KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Anggota Densus 88 Antiteror Polda Metro Jaya saat melakukan latihan penanggulangan terorisme di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (17/12/2008). JAKARTA, KOMPAS - Penyergapan dua terduga teroris di Jalan Pelajar Pejuang, Cemani, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (14/5/2011) dini hari, merupakan hasil pengembangan dari penangkapan empat terduga teroris sebelumnya. Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Boy Rafli Amar, mengatakan, empat terduga teroris yang ditangkap sebelumnya yakni Edi T alias Edi Jablay, Ari Budi alias Abas alias Irwan, Hari Budiarto alias Nobita, dan Aripin Haryono. Mereka ditangkap Kamis (12/5/2011). Dari penggeledahan di rumah Hariyanto di Jalan Perkutut, Banmati, Sukoharjo, jelas Boy, pihaknya menyita 183 butir peluru kaliber 9 mm dan 381 butir peluru kaliber 5,56. Penangkapan keempatnya merupakan pengembangan dari para tersangka yang terlibat aksi teror bom bunuh diri di Cirebon, Jawa Barat. "Mereka (4 terduga teroris) sebagai kelompok pemasok senjata api dan amunisi, termasuk granat. Saat ini masih diperiksa secara intensif oleh Densus 88," kata Boy melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Sabtu. Seperti diberitakan, dalam baku tembak di Solo dini hari tadi, dua terduga teroris, yakni Sigit Qurdowi dan pengawalnya, Hendro, tewas tertembak. Sigit menembak saat hendak ditangkap. Tembakan Sigit menewaskan Nur Iman, pedagang angkringan tak jauh dari lokasi kejadian. Dari para tersangka, kepolisian menyita dua pucuk senjata api jenis FN, satu pucuk jenis Baretta, satu granat manggis aktif, dan sekitar 100 butir peluru untuk FN.
Apa itu Progressive Web Apps?
8 years ago