-

Monday, May 23, 2011

Orang Tua Korban Kingdom Movement Community Putus Asa

Bandung - Eks Jemaat Gereja Bethel Tabernakel (GBT) Lengkong No 9, yang ditinggalkan anaknya kini dalam kondisi putus asa. Mereka mengaku tak bisa berbuat banyak. Karena itu, mereka berharap Polda Jabar segera membubarkan komunitas Kingdom Movement Community yang dibentuk Pendeta Hadassah J Werner, pemimpin GBT Lengkong.

"Tuntutan kami tidak banyak, kembalikan anak-anak kami. Biar kami sebagai orangtua kandungnya yang mendidik mereka," ujar Juru Bicara Eks Jemaat GBT Lengkong Arief, kepada wartawan di Jalan Sawung Galing No 2, Minggu malam (22/5/2011).

Menurut Arief saat ini kondisi orangtua korban banyak yang putus asa. Bahkan ada orangtua yang ingin dihipotis untuk menghilangkan ingatan bahwa ia memiliki anak.

"Awalnya mereka memaksa untuk ngekos. Kemudian tiba-tiba datang ke rumah untuk memutuskan hubungan. Kami sebagai orangtua dibuat tidak berdaya, ketika kami cari anak-anak kami, mereka mengancam akan pergi semakin jauh," kata Arief.

Hal itu diamini Susah (44), orangtua yang kehilangan dua putri kembarnya yang berusia 24 tahun. Putri kembarnya yang satu bekerja di Jakarta dan yang satu lagi di Bandung, namun tidak tinggal di rumah. Keduanya telah bergabung dengan Kingdom Movement Community yang dibentuk Pendeta Hadassah J Werner selama 1,5 tahun.

"Kalau yang di Jakarta pulang tidak ke rumah tapi ke rumah HW (Hadasah J Werner-red). Namun satu bulan sekali kadang pulang ke rumah, tapi saya tak bisa mengenalnya lagi. Hatinya sudah tak bisa disentuh oleh kita," tutur Susan yang terlihat menahan tangis. Kedua putrinya telah bergabung dengan Komunitas yang dibent

Kondisi yang sama juga dialami Indrawati Soediro yang kehilangan putra pertamanya bernama Wira. Dituturkan suami Indrawati, Kishore, istrinya bahkan sempat berlutut di hadapan anaknya untuk meminta dia pulang.

"Anak kami tidak tersentuh dengan tindakan ibunya itu. Bayangkan betapa tidak hancurnya hati seorang ibu," ujar Kishore yang akhirnya istrinya melaporkan kasus ini ke Polda Jabar pada November 2010 lalu.

Menurut Kishore, Hadassah telah mengontrak dua rumah di dekat rumahnya di kawasan Jalan Sersan Badjuri. Rumah itu untuk menampung jemaat kalangan muda yang meninggalkan orangtua mereka. "Jadi sebagian ada yang ngekos, sebagian lagi menetap di rumah itu," ungkapnya.

Pendeta Hadassah J Werner, pemimpin Gereja Bethel Tabernakel Lengkong No 9, diduga telah mengajarkan ajaran sesat kepada para jemaatnya, khususnya anak muda. Hadassah menjauhkan anak dari orangtuanya lalu membentuk komunitas yang diberi nama Kingdom Movement Community.

Dalam ajarannya, Hadassah menyatakan jika ibu kandung hanya sebagai jalan lahir saja. Kedudukannya lebih rendah dibandingkan dengan ibu rohani, yang tiada lain dirinya.

(ern/ern)


sumber : bandung.detik.com

Artikel yang Berkaitan

1 komentar:

ATAS NAMA PLURALISME, DEMOKRASI DAN HAK ASASI MANUSIA SERTA MENERUSKAN AMANAT DARI BAPAK PAHLAWAN PLURALISME INDONESIA MAKA DENGAN INI SAYA MENYATAKAN DUKUNG PENUH KEPADA PENDETA HADASSAH J WERNNER UNTUK MENERUSKAN AJARANNYA

-

Post a Comment