Bandung - Senopati Keprabonan Cirebon Muhammad Muchlas menyimpan sebuah pusaka sejenis pisau yang bernama Pangot Pangurat. Konon, senjata itu dulunya dimiliki salah seorang wali, yaitu Sunan Kalijaga.
"Ini pusaka yang cukup tua usianya, sekitar 700 tahun. Ini senjata Sunan Kalijaga," ujar Muchlas yang mengeluarkan Pangot Pangurat dari balik baju adat yang dikenakannya.
Hal itu dikemukakan Muchlas saat ditemui di kegiatan pameran benda pusaka di Museum Konferensi Asia-Afrika, Jalan Braga, Sabtu (25/6/2011).
Bahkan menurut cerita Babad Ramayana, senjata itu merupakan pemberian dari Nabi Khidir. Dulunya, Nabi Khidir memberikan dua senjata pada Sunan Kalijaga.
"Salah satunya yang ini," katanya sambil memperlihatkan bentuk pisau berukuran kurang dari 10 centimeter itu.
Pisau itu, sambung Muchlas, dipakai Sunan Kalijaga untuk membuat wayang golek yang kemudian dipakai sebagai media menyebarkan ajaran Islam pada masyarakat.
"Babad Ramayana juga ditulis Sunan Kalijaga pakai ini. Kalau dulu kan ada tinta khusus, jadi nulisnya bisa pakai ini," ungkapnya.
Muchlas mengatakan, pusaka itu didapatkannya lewat perantara seseorang. "Pusaka itu kadang-kadang mencari tuannya (yang baru). Ini dikasih seseorang, tapi saya pakai mahar juga biar yang ngasih ikhlas," tuturnya.
Diberikannya pusaka itu pada Muchlas, karena pemilik sebelumnya tidak merawat sang Pangot Pangurat.
"Tidak dirawat. Makanya waktu ke tangan saya sedikit-sedikit saya perbaiki, saya pasangi gagang," jelasnya.
Berdasarkan cerita, kata dia, Pangot Pangurat itu dimiliki turun temurun oleh keluarga keturunan Sunan Kalijaga.
"Saya sendiri bukan keturunan Sunan Kalijaga, tapi kalau dirunut mungkin saja masih keturunan. Tapi mungkin di balik itu saya sudah jodoh sama pusaka ini," tandas Muchlas.
(ors/ern)
sumber : bandung.detik.com
Apa itu Progressive Web Apps?
8 years ago