BANJARNEGARA, KOMPAS.Com - Tujuh puluh dua warga Desa Asinan,Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, mengungsi gara-gara terjadi pergerakan tanah di kawasan permukiman mereka. Tiga bangunan bahkan rusak berat pada Selasa (3/5) dini hari. Sekitar 30 rumah lainnya terancam, karena berada pada radius 20 meter dari lokasi kejadian. Staf Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Banjarnegara, Andri Susilo, mengimbau agar masyarakat di RT 03 RW 03 Dusun Mangunharjo, Desa Asinan, Kecamatan Kalibening, itu tetap waspada, karena hujan deras yang diperkirakan masih terjadi dalam beberapa hari ke depan. Kondisi itu dapat memicu pergerakan tanah susulan. "Sebaiknya warga mengungsi ke rumah-rumah saudaranya atau tempat yang lebih aman. Dalam beberapa hari ke depan, hujan deras diperkirakan masih akan turun," ujar Andri Susilo. Pergerakan tanah Selasa kemarin terjadi sekitar pukul 00.00-02.00, saat hujan deras mengguyur wilayah itu. Tanah selanjutnya retak-retak dan bergerak ke bawah, karena kontur tanah yang miring. Akibatnya, dua rumah serta satu masjid rusak berat. Rumah yang rusak justru yang dibangun secara permanen menggunakan tembok. Rumah-rumah yang terbuat dari kayu dan bambu, justru tidak rusak. Pemerintah Kabupaten Banjarnegara melalui tim penanggulangan bencana (rintisan) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB), telah melakukan beberapa langkah antisipasi antara lain menutupi retakan-retakan tanah agar air tidak masuk ke dalamnya. Selain itu, ungkap Andri yang juga anggota tim Penanggulangan Bencana Bagian Kesra Sekretariat Daerah Banjarnegara, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Energi Sumber Daya Mineral (PSDA dan ESDM) untuk meneliti kondisi tanah di tempat tersebut. Tim Dinas PSDA dan ESDM akan meneliti kemungkinan masih adanya pergerakan tanah di lokasi itu. Zona rawan Menurut Andri, lokasi bencana memang rawan pergerakan tanah. Kemiringan tanah di wilayah itu mencapai 30 derajat. Selain merusak rumah, pergerakan tanah menyebabkan lahan pertanian yang terletak di bawah permukiman warga juga longsor. Hingga Selasa sore, langkah tanggap darurat termasuk penyaluran logistik bagi para pengungsi masih dilakukan. Sebulan ini, terjadi dua kali pergerakan tanah di wilayah Banjarnegara yang menyebabkan kerusakan rumah warga. Awal April 2011, 22 rumah di Dusun Prigi, Desa Kalitlaga, Kecamatan Pagentan, roboh akibat tanah bergerak yang dipicu hujan deras. Sebelumnya, berdasarkan peta kerawanan bencana alam dari Dinas ESDM Jawa Tengah, sekitar 60 persen wilayah Banjarnegara termasuk kategori zona merah atau rawan bencana alam, terutama tanah bergerak.Ketua Satlak Bencana yang juga Wakil Bupati Banjarnegara, Soehardjo, menuturkan, ancaman pergerakan tanah diperparah perilaku masyarakat yang kurang memperhatikan faktor-faktor ekologi dalam beraktivitas. Misalnya, membuat kolam di wilayah perbukitan yang masuk zona merah. Rembesan air dari kolam saat mengumpul pada sekat antara tanah dan bebatuan penopang tanah, dapat memicu terjadinya pergerakan.Selain itu, aktivitas penggemburan tanah juga masih banyak dilakukan. Bahkan banyak warga mengganti tanaman keras dengan tanaman budidaya semusim, seperti kentang dan cabai.
Apa itu Progressive Web Apps?
8 years ago