SEMARANG, - Logistik untuk penduduk yang mengungsi akibat erupsi Kawah Timbang, di Pegunungan Dieng, cukup hingga pertengahan Juni 2011. Hal tersebut dikatakan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo."Pemerintah Kabupaten Banjarnegara menyatakan masih mampu memenuhi kebutuhan logistik selama bencana Dieng hingga 14 Juni," kata gubernur usai memberi kuliah umum peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan XVII Lembaga Ketahanan Nasional, di Semarang, Senin (6/6/2011).Menurut dia, kesanggupannya Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dalam pemenuhan kebutuhan logistik tersebut masih dalam batas masa tanggap darurat. Setelah batas masa kesanggupan tersebut, lanjut dia, pemerintah provinsi akan mengevaluasi kemampuan pemerintah kabupaten setempat."Kalau Kabupaten Banjarnegara sudah tidak mampu, pemerintah provinsi siap untuk membantu," katanya.Hingga saat ini, kata dia, belum ada indikasi penurunan kadar gas beracun yang menyebur dari Kawah Timbang, di Pengunungan Dieng. "Status masih siaga III, belum ada indikasi penurunan kondisi," katanya.Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan konsentrasi gas beracun Karbondioksida atau CO2 yang dikeluarkan Kawah Timbang masih tinggi. "Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan pukul 00.00-06.00 WIB, konsentrasi gas CO2 terekam maksimum 1,95 persen volume," kata Kepala Bidang Evaluasi Potensi Bencana PVMBG, Gatot M Sudrajat.Sementara untuk kegempaan, kata dia, dalam pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB terjadi satu kali gempa hembusan, dua kali gempa vulkanik dalam, satu kali gempa tektonik lokal, satu kali gempa tektonik jauh.Terkait hal itu, dia mengatakan, hingga saat ini status Kawah Timbang masih siaga dan kemungkinan jarak luncur gas masih signifikan sehingga PVMBG masih merekomendasikan pengosongan wilayah dalam radius satu kilometer dari kawah tersebut."Ini tentunya akan berkembang. Jika nanti ada penurunan terutama konsentrasi gas CO dan CO2, radius tersebut bisa diperkecil lagi," katanya.
sumber : www.kompas.com
Apa itu Progressive Web Apps?
8 years ago