Bandung - Pelaku pelempar bom molotov di ATM Bank BNI Jalan Dipatiukur dini hari tadi diduga berasal dari kelompok NII, tapi bukan NII KW9 yang dinilai hanya kelompok dengan motif penipuan. Pelakunya sendiri diduga belum bisa membuat bom rakitan sehingga menggunakan bom molotov dalam aksinya.
Hal itu dikemukakan pengamat terorisme Universitas Malikussaleh, NAD, Al Chaidar. "Kelompok ini belum punya kemampuan merakit bom," kata Chaidar kepada wartawan usai menjadi pembicara dalam diskusi nasional 'Pengaruh Terorisme Dalam Media Massa' di Aula Kampus Unisba, Jalan Tamansari, Kamis (30/6/2011).
Chaidar sendiri belum bisa memastikan dari kelompok NII daerah mana pelakunya berasal. Jika dianalisis, kelompok NII yang ditangkap di kawasan Cibiru, Bandung, beberapa waktu lalu punya kemampuan beda dengan pelaku bom ATM BNI.
"Setahu saya kelompok Cibiru sudah punya kemampuan untuk buat bom (rakitan). Tapi kelompok (NII) lain juga masih ada yang gunakan bom molotov dalam aksinya," jelas Chaidar.
Menurut Chaidar, kelompok NII ada 14 faksi. Setiap faksi 'bersaing' untuk membuat teror. Sehingga, ia mengaku sulit memprediksi dari kelompok atau faksi mana pelaku bom molotov ATM BNI berasal.
"Dia kan ada 14 faksi. Masing-masing faksi ingin tunjukkan eksistensinya. Bagi mereka, kalau ada (faksi) lain melakukan teror bom, ada semacam persaingan (dengan faksi lain)," tandas Chaidar.
Chaidar menambahkan, pihaknya saat ini akan mempelajari kasus bom molotov ATM BNI untuk memastikan dari kelompok mana pelakunya berasal.
Sementara terkait aksi teror bom molotov, sambung Chaidar, hal itu juga pernah terjadi di Manado sekitar tiga bulan lalu. "Serangannya sama seperti itu," ucap Chaidar.
(ors/ern)
sumber : bandung.detik.com
Apa itu Progressive Web Apps?
8 years ago