakyat dan juga teh priangan, ujar Dede.
Sementara Kepala Dinas Perkebunan Jabar, Ginanjar mengatakan, pada event (festival teh) tahun ini, selain memamerkan anekan produk teh kemasan, kepada pengunjung festival juga disosialisasikan berbagai cara meminum teh dan juga kopi. Mengingat kedua hasil produk perkebunan tersebut merupakan potensi yang dihasilkan asal Jabar sangat besar, bahkan telah merambah pasar ekspor maka pada kesempatan kegiatan (festival teh) kali ini kita lakukan sosialisasi mengkonsumsi teh dan kopi, ujar Ginanjar.
Ditambahkan Ginanjar, promosi produk teh melalui festival teh merupakan bagian dari upaya memperkenalkan produk teh kepada masyarakat agar masyarakat memanfaatkan teh asal Jabar. Karena hingga saat ini teh asal Jabar masih menjadi nomor satu ditanah air, tapi masyarakat sendiri belum mengetahui sepenuhnya produk teh asal daerajh sendiri dan cenderung mulai mencoba-coba produk teh inpor yang belum jelas khasiatnya.
Produksi teh yang dihasilkan asal Jabar, menurut Ginanjar, rata-rata per tahun mencapai ratusan ribu ton, dan sekarang mulai menghadapi tantangan yang harus dicarikan solusinya. Adanya pengurangan areal tanam teh dengan rata-rata per tahun mencapai 2.000 Ha sampai 3.000 Ha per tahun dan teh impor menjadi tantangan yang harus dihadapi dan diantisipasi.
Kendati setiap tahun terjadi pengurangan areal tanam teh, hingga sekarang belum berdampak pada menurunnya produksi teh secara signifikan namun hal ini perlu disikapi. Karenanya melalui festival teh yang diselenggarakan secara rutin akan mampu menjadikan teh kita masih menjadi tuan di negeri sendiri, ujar Ginanjar.
Festival Teh yang merupakan agenda tahunan dan sekarang sudah keenam kalinya akan berlangsung hingga Minggu (20/11) mendatang. Selain pameran aneka produk teh, dan pasar lelang, juga diselenggarakan seminar peningkatan kreativitas untuk produk agribisnis. (A-87/das)***
sumber : www.pikiran-rakyat.com