SHUTTERSTOCK Ilustrasi YOGYAKARTA, KOMPAS - Sri Hartini (40) warga Genden, Butuhan Delanggu, Klaten, Jawa Tengah, Selasa pagi (10/5/2011) sekitar pukul 6.30 tewas tersambar kereta api Prambanan Ekspress (Prameks) di kawasan Pasar Talok Gondokusuman, Yogyakarta. Kejadian berawal ketika korban yang juga pedagang kain di Pasar talok tengah berjalan kaki menyeberang rel di kawasan Pasar Talok. Semula ada kereta dari arah barat ke timur, dan korban menunggu kereta tersebut lewat. Setelah kereta lewat, korban pun menyeberang. Namun korban tidak tahu, ternyata masih ada kereta Prameks dari Solo menuju Yogyakarta di jalur sebaliknya. Korban pun tersambar dan meninggal seketika di lokasi. Jasad korban kemudian dievakuasi dan dibawa ke RSUP Sarjito Yogyakarta. Kepala Humas PT Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta, Eko Budiyanto mengatakan, banyak warga di daerah Pasar Talok pada pagi hari yang melakukan beragam aktifitas. Padahal daerah tersebut oleh PT Kereta Api Daop VI pernah diberi pagar, namun warga tetap melintas di kawasan yang seharusnya steril dari segala macam kegiatan. "Sebab berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2007, daerah kawasan rel adalah daerah steril. Selain itu, Saat ini sudah jalur ganda dan frekuensi kereta yang melintas cukup sering dan berjalan sangat cepat. Di samping itu, suara kereta api sekarang ini tidak sekeras dulu sehingga dari jarak jauh tidak terdengar," ujar Eko. Eko lantas mengimbau warga masyarakat untuk tidak berada di kawasan jalur rel kereta api, apalagi menggunakan kawasan di sekitar rel kereta api untuk berbagai aktifitas. "Kami sudah berulang kali mengimbau kepada warga masyarakat untuk tidak berada di kawasan jalur kereta api," ujarnya.
Apa itu Progressive Web Apps?
8 years ago