REPUBLIKA,DEABORN--Muslim AS menjadi pihak yang paling terpojok karena tragedi 9 September 2001. Kini asa tertekan mulai mengendur saat berita kematian pemimpin Alqaidah, Usamah bin Laden, disampaikan langsung oleh Presiden AS, Barrack Obama. Berita itu mendapat sambutan luar biasa masyarakat AS, utamanya komunitas Muslim.
"Usamah bin Laden mati. Bagus, sekarang saya bisa mendapatkan identitas kembali setelah 10 tahun. Bisa menjadi seorang Palestina dan merasa tenang," kata Linda Sarsour dalam akun Twitter miliknya, seperti dikutip jurnalnow.com, Rabu (11/5).
Pernyataan Linda, merupakan satu contoh dari pandangan kebanyakan komunitas Muslim AS soal Usama bin Laden. Menurut mereka, tokoh paling dicari AS itu merupakan sumber masalah dan hanya memunculkan kesulitan bagi saudara-saudaranya di AS. Atas dasar alasan itu, eforia kematian bin Laden merupakan klimaks dari upaya menghapus ketakutan dan kecurigaan warga AS terhadap kalangan Muslim selama satu dekade terakhir.
"Saya melihat perubahan segera setelah serangan terhadap Usamah. Tetangga saya yang semula acuh mendadak menaruh minat untuk mengetahui tentang Islam," papar dia.
Ali Shebley, warga pinggiran Detroit, menilai Usamah telah membajak identitas keislaman dirinya. Kini, usai berita kematian Usamah disebarkan, dia merasa komunitas Muslim AS memiliki nafas kembali, jauh dari tekanan dan mulai berpikir rasional kembali. "Beban saya merasa ringan," kata dia saat menghadiri shalat Jumat di Dearborn's Islamic Center.
Umar Issa, seorang mahasiswa baru di Kansas Wesleyan University yang dibesarkan di Los Angeles, mengatakan ia merasa telah mengalami diskriminasi karena bin Laden. "Kadang-kadang teman-teman saya membuat lelucon yang menyakitkan," kata dia. Issa mengungkap kematian bin Laden akan membuka peluang kesepahaman lebih dalam antara AS dan Muslim.
sumber : www.republika.co.id