SURABAYA, KOMPAS — Puluhan mahasiswa menggelar unjuk rasa memperingati Hari Kebangkitan Nasional di depan Museum Tugu Pahlawan Surabaya, Kamis (12/5/2011) sore. Mereka tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM-SI).Unjuk rasa mereka diramaikan aksi teatrikal dengan membakar keranda mayat, yang dimaksudkan untuk membuang sial gerakan mahasiswa yang, menurut mereka, terus dibelenggu oleh pemerintah."Semoga dengan pembakaran keranda ini, kesialan gerakan mahasiswa selesai sampai di sini. Ke depan gerakan mahasiswa harus tetap hidup," kata Koordinator BEM-SI Dalu Nuzlul Kirom dalam orasinya.Dia yakin, kekuatan gerakan mahasiswa mampu memberi warna dalam perjuangan bangsa menindak ketidakadilan dan penindasan. Turunnya Presiden Soeharto dari kursi presiden, menurut Dalu, adalah bukti mahasiswa adalah elemen perjuangan yang perlu diperhitungkan.Namun, menurut dia, saat ini ada indikasi pelemahan mahasiswa dari sisi lembaga pendidikan. Rancangan Undang-Undang (RUU) Perguruan Tinggi yang mengatur organisasi mahasiswa adalah upaya pelemahan gerakan mahasiswa secara sistematis."RUU Intelijen pun nantinya akan membolehkan intelijen berkeliaran di kampus," kata Dalu.Dalam aksinya, puluhan mahasiswa dari berbagai kampus di Surabaya dan Malang itu pun menggelar shalat jenazah untuk empat mahasiswa Trisakti, Jakarta, yang 13 tahun lalu menjadi korban penembakan aparat saat mengawal reformasi.Namun, sayangnya, menurut Dalu, cita-cita reformasi yang mengorbankan nyawa mahasiswa 13 tahun lalu itu belum tercapai. "Kasus dana Century yang menguap, upaya pelemahan KPK, dan banyaknya warga negara yang belum terjangkau akses pendidikan murah adalah beberapa contoh kasus bahwa cita-cita reformasi belum tercapai," katanya.