Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan menyatakan, saat ini seni dan budaya Sunda semakin dijauhi oleh orang Sunda. Mereka merasa gengsi untuk mengangkat seni dan kebudayaannya.
Hal itu diungkapkan Gubenur pada pelantikan pengurus Badan Musyawarah Masyarakat (Bamus) Sunda angkatan kedua periode 2011 - 2016 di Graha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jln. Dipati Ukur Bandung, Sabtu (5/11). Syarif Bastaman dilantik sebagai Ketua Bamus Sunda menggantikan Adang Darodjatun.
Pejabat lain yang dilantik yaitu Drs. Ernawan S. Koesoemaatmadja, M.B.A., C.I.Q.A. (Sekjen), Dr. Avip Saefullah, M.Pd. (Dewan Karesian), dan Ir. R. Roza Mintaredja (Dewan Karamaan).
Sejumlah pejabat hadir dalam pelantikan tersebut, seperti Wali Kota Bandung Dada Rosada, Wakil Wali kota Bandung Ayi Vivananda, serta sejumlah pejabat lainnya dan para tokoh Sunda, termasuk penggagas Bamus Sunda, Adang Darodjatun.
Menurutnya, seni dan budaya Sunda dijauhi orang Sunda karena budaya Sunda kurang dikenal masyarakat. Pasalnya, media massa kurang memberikan ruang bagi perkembangan kesenian dan kebudayaan Sunda.
"Kurangnya ruang di media massa ini membuat seni dan budaya Sunda kurang dikenal olah masyarakat," tandasnya.
Ia menyatakan, dijauhinya budaya Sunda oleh orang Sunda dapat terlihat kini masyarakat sudah tidak nanggap kesenian seperti wayang golek, calung, reog, dan sebagainya. Tidak hanya itu, pakaian khas Sunda maupun bentuk dan jenis bangunan Sunda pun sudah banyak ditinggalkan.
"Masyarakat Sunda lebih mencintai dan menggemari seni budaya dari daerah dan negara lain. Dalam peribahasa Sunda, jati kasilih kujunti," terangnya.
Sehubungan hal tersebut, Gubernur mengajak masyarakat dan Bamus Sunda memelihara seni budaya agar bisa mendirikan dan membangkitkan jati diri bangsa. Menurutnya, ini bukan membangkitkan sifat kadaerahan yang sempit. "Tapi mengingatkan urang Sunda agar kembali pada jati dirinya yang diawali mencintai seni dan budayanya," tambahnya.
Pada kesempatan itu, Gubernur pun meminta agar orang Sunda mau jarambah ke berbagai daerah maupun negara dan hangan kembali jika belum sukses. Dia mencontohkan orang Cina yang di setiap negara ada dan mereka mampu menguasai ekonomi.
"Sekarang Cina mampu menguasai dunia di bidang ekonomi dan sebagainya," ujarnya.
Gubernur menilai, pelantikan Bamus Sunda bisa ngahangkeutkeun sumanget masyarakat dalam organisasi kasundaan serta mengembangkan ajen inajen kasundaan. "Saya berharap Bamus Sunda mampu mengajak masyarakat kembali pada jati diri orang Sunda," tandasnya.
Sementara Ketua Bamus Sunda Pusat, Syarif Bastaman menyatakan, Bamus Sunda siap berkontribusi untuk kemajuan Jabar, termasuk kemajuan seni dan budayanya serta bahasa Sunda. Gerakan kasundaan sudah sejak lama dilakukan berbagai organisasi kasundaan.
"Bamus Sunda akan menggali tetekon dan kearifan lokal budaya Sunda melalui bahasanya, untuk mengembalikan jati diri orang Sunda," tandasnya. (B.81)**Galamedia
Hal itu diungkapkan Gubenur pada pelantikan pengurus Badan Musyawarah Masyarakat (Bamus) Sunda angkatan kedua periode 2011 - 2016 di Graha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jln. Dipati Ukur Bandung, Sabtu (5/11). Syarif Bastaman dilantik sebagai Ketua Bamus Sunda menggantikan Adang Darodjatun.
Pejabat lain yang dilantik yaitu Drs. Ernawan S. Koesoemaatmadja, M.B.A., C.I.Q.A. (Sekjen), Dr. Avip Saefullah, M.Pd. (Dewan Karesian), dan Ir. R. Roza Mintaredja (Dewan Karamaan).
Sejumlah pejabat hadir dalam pelantikan tersebut, seperti Wali Kota Bandung Dada Rosada, Wakil Wali kota Bandung Ayi Vivananda, serta sejumlah pejabat lainnya dan para tokoh Sunda, termasuk penggagas Bamus Sunda, Adang Darodjatun.
Menurutnya, seni dan budaya Sunda dijauhi orang Sunda karena budaya Sunda kurang dikenal masyarakat. Pasalnya, media massa kurang memberikan ruang bagi perkembangan kesenian dan kebudayaan Sunda.
"Kurangnya ruang di media massa ini membuat seni dan budaya Sunda kurang dikenal olah masyarakat," tandasnya.
Ia menyatakan, dijauhinya budaya Sunda oleh orang Sunda dapat terlihat kini masyarakat sudah tidak nanggap kesenian seperti wayang golek, calung, reog, dan sebagainya. Tidak hanya itu, pakaian khas Sunda maupun bentuk dan jenis bangunan Sunda pun sudah banyak ditinggalkan.
"Masyarakat Sunda lebih mencintai dan menggemari seni budaya dari daerah dan negara lain. Dalam peribahasa Sunda, jati kasilih kujunti," terangnya.
Sehubungan hal tersebut, Gubernur mengajak masyarakat dan Bamus Sunda memelihara seni budaya agar bisa mendirikan dan membangkitkan jati diri bangsa. Menurutnya, ini bukan membangkitkan sifat kadaerahan yang sempit. "Tapi mengingatkan urang Sunda agar kembali pada jati dirinya yang diawali mencintai seni dan budayanya," tambahnya.
Pada kesempatan itu, Gubernur pun meminta agar orang Sunda mau jarambah ke berbagai daerah maupun negara dan hangan kembali jika belum sukses. Dia mencontohkan orang Cina yang di setiap negara ada dan mereka mampu menguasai ekonomi.
"Sekarang Cina mampu menguasai dunia di bidang ekonomi dan sebagainya," ujarnya.
Gubernur menilai, pelantikan Bamus Sunda bisa ngahangkeutkeun sumanget masyarakat dalam organisasi kasundaan serta mengembangkan ajen inajen kasundaan. "Saya berharap Bamus Sunda mampu mengajak masyarakat kembali pada jati diri orang Sunda," tandasnya.
Sementara Ketua Bamus Sunda Pusat, Syarif Bastaman menyatakan, Bamus Sunda siap berkontribusi untuk kemajuan Jabar, termasuk kemajuan seni dan budayanya serta bahasa Sunda. Gerakan kasundaan sudah sejak lama dilakukan berbagai organisasi kasundaan.
"Bamus Sunda akan menggali tetekon dan kearifan lokal budaya Sunda melalui bahasanya, untuk mengembalikan jati diri orang Sunda," tandasnya. (B.81)**Galamedia